Publish: 24-12-2020
Re-pubh: 04-12-2021🌹🌹🌹
"Kau boleh menatapku. Tapi ingat, mata yang menatapku terlalu lama seringkali buta akan kebenaran."
_Kyra_
🌹🌹🌹
**
Langkah-langkah sunyi membawa Kyra melintasi batas antara Kekaisaran Li dan wilayah Kekaisaran Qiang. Suchi sudah kembali ke dunianya dan Kyra kini sendirian lagi, seperti biasanya.
Sebuah karung dari anyaman akar tua bergoyang ringan di tangan Kyra, memantulkan kilau halus dari tumpukan dedaunan emas. Itu hadiah langka dari raja kurcaci tadi, yang kini seolah tak lebih dari beban ringan di tangan seorang jenderal.
Sungai dangkal mengalir lembut di sisi kirinya, memantulkan cahaya matahari pagi yang menembus celah dedaunan. Angin menerbangkan harum tanah basah dan kicau burung saling bersahutan di kejauhan. Untuk sesaat, dunia terasa begitu damai, nyaris terlalu damai untuk seorang pembunuh sepertinya.
Kyra bersenandung pelan. Melompati bebatuan. Ia bukan tipe yang menyukai ketenangan, tapi kesendirian seperti ini tidak terlalu buruk.
Kemudian langkahnya terhenti ketika menangkap kilau merah di antara semak belukar tidak jauh dari tempatnya berdiri. Sebuah pohon apel berdiri gagah, batangnya penuh dengan buah segar yang menggoda. Kyra lekas mendekatinya.
Tanpa pikir panjang, ia menurunkan karungnya dan memanjat pohon itu dengan gerakan lincah dan terlatih. Dalam waktu singkat, ia sudah duduk di dahan kokoh, menggigit apel pertama hingga tandas.
Satu, dua, tiga buah apel lagi masuk ke saku celananya. Ia menatap cabang terjauh, ingin meraih satu apel terakhir ... lalu pandangannya tertumbuk pada sesuatu.
Tepat di bawah pohon, di antara batuan besar yang ditumbuhi lumut, sepasang kaki tergeletak diam. Sepatu hitam mengilap sebagian tertutup lumpur.
Alis Kyra mengernyit.
Ia melompat turun, mendarat ringan di tanah dan berlari kecil ke arah tubuh itu. Sosok pemuda terbaring tak sadarkan diri. Pakaian sutranya mewah tapi kini koyak dan kotor. Di pelipisnya mengalir darah kental yang telah bercampur dengan lumpur. Separuh wajahnya tertutup tanah, sisanya ... terlukis kesempurnaan.
Kyra menatap datar, tak ada rasa iba dalam sorot matanya.
"Ternyata manusia bodoh lainnya," gumamnya tanpa ekspresi, seolah kematian hanyalah bagian dari statistik harian.
Lalu ia berlutut perlahan, menyentuh denyut nadi dileher pemuda itu. "Setengah jam lagi sebelum tubuhmu menyerah," lanjutnya, seakan waktu itu cukup untuk sekadar berpikir apakah lelaki ini layak diselamatkan.
Kyra tidak peduli pada kehidupan orang lain. Di masa lalunya, nyawa hanyalah angka, tapi ia juga bukan sembarang pembunuh. Tangan yang pernah mengakhiri hidup ratusan orang ini juga pernah menyelamatkan mereka.
Dan hari ini, ia akan menjadi apoteker—untuk sementara.
Hidungnya menangkap aroma menyengat. Tanaman Zirgos. Racun mematikan yang hanya tumbuh di sekitar perbatasan. Tubuh lelaki itu menunjukkan gejala yang jelas, nampak kulitnya membiru kehijauan, bintik-bintik merah menjalar di lehernya, dan nafasnya semakin lama semakin terputus-putus.
Tanpa ragu, Kyra menyeret tubuh itu ke sungai. Ia membaringkannya, lalu mulai membasuh wajah dan luka-lukanya dengan tenang dan teratur. Saat lumpur di wajah lelaki itu tersapu air, untuk sesaat Kyra terdiam.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙏𝙞𝙢𝙚 𝙏𝙧𝙖𝙫𝙚𝙡 : 𝙤𝙛 𝙖 𝘾𝙤𝙡𝙙-𝙃𝙚𝙖𝙧𝙩𝙚𝙙 𝙒𝙤𝙢𝙖𝙣
Fantasia▶KYRA MARSHELYNA. Seorang jenderal berdarah dingin yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk misi---tanpa belas kasih, tanpa ragu. Ia bukan hanya prajurit terbaik negaranya, tapi juga senjata hidup yang siap menghabisi siapa pun yang menjadi ancaman. ...