_____________________ _ _
🌹🌹🌹
"Iblis sepertimu hanyalah noda hitam yang tak pantas menyentuh bumi. Tapi tenang, karena menyingkirkan mu—adalah tugasku sebagai malaikat suci."
_Zhishu_
🌹🌹🌹
_ _ _______________________***
Alunan musik menggema di setiap sudut wilayah Kerajaan Qiang menciptakan suasana yang bising sekaligus pengap. Hari itu, seluruh anggota istana dari para bangsawan, pelayan, hingga prajurit berbaris rapi di sepanjang jalan utama. Sosok agung yang telah lama dinantikan akan segera tiba.
Gendang dan alat musik tradisional dipukul lebih keras, membelah udara dengan irama yang menggetarkan dada. Ketika kereta kuda berhias kain sutra emas meluncur perlahan semua orang segera menunduk dalam-dalam.
Dari dalam kereta itu, turunlah seorang wanita paruh baya yang tetap memancarkan pesona luar biasa. Perhiasan emas menjuntai anggun dari kepala hingga mata kakinya—menandakan kegemarannya pada kemewahan dan status. Musik dimainkan semakin nyaring, seolah mengiringi langkah seorang dewi turun dari langit.
"Salam, Ibu Suri!" seru semua orang serempak, bersujud menyentuh lantai marmer yang dingin dan licin.
Ibu Suri hanya menatap mereka tanpa ekspresi. Sorot matanya tajam dan wajah datarnya menyebarkan aura wibawa yang dingin serta tak terbantahkan. Ia mengangkat tangannya setinggi dada, sebuah isyarat. Semua orang pun perlahan bangkit dari sujud.
Di hadapan wanita itu sudah berdiri kaisar Li Quan, selir Athi, selir Annchi, serta seorang putri istana yang jarang muncul di depan publik—Putri Kedua.
Keringat dingin membasahi pelipis mereka, terutama ketika tatapan tajam Ibu Suri menyapu sekeliling.
"Bukankah ini acara duka?" ucapnya lirih, namun cukup untuk menusuk semua yang hadir. "Mengapa kalian memainkan musik seperti sedang merayakan pesta?"
Suasana sontak hening. Para prajurit pemukul gendang segera menjatuhkan diri, memohon ampun dengan gemetar. Aura intimidasi yang memancar dari wanita paruh baya itu terlalu kuat untuk diabaikan, membuat siapa pun menunduk dalam ketakutan.
Padahal, ide menyambut kedatangan sang ibu suri dengan musik itu datang dari Kaisar sendiri.
"Apa salahnya kami menyambut kedatangan ibunda dengan suka ria?" ucap Kaisar Li Quan, menghela napas seolah berusaha bersikap tenang.
Ibu Suri hanya mendongakkan kepala dengan angkuh, melewati para pelayan istana yang langsung membungkuk dalam-dalam saat ia melintas. Denting perhiasan emasnya bergema setiap langkahnya berpijak, bergesekan satu sama lain di bawah sinar matahari yang membakar.
Ia berjalan masuk ke aula istana, tubuhnya bersinar keemasan seolah membelah hawa panas dan ketegangan. Para anggota kerajaan lainnya mengikuti di belakang, yaitu Kaisar Li Quan, selir Athi, selir Annchi, dan putri kedua. Semuanya diam membisu.
Mereka menuju Paviliun Bulan, tempat tubuh Putri Lan Shi dibaringkan. Tepat setelah melihat kondisi putri Lan Shi, tubuh wanita paruh baya itu membeku.
"Ini ... Ini Ki’er yang melakukannya?" Suaranya terdengar tidak percaya.
"Benar, Ibu Suri," jawab selir Athi pelan, wajahnya menegang.
Namun, di balik keramaian itu, terdengar isak tangis tertahan. Semua kepala serempak menoleh, menatap iba ke arah seorang gadis muda yang usianya tak jauh berbeda dengan Putri Azkia.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙏𝙞𝙢𝙚 𝙏𝙧𝙖𝙫𝙚𝙡 : 𝙤𝙛 𝙖 𝘾𝙤𝙡𝙙-𝙃𝙚𝙖𝙧𝙩𝙚𝙙 𝙒𝙤𝙢𝙖𝙣
Fantasy▶KYRA MARSHELYNA. Seorang jenderal berdarah dingin yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk misi---tanpa belas kasih, tanpa ragu. Ia bukan hanya prajurit terbaik negaranya, tapi juga senjata hidup yang siap menghabisi siapa pun yang menjadi ancaman. ...