Saat pandemi mayat hidup melanda Indonesia, sekelompok orang di Pemerintah berusaha mengumpulkan informasi melalui jejak para penyintas yang pernah (atau masih) bertahan hidup. Sembari melakukan tindakan evakuasi, akhirnya mereka dipertemukan dengan biang keladi bencana ini. Tak disangka, ternyata para pelaku sabotase memiliki kekuatan yang tak dapat diremehkan. Lantas, dapatkah Pemerintah menyelamatkan jiwa masyarakat yang tersisa? "Naluri buas keluar, empati menguap. Lari dan sembunyi tak lebih dari sekedar memperlambat kematian, karena mayat hidup bukanlah satu-satunya ancaman." ••• 🖋Cerita ini memiliki alur maju mundur dan sudut pandang dari banyak tokoh. 🖋Cerita ini mengandung unsur dewasa, kekerasan, dan konflik yang tidak dianjurkan untuk dibaca sendirian oleh pembaca di bawah 13 tahun. 🖋Update sesempatnya. 😏Selamat membaca😏
68 parts