27. Sebuah Ramalan

38.7K 4.9K 209
                                    

Pubh: 12-1-2021

Maaf untuk Typo!! Happy reading!

Maaf untuk Typo!! Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Hati manusia hanyalah sebongkah batu baginya, ia jiwa yang bersifat iblis, jiwa yang mewakili seluruh bentuk ketidakadilan di muka bumi. Sang pedang tuhan."

***


***

"Tunjukkan jati dirimu yang sebenarnya."

"Siapa namamu."

"Dari mana kau berasal."

"Dan apa motif mu mengacaukan kerajaan ini."

Tangan Kyra sudah terkepal di bawah meja sembari menatap tajam ibu suri.

Kyra tidak pernah menyangka ada orang yang akan mengetahui rahasia besarnya begitu cepat. Ini di luar dugaan, Kyra benci sesuatu di luar rencana.

Ibu suri ini ...

Bagaimana dia bisa tahu?

Disaat orang lain tidak terlalu memperdulikan hal yang sangat kentara seperti ini dia justru menjadi orang yang paling teliti. Dia pasti sudah mengamati keanehan ini sedari awal lalu mengumpul fakta satu persatu, melakukan perbandingan kemudian membuat sebuah kesimpulan. Logika miliknya sudah bekerja melebihi batas orang normal pada zaman ini.

Kyra tidak tahu jika ia membongkar rahasia yang sebenarnya kedua wanita di depannya ini entah akan menjadi lawan atau kawan, yang pasti ...

Kyra harus memikirkan kemungkinan yang terburuk!

"Katakan siapa kau sebenarnya!" Perintah mutlak dari ibu suri membuat Kyra kembali ditekan, dipaksa, dan diharuskan untuk menjawab. Kyra menunduk dalam tetapi bukan karena takut. Dia hanya membiarkan pikirannya bergerak liar, membayangkan kemungkinan yang akan terjadi jika kedua wanita di depannya ini mengancam kehidupannya. Jika mereka adalah musuh maka Kyra tidak akan segan untuk membunuh mereka saat itu juga.

Melihat gadis dihadapannya nampak ketakutan lantas ibu suri berwajah puas. "Kau bukan putri ketiga yang asli." Senyum remeh terpatri di wajah keriputnya.

Kyra pun tersenyum dingin, karena bagi mereka nyawa tidaklah berharga maka Kyra akan dengan senang hati membuka topengnya dan menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya.

Kyra tidak lagi menunduk, ia mendongak penuh ketegasan sembari memancarkan sorot mata yang diliputi aura gelap. Tidak peduli eskpresi tegang dari kedua wanita itu, Kyra melepas cadar hitamnya, senyum miring nan berbahaya itu terpampang jelas di wajah cantiknya.

"Ya, aku memang bukan putri ketiga yang asli."

Selir Athi berwajah pias sedangkan ibu suri menatap tidak percaya. Gadis didepan mereka ini berkata jujur. Putri Azkia yang mereka kenal tidak pernah berwajah tegas seperti itu! Cara bicaranya terkesan dingin dan penuh dengan ancaman, sorot mata yang memancarkan ketangguhan itu tidak akan pernah dimiliki oleh putri ketiga kerajaan Qiang!

𝙏𝙞𝙢𝙚 𝙏𝙧𝙖𝙫𝙚𝙡 : 𝙤𝙛 𝙖 𝘾𝙤𝙡𝙙-𝙃𝙚𝙖𝙧𝙩𝙚𝙙 𝙒𝙤𝙢𝙖𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang