29. Topeng yang Retak

34.5K 4.4K 268
                                        

Pubh: 16-01-2021
Re-pubh: 29-12-2021

_____________________ _ _

🌹🌹🌹

"Ini bukan istana keadilan. Ini teater kekuasaan, di mana aktornya saling membunuh dengan senyuman, dan penontonnya—terjebak dalam bisu."

_Athi_

🌹🌹🌹
_ _ _______________________


***

Kerajaan Qiang.

Kerajaan terkuat kedua di Benua Timur—namanya harum sekaligus ditakuti di antara sekian banyak kerajaan. Di dalam tembok istananya berdiam para tokoh penting, manusia-manusia bertangan besi dan berotak tajam. Hampir seluruh anggota keluarga kerajaan Qiang memiliki keahlian tinggi yang diwariskan turun-temurun. Hanya satu yang menjadi pengecualian, putri Azkia si gadis lemah yang terasingkan.

Namun di balik kelembutan sosok itu, kekuatan kerajaan Qiang tetap tak tergoyahkan.

Kaisar Li Quan. Dalam dunia politik, namanya dikenal sebagai raja catur licik yang egois, kejam, dan penuh tipu muslihat. Satu kalimat darinya mampu merobohkan reputasi lawan, dan satu kedipan matanya dapat memicu peperangan. Di hadapan rakyat, ia berpura-pura bijaksana dan tegas namun di balik singgasana emas itu, seorang predator tengah mengintai, siap menerkam siapa pun yang menentangnya.

Selir Kedua, Annchi. Wanita elegan dengan jari-jari emas. Segala pesona visual yang membalut kerajaan Qiang adalah buah pikirannya. Ia penguasa di balik keindahan tiap ukiran, tiap warna di istana, hingga aroma mawar yang menyelimuti taman rahasia semua adalah karyanya. Namun di balik wajah ayu itu, tersembunyi kecerdasan yang mampu menundukkan hati bangsawan paling keras sekalipun.

Selir Ketiga, Athi. Dia sosok yang tegas, bijaksana, namun licik seperti rubah. Dia dikenal sebagai otak strategi kerajaan. Tangannya tak memegang pedang, tapi pikiran tajamnya jauh lebih mematikan. Di medan perang, suaranya adalah komando yang menentukan hidup dan mati ribuan prajurit. Namun di hadapan rakyat, ia bagaikan permaisuri—merendah, tak membeda-bedakan, menjunjung prinsip bahwa semua manusia memiliki derajat yang sama. Citra inilah yang membuat namanya dipuja dan disegani.

Selain para selir dan kaisar, para pangeran dan putri kerajaan Qiang juga merupakan permata yang bersinar terang di antara bangsawan Timur. Di saat pangeran dan putri dari kerajaan lain sibuk bersenang-senang dan mempercantik gelar mereka, para pewaris Qiang justru menempa diri.

Mereka haus akan ilmu. Gairah mereka bukan pada pesta melainkan pada medan perang dan perjalanan penuh bahaya. Mereka menjelajah dunia luar—menyusuri kerajaan tetangga, menantang alam liar, berburu, melatih pedang, dan menajamkan kecerdasan di balik tiap langkah.

Empat pangeran Qiang.

Masing-masing membawa ambisi yang membara. Mereka bukan pangeran yang hanya duduk di balik tirai emas. Mereka adalah pejuang, pemburu, dan pengelana. Bayangan mereka ditakuti, dan kepergian mereka ke dunia luar selalu menjadi catatan penting bagi sejarawan Timur.

Setiap tahun, mereka akan menghilang ke belantara kekuasaan, menyongsong dunia yang penuh darah dan besi.

Dan besok ...

Kepulangan mereka.

Kyra menghela napas panjang. Besok pagi hari yang merepotkan akan dimulai.

"Mereka pergi untuk berburu dan pulang membawa hasil buruannya. Pangeran mahkota kakak kandungmu sekarang, kau harus tahan dengan sikap dinginnya, meskipun dia dingin dan menyebalkan dia sangat menyayangi putri Azkia, ibu suri ini yakin saat dia pulang besok dia pasti akan terlebih dahulu mengunjungimu, seperti biasa."

𝙏𝙞𝙢𝙚 𝙏𝙧𝙖𝙫𝙚𝙡 : 𝙤𝙛 𝙖 𝘾𝙤𝙡𝙙-𝙃𝙚𝙖𝙧𝙩𝙚𝙙 𝙒𝙤𝙢𝙖𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang