73. Perdebatan pangeran Zhang dengan Kaisar Li Quan

3K 358 19
                                    

14 april 2024

Tandai Typo🙏

HAPPY READING! 💕
°
°
°
°
°
°
°

°
°

****
Disaat Kyra pulang dari ibu kota Lixan ia disambut hangat oleh Mingmei yang sudah menunggunya berjam-jam di paviliun Dingin, berbeda halnya dengan situasi yang terjadi di Aula istana.

3 jam sebelumnya

Kaisar Li Quan dan selir Athi baru saja pulang dari ibu kota Lixan dibuat terkejut ketika mendengar kabar bahwa putri Zhishu terluka parah dan sedang mengurung diri dikediamannya.

Para pangeran sengaja 'berbohong' mengenai asal usul luka yang dialami putri Zhishu. Mereka bilang itu kecelakaan. Putri Zhishu bermain dengan benda tajam akibatnya wajahnya tergores parah dan tidak bisa disembuhkan.

Para pangeran berkhianat? Tidak. Mereka berbohong kepada Kaisar sebab tidak ingin masalah menjadi semakin runyam. Semua masalah yang timbul berasal dari kebodohan putri Zhishu yang memasuki paviliun Aegis hingga mengganggu kesatria utama, Zeus.

Jika Kaisar tahu penyebab putri Zhishu terluka akibat kesatria rendahan maka ia akan memenggal kepala lelaki itu alih-alih menghukumnya, tidak peduli meskipun putri Zhishu yang salah. Dan ... Kesatria Zeus bukan orang yang mudah dijinakkan, memenggal kepalanya? Itu seperti mengejar Cheetah ditengah gurun pasir dengan kaki pincang.

Para pangeran menghindari kemungkinan terburuk yang akan terjadi. 'Berbohong' untuk keamanan istana bukanlah kejahatan.

***

Disinggasana yang besar dan mewah, Kaisar Li Quan memakai jubah kebesaran yang bertengger di kedua bahunya yang lebar, duduk dengan gagah disertai Mahkota besar dikepalanya. Tatapan matanya yang dingin menatap rendah seorang wanita yang tengah bersujud ditengah Aula. Sedangkan disayap kanan terdapat selir Athi, pangeran Mahkota Zhang, dan dua pangeran kembar yang diam menyaksikan. Ada juga para petinggi kerajaan yang tengah berdiri kaku di pinggir Aula, niat awal mereka untuk membahas masalah kegiatan perlombaan tetapi dilihat dari situasi istana yang sekarang mereka hanya bisa meringis prihatin.

"Zhen menjatuhkan hukuman 50 cambukan kepada selir kedua karena ketidakbecusan nya menjaga putri kedua kerajaan Qiang!" ucap Kaisar Li Quan dengan rahang mengeras.

"Ampun yang Mulia! Jangan berikan hukuman yang berat!" selir Annchi berteriak frustasi.

Dikerajaan Qiang, jika putri kerajaan berbuat salah dan melanggar aturan walaupun ia tidak sengaja melakukannya semua hukuman akan dikembalikan kepada ibu yang memiliki tanggung jawab mendidiknya.

Putri Zhishu bersalah karena telah menginjakkan kaki di kediaman Aegis tetapi selir Annchi lebih bersalah karena membiarkan anaknya berkeliaran tanpa pengawasan.

"Pengawal!!" teriak kaisar menggema. Lalu datanglah dua pengawal bertubuh kekar mereka ditugaskan untuk mencambuk siapapun yang melanggar aturan, melihatnya lantas selir Annchi menangis histeris.

"YANG MULIA! KUMOHON, luka cambuk di tubuh selir ini masih belum pulih!" teriak selir Annchi.

Kaisar tidak peduli. Tidak pernah ia berbelas kasih kepada siapapun yang melanggar aturan, apalagi hanya seorang selir yang tidak becus menjaga anaknya sendiri.

"Enyahkan dia di hadapan Kaisar ini!" titah Kaisar kepada dua pria besar di samping selir Annchi, seketika mereka menyeret selir Annchi kasar meski wanita itu memberontak dan meraung-raung.

Setelah kepergian selir Annchi kaisar Li Quan mengusir semua petinggi kerajaan, pelayan, maupun prajurit istana. Untuk para petinggi kerajaan kaisar menyuruh mereka untuk kembali dilain waktu karena saat ini kaisar ingin membahas masalah yang terjadi didalam istana.

𝙏𝙞𝙢𝙚 𝙏𝙧𝙖𝙫𝙚𝙡 : 𝙤𝙛 𝙖 𝘾𝙤𝙡𝙙-𝙃𝙚𝙖𝙧𝙩𝙚𝙙 𝙒𝙤𝙢𝙖𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang