01 April 2024
*
**
"Buktikan!""..."
Semua orang kebingungan, apa yang harus dilakukan? Bagaimana cara mereka membuktikan bahwa mereka telah mengabdi kepada kerajaan? Haruskah mereka mati satu persatu agar putri ketiga bisa percaya?
"Buktikan bahwa kalian memegang teguh janji kalian!" sorot mata Kyra dingin membekukan, suara rendahnya membuat semua orang tertunduk dengan pikiran berkecamuk. Disituasi hening seperti ini tiba-tiba sosok gadis remaja bersuara lantang menarik atensi semua orang.
"Baik putri ketiga!" Yura dibarisan paling depan maju satu langkah, ia menggigit jari jempolnya dengan keras hingga darah segar mengotori hanfunya. Lantas semua orang memekik kaget atas tindakannya yang sembrono itu.
"Hamba berjanji untuk setia kepada kerajaan Qiang!" Setelah mengatakan itu ia mengusapkan darah dari jari ke keningnya dengan wajah datar.
Semua orang tertegun, itu sumpah sakral yang sangat menjanjikan, jika darah berubah hitam berarti ia bersungguh-sungguh dengan ucapannya sebaliknya jika darah di keningnya tetap berwarna merah berarti ia berpura-pura dengan janjinya dan masih ditahap keraguan.
Semua orang tersenyum.
Srattt!
Baik tua maupun muda, semua orang menggigit jari hingga sobek tanpa keraguan di wajahnya, bau amis darah melingkupi ibu kota Lixan yang luas. Ini bukan pertumpahan darah melainkan bukti pengabdian mereka terhadap kerajaan Qiang.
"KAMI BERJANJI UNTUK MENGABDI KEPADA KERAJAAN QIANG!" Seru semua orang sembari menggoreskan jari ke kening hingga darah menjadi hitam.
Kaisar LI Quan mencengkram dadanya kuat seolah ada api membara yang tengah menyala-nyala dalam tubuhnya. Perasaannya campur adur, rakyatnya telah menyerahkan hatinya untuk kerajaan yang ia pimpinan itu artinya Kaisar Li Quan harus menjadi pemimpin yang lebih adil dari sebelumnya, ia harus menjadi pemimpin yang bijaksana dan melindungi rakyatnya sepenuh hati.
Kyra berbalik, itu sudah lebih dari cukup. Kakinya melangkah menuju kursi kebesarannya disamping pangeran Jingrai.
Karena tidak ada sepatah kata yang keluar dari mulut Kyra seusai sumpah sakral itu suasana menjadi hening. Ada anak kecil di gendongan seorang wanita tua yang berdiri dekat dengan panggung, ia menangis tanpa sebab lantas menarik atensi Kyra.
"P-putli ketiga, cebelum kita belpicah bicakah yang lendahan ini melihat wajah putli ketiga?"
Semua orang terkejut tak terkecuali ibunya yang langsung membekap mulut anaknya cepat, dengan raut ketakutan ia berucap. "Ampun putri ketiga! Hamba tidak mendidik anak hamba dengan benar!"
Kyra menatap datar anak kecil itu. Padahal dia masih kecil tetapi darah dikening nya telah berubah menjadi hitam pekat tak disangka hati kecilnya telah dijerat oleh sumpah yang mengikat.
Kyra menarik sudut bibirnya tipis, 'mana mungkin aku menolak malaikat kecil sepertinya.'
Kyra meraih ikatan cadar yang melilit nya, membukanya pelan hingga seisi ibu kota Lixan menahan napas gugup.
"Siapa namamu." tanya Kyra sembari menahan cadarnya.
"Menjawab putli ketiga, nama hamba Jiali." ucap anak kecil itu dengan wajah polos dan berbinar-binar.
"Nah Jiali berkat dirimu semua orang dapat melihat wajah yang selama ini aku sembunyikan, apa yang akan kau lakukan untuk membayarnya?" tanya Kyra lembut namun nampak beracun, semua orang membelalak.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙏𝙞𝙢𝙚 𝙏𝙧𝙖𝙫𝙚𝙡 : 𝙤𝙛 𝙖 𝘾𝙤𝙡𝙙-𝙃𝙚𝙖𝙧𝙩𝙚𝙙 𝙒𝙤𝙢𝙖𝙣
Fantezie▶KYRA MARSHELYNA. Seorang jenderal berdarah dingin yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk misi---tanpa belas kasih, tanpa ragu. Ia bukan hanya prajurit terbaik negaranya, tapi juga senjata hidup yang siap menghabisi siapa pun yang menjadi ancaman. ...