Kam, 27 mei 2021
22-jun-2023***
Dikediaman paviliun Dingin, Kyra membiarkan Ibu suri, selir Athi, pangeran mahkota Zhang, dan juga dua pangeran kembar Fang Zi dan Fang Bo menemaninya sembari mengobati luka Mingmei.
Meskipun agak heran dengan jalan pikir ketiga pangeran tersebut yang entah mengapa tiba-tiba peduli dengan urusan Kyra. Dulu pangeran mahkota Zhang jarang sekali mengunjungi kediaman putri Azkia karena di sibukkan oleh pelatihan ketahtaan putra Mahkota, dia berkunjung bisa diingat dengan hitungan jari.
Pangeran mahkota Zhang yang di ingatan putri Azkia adalah sosok yang dingin dan tidak mudah didekati, sangat sulit digapai meskipun dia kakak kandungnya sendiri. Meski begitu, pangeran Zhang selalu melindungi putri Azkia disaat-saat genting seperti ketika terkena masalah atau dijatuhi hukuman berat oleh Kaisar.
Putri Azkia tidak benar-benar sendiri, dia memiliki sosok pelindung yang hebat. Sikap pangeran Zhang yang selalu dingin kepada putri Azkia bukan semata-mata karena dia menginginkannya, dia hanya merasa tidak pantas menjadi seorang kakak yang tidak selalu ada disisi adiknya. Nyatanya pangeran yang dikenal berhati dingin itu memiliki kehangatan yang tidak mampu disembunyikan meskipun dia berusaha kuat menutupinya.
Kyra tidak bisa menganggap pemuda itu sebagai orang asing karena perasaan Kyra dan putri Azkia telah menyatu dalam satu raga. Perlahan tapi pasti rasa sayang putri Azkia kepada pangeran Zhang juga akan menyelimuti Kyra.
Namun, Kyra berusaha kuat untuk menekannya karena tidak ingin terlena dalam hubungan palsu. Benar, Kyra harus meyakinkan dirinya untuk menahan diri. Pemuda itu tidak tahu bahwa yang di hadapannya ini adalah orang asing dari dunia luar yang berpura-pura menjadi adik kandungnya.
Lamunan Kyra terbuyar ketika mendengar suara ranjang yang berderit.
"Dayang Xia Mei jangan memaksakan diri," cegah ibu suri ketika Mingmei hendak bangkit dari posisinya berbaring.
Mingmei tak kuasa menolak tapi posisinya yang sekarang dikelilingi oleh keluarga kerajaan membuat Mingmei tidak nyaman jika berbaring, dihadapannya juga ada laki-laki tapi setiap kali ia ingin bangkit ibu suri dan selir Athi lekas melarang.
Kyra berjalan mendekat, duduk disamping ranjang sembari membawa guci berukuran kecil. Seketika harum semerbak tanaman obat yang bercampur bau asing memasuki indra penciuman mereka.
Pangeran Fang Zi menyatukan alis ketika mengetahui niat Kyra yang ingin mengobati Mingmei. "Bukankah lebih baik jika memanggil tabib istana?" sarannya.
Selir Athi menggeleng. "Semua tabib di kerahkan untuk mengobati Kaisar. Lagi pula ... Ki'er lebih dari seorang tabib! Cukup diam dan lihat saja." Selir Athi mengulas senyum bangga. Para pangeran hanya menurut.
Kyra menyingkap lengan hanfu Mingmei, goresan luka memanjang akibat seretan dari prajurit istana terpampang jelas membuat Mingmei saja tidak berani melihatnya.
Paviliun Dingin mendadak sunyi. Kyra melepas cadar hitamnya karena ia pikir tidak ada gunanya menyembunyikan wajah di hadapan orang yang telah mengetahuinya. Tanpa dia sadari semua orang diruangan itu terpana melihat wajah cantiknya yang begitu nyaman untuk dipandang.
Kulit Kyra yang seputih salju begitu halus dan lembut, hidung mancung, bibirnya tipis berwarna pink alami dan matanya itu sejernih kristal namun menyorot tajam. Anehnya, semua kecantikan itu menyatu dalam satu wajah yang ada dihadapan mereka, seolah hanya dengan wajah itu beribu nyawa rela dipertaruhkan demi memandangnya.
Para pangeran tidak bisa menyembunyikan sorot kekaguman meski berusaha berwajah datar, sedangkan pangeran Fang Bo sedari tadi bibirnya terbuka kecil menatap Kyra membuat ibu suri dan selir Athi terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙏𝙞𝙢𝙚 𝙏𝙧𝙖𝙫𝙚𝙡 : 𝙤𝙛 𝙖 𝘾𝙤𝙡𝙙-𝙃𝙚𝙖𝙧𝙩𝙚𝙙 𝙒𝙤𝙢𝙖𝙣
Fantasy▶KYRA MARSHELYNA. Sosok yang mengabadikan dirinya untuk menjadi seorang Jenderal di negaranya, hidup demi misi, dan menjadi senjata mematikan yang siap untuk membunuh. Sifatnya dingin dan kejam, hatinya sekeras baja dan tatapan matanya mampu menusu...