8. Surat Undangan

51.3K 6.2K 884
                                    

----

☘☲☘☲☘☲☘☲☘

"Dia sangat-sangat cantik! Bahkan dewi saja kalah darinya!" Ucap putri Sasimi dengan wajah bangga.

"Ahh Ibunda ... Putri ini sangat ingin dia menjadi jiejie putri ini." lanjutnya sembari menatap langit-langit ruangan. Dia sedih mengingat jie-jie nya sangat kejam ketika memperlakukan dirinya, seandainya Kyra yang menjadi jiejie nya pasti putri Sasimi tidak akan kesepian dan memiliki saudari perempuan yang bisa diajak bermain.

Kaisar, permaisuri, dan para pangeran tidak bisa untuk tidak bersedih melihat ekspresi gadis yang awalnya ceria itu kini berwajah murung dan lesu.

"Baiklah Mi'er, ibunda akan berusaha agar gadis itu menjadi jiejie mu kelak." Ucap permaisuri Liu Wei tersenyum hangat. Ia kemudian menatap wajah putranya satu persatu ingin melihat siapa yang cocok untuk gadis yang diceritakan anaknya tadi. Hanya pangeran Mahkota dan Pangeran ke-enam yang sudah memiliki tunangan, sisanya permaisuri akan mempertimbangkan.

"Jangan bilang kalau gadis yang Mi'er katakan itu adalah orang yang dibicarakan masyarakat dipasar tadi," tebak pangeran kedua.

"Kau benar gege, dia menjadi perbincangan masyarakat saat ini." raut wajah putri Sasimi kembali ceria dan berbinar-binar. Kemudian melanjutkan, "masyarakat kerajaan Qiang sepertinya baru pertama kali juga melihatnya, mereka juga terkejut sama seperti putri ini."

"Pangeran ini penasaran seberapa cantik dan hebatnya dia." kata pangeran Wixiang. Pangeran ketiga kerajaan Wei yang berumur 17 tahun.

'Begitu juga denganku, aku akan mencari nya.' batin pangeran Mahkota dan tiga pangeran lainnya. Sedang kan pangeran lainnya nampak tidak tertarik.

"Ibunda bagaimana jika dia menjadi tunanganku saja? Pangeran mahkota kan sudah ada putri dari kekaisaran Qiang.." kata pangeran ketujuh, pangeran Ji luan.

Pletak

Jitakan kuat mendarat mulus kekepala Pangeran Ji luan dari pangeran ketiga, Wixiang. Nampak pangeran lainnya pun merasa puas menistakan Pangeran Ji luan. Sedangkan permaisuri, Kaisar, dan para selir itu nampak terkekeh kecil melihat tingkah anak-anaknya.

"Jangan asal bicara adik ketujuh. Gadis itu akan menjadi milikku!" Sahut pangeran Mahkota kerajaan Wei itu sontak membuat seisi ruangan terkejut. Tiga dari sebelas selir diruangan itu terbatuk ketika mendengarnya ucapannya.

"Pangeran--bukankah kau sendiri yang asal bicara? Kau sudah mempunyai tunangan dari putri kerajaan Qiang dan besok kita akan mengadakan acara perjamuan untuk membahasnya." ucap Selir Agung membuka suara, ia tidak menyangka pangeran Mahkota akan melupakan tunangannya dari kerajaan Qiang itu

"Tidak. Pertunangan ini bisa dibatalkan. Ia kan, ibunda?" tanya pangeran Mahkota dengan dingin. Pertanyaannya itu malah mengundang gelak tawa seisi ruangan.

Permaisuri menggeleng pelan sembari tersenyum kecil cukup untuk menjawab pertanyaan anaknya itu, sedangkan pangeran Mahkota kini sudah menjadi bahan ledekan dari adik-adiknya yang lain.

"Apa yang kau pikirkan? Kasihan tunanganmu di Kerajaan Qiang."

"Pangeran ketujuh benar, jika memilih gadis itu kau akan membuat putri Lan Shi menangis."

𝙏𝙞𝙢𝙚 𝙏𝙧𝙖𝙫𝙚𝙡 : 𝙤𝙛 𝙖 𝘾𝙤𝙡𝙙-𝙃𝙚𝙖𝙧𝙩𝙚𝙙 𝙒𝙤𝙢𝙖𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang