58. Siapa Dia?

17.6K 2.6K 464
                                    

Kam, 27 mei 2021
22-jun-2023

*****


"Kami menyerah! Pangeran mahkota maafkan kami! Kami lebih baik mati dari pada hidup tidak berguna seperti ini." Atensi para pangeran beralih kepara tabib.

Pangeran mahkota Zhang menatap datar mereka yang tengah bersujud sembari menghantukkan kepala ke lantai, kemudian berucap dingin. "Mudah bagiku untuk mengabulkan permintaan kalian, tapi kematian kalian hanya akan merugikan banyak orang. Jika tidak bisa menyembuhkan kaisar setidaknya bantu orang lain yang masih bisa disembuhkan."

Para tabib tertegun, mereka tidak menyangka pangeran mahkota yang dikatakan kejam dan berdarah dingin oleh semua orang ternyata adalah sosok yang bijaksana. Para tabib tidak bisa untuk tidak menaruh hormat, pemuda yang bergelar putra mahkota di hadapan mereka ini kelak akan menjadi kaisar yang hebat.

Pangeran Yujing menggeram tertahan. "Mereka ingin mati, kabulkan saja!"

Pangeran Zhang menatap datar, tanpa mengalihkan pandangan dari pangeran Yujing ia berucap dingin tanpa intonasi. "Aku menghargai kerja keras kalian para tabib, sekarang keluarlah." Pangeran Yujing menunduk tidak berani lagi menatap wajah pangeran Zhang terlalu lama.

Satu tabib menangkup telapak tangan didepan dada. "Mohon ampun pangeran, jika kami keluar siapa yang akan mengobati kaisar? Sekiranya diberi kesempatan kami akan mencoba sekali lagi."

"Tidak perlu, kami sudah memiliki orang yang akan mengobati kaisar."

Para tabib istana mengernyit, orang yang dimaksud pangeran mahkota Zhang adalah lelaki muda yang menutup mata itu? Tidakkah pangeran merasa takut bisa saja lelaki itu berniat jahat kepada kaisar?

"M-mohon ampun pangeran! Kami akan menunggu di luar, jika ada hal buruk terjadi kami akan segera datang." Meskipun enggan meninggalkan ruangan, para tabib itu harus menuruti perintah pangeran. Mereka hanya bisa menolong dengan do'a, berharap jika lelaki itu tidak berbuat jahat kepada kaisar.

Di dalam ruangan, beberapa menit setelahnya para pangeran dan putri Zhishu duduk disisi dinding agak jauh dari kasur Kaisar Li Quan, selir Annchi pergi beberapa menit yang lalu karena ia ingin memberitahu ibu suri agar segera datang ke paviliun. Selir Annchi meragukan kemampuan lelaki itu karena baginya teman para pangeran itu teralu muda untuk seukuran tabib.

Putri Zhishu mendekat kearah pangeran Yujing lalu berbisik, "gege, siapa lelaki buta itu?"

Pangeran Yujing tersentak. "Dia kesatria pendamping pangeran Zhang, namanya Zeus. Dia tidak buta, Zhu'er. Tidak ada yang tahu apa alasan dia menutup mata."

Putri Zhishu mengangguk pelan sembari mengamati lelaki itu. "Zeus, ya?" gumamnya.

Tidak lama setelahnya, ia menoleh cepat kearah pangeran Yujing ketika sadar telah melupakan hal yang penting. "Bukankah dia kesatria hebat yang pernah mengalahkan pangeran mahkota Jingrai saat di aula waktu itu?"

Pangeran Yujing menjentikkan jari. "Tepat sekali."

Putri Zhishu bertambah kagum. "Jadi sejak awal dia memang sudah hebat, ya?" Putri Zhishu mengamati pemuda itu dalam diam.

Zeus menyingkat lengan bajunya dan menyingkirkan tudung jubah yang menutupi kepalanya. Rambutnya yang hitam terlihat acak-acakan, ia memiliki gaya rambut yang berbeda dari orang-orang pada umumnya, jika lelaki di kerajaan ini memiliki rambut panjang yang di kuncir kuda atau diurai, berbeda hal nya dengan kesatria Zeus. Dia memiliki gaya rambut lumayan pendek yang ditahan oleh ikatan tali kain yang melingkar disisi kepalanya.

Dia juga berpenampilan serba hitam yang dipadukan dengan warna merah pekat, matanya yang tertutup kain hitam memberi kesan misterius. Seperti sosok penyendiri yang sulit didekati.

𝙏𝙞𝙢𝙚 𝙏𝙧𝙖𝙫𝙚𝙡 : 𝙤𝙛 𝙖 𝘾𝙤𝙡𝙙-𝙃𝙚𝙖𝙧𝙩𝙚𝙙 𝙒𝙤𝙢𝙖𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang