3. Ayah macam apa itu?

61.7K 7K 433
                                    

Publish: 04-12-2020
Re-publish: 02-11-2021


Tolong tandai typo🙏

♚♚♚



Mata seorang gadis yang terkatup rapat itu seketika terbuka, menampakkan sorot mata dingin nan tajam bak mata pedang. Tatapan yang tidak pernah hilang ketika ia terbangun dari kematiannya.

Kyra mengangkat tangan kurusnya kearah jendela menghalau cahaya mentari menembus retina mata coklatnya. Kyra mengubah posisi tidurnya menjadi duduk lalu menatap datar dayang yang menangisinya waktu itu, sekarang dayang itu tengah tertidur pulas dibawah ranjang miliknya.

Saat Kyra ingin bangkit ia merasa sakit disekujur tubuhnya segera ia menyingkap lengan hanfunya, ia sedikit terkejut mendapati bekas memar kebiruan dan luka memanjang sampai siku. Kemudian Kyra menyingkap hanfu bagian bawahnya, memar kebiruan ditulang kering dan bekas luka cambukan menumpuk meninggalkan bekas kehitaman.

'Ini..' Kyra yakin luka ditubuhnya ini pasti ulah manusia yang membenci putri Azkia. Kyra tidak seberapa melihat luka-luka ini, tapi Kyra pastikan orang yang menyebabkan tubuhnya seperti ini akan mendapatkan ganjaran yang akan mereka ingat seumur hidup. Itupun jika Kyra membiarkannya hidup.

Ketika Kyra ingin bersandar ditepi ranjang tiba-tiba rasa itu muncul lagi. Rasa yang teramat menyakitkan seakan ada ribuan jarum yang tengah menusuk-nusuk kepalanya, denyutan itu tidak kunjung hilang dan bahkan semakin memporak-porandakan isi kepala Kyra membuatnya berkeringat dingin dan menggeram kesakitan.

"Tu-tuan putri? Anda sudah bangun, a-ada apa? Kenapa putri kesakitan? Apa perlu nubi ini panggilkan tabib?" tanya dayang itu panik ketika melihat junjungannya seperti diambang sekarat.

"Keluar!" titah Kyra cepat lalu memejamkan mata.

"T-tapi putri , apa perlu ham--baiklah putri." Jawabnya cepat karna melihat mata tajam milik Kyra dan langsung bergegas pergi meninggalkan Kyra sendiri diruangan sempit itu.

Cukup lama Kyra mengerang kesakitan sebelum rasa sakit itu memudar lalu menghilang, kemudian muncul sebuah kilasan memori yang tidak terlalu jelas memperlihatkan seorang anak kecil berusia sekitar 7 tahun. Anak itu dipukul, dilempari batu, di ludah dan dicaci sedemikian rupa. Kyra yang melihat ingatan itu hanya bisa menggeram tertahan dalam luapan emosi tak terbendung, sangat tidak menyangka manusia di zaman ini bisa bertindak sangat kejam kepada anak sekecil itu.

Dimana keadilan?

Hati Kyra memanas. Anak seusianya seharusnya mendapat perlakuan yang lembut dan penuh perhatian, dia harus berlarian mengejar kupu-kupu dengan raut wajah ceria dan tertawa lepas penuh kebahagiaan bukannya malah berlari dengan hati yang dilingkupi ketakutan karena ada siksaan yang mengejar. Dia yang seperti itu, ingin sekali Kyra memeluknya lalu mengajari nya cara bertarung, Kyra tidak sanggup melihatnya lemah dan tertindas.

Ingatan itu saling bertumpang tindih menciptakan kilasan memori singkat yang silih berganti seperti dalam adegan film. Kali ini memperlihatkan seorang anak berusia 6 tahun tengah berjalan santai bersama ibunya yang tak lain adalah putri Azkia dan permaisuri terdahulu. Saat melewati tepi danau buatan tiba-tiba mereka dikepung oleh para pria berbaju hitam.

Satu diantara mereka maju dan berniat menikam putri Azkia kecil, tetapi permaisuri terdahulu dengan sigap melindungi putri Azkia dengan tubuhnya hingga dia lah yang menjadi sasaran telak dari belati itu. Putri Azkia hanyalah anak kecil yang tidak tahu apa-apa, ia hanya bisa menangis histeris melihat punggung ibunya yang mulai mengeluarkan darah. Tidak memberi jeda, para pria berbaju hitam itu menyeret dua orang itu masuk kedalam danau buatan yang sangat dalam, lalu meninggalkan mereka.

𝙏𝙞𝙢𝙚 𝙏𝙧𝙖𝙫𝙚𝙡 : 𝙤𝙛 𝙖 𝘾𝙤𝙡𝙙-𝙃𝙚𝙖𝙧𝙩𝙚𝙙 𝙒𝙤𝙢𝙖𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang