07

56.3K 2.8K 296
                                    

Tau tau udah pulang sekolah aja nih , dan renjun udah nangkring diatas motornya sambil scrool² instrejem.

ngga taunya diliatin mulu sama ciwi² sekolah nara.

Nara yang masih dikelas , lagi masukin buku kedalam tasnya. cukup kesal hari ini karena mapel fisika dan kimia.

"Bareng siapa lu balik?" Tanya yeji dikala dia sudah berdiri dari duduknya.

"Renjun , tau nih kan gw mau balik bareng soobin padahal"

Soobin yang mendengar itu tersenyum miris dari bangku belakang , kemudian berdiri dan menedang kursinya sebelum dia pergi meninggalkan kelas sehingga membuat seisi kelas menjadi kaget.

"Tuh anak kerasukan apaan sih? Dari pagi asem bener mukanya" Ujar yuna yang menatap kepergian soobin dengan tak suka.

Nara yang tau hanya diam , dan tak menjawab perkataan yuna.

Pasti soobin marah , karena mereka tak jadi pulang bersama.

"Hadeh , tuh anak otaknya emang masih kek anak kecil. ngga habis thingking gue" Balas yeji.

"Yaudah yuk keluar" Ajak nara dan kemudian mereka bertiga keluar dari kelas.






























Nara melihat renjun yang tengah menunggunya dengan memaikan ponselnya. Kemudian nara berjalan kearah renjun dengan maksud ingin mengagetinya.

"DOR!!!"

Dan renjun hanya mendongak dan menatap nara tanpa ekspresi.

"Ah ngga asik , ngga kaget" Ujar nara sambil menyilangkan kedua tangannya.

Renjun hanya tersenyum , setelah itu mengacak-acak rambut nara.

"Ngga usah ngacak² rambut dong , kan jadi rusak" Balas nara sambil merapikan rambutnya yang rusak.

"Mau pulang apa main dulu?" Tanya nara.

"Emang mau main kemana?"

"Ke rumah chenle" Balas renjun sambil memakai helm miliknya.

Nara menelan salivanya , dia sebenarnya agak sedikit hmmm , takut? ani terkejot maybe?

"Rame ngga?" Tanya nara

"Paling cuma ada chenle , eh tapi kg karena spot rumah chenle emg paling best"

"Ya yaudah pulang aja ehe" Jawab nara setelah itu dia naik kemotor renjun.

"Oke , berarti kita main kerumah chenle dlu" Balas renjun dan kemudian menjalankan motornya kerumah chenle

"Lah lah!? kan aku mintanya pulang!"

Renjun menggelengkan kepalanya , "Jika itu kemauanmu , maka akan sebaliknya"

Dan nara tetap mengeluh , sambil komat kamit baca mantra.g biar renjun kaga aneh aneh dirumah chenle nanti.





















Sampainya dirumah chenle , renjun langsung ngegandeng nara buat kelantai 2.

Dan disana hanya ada chenle yang lagi nyebat dan minum cola.

"Whatsap bruh" Sapa renjun ke chenle dan setelah itu melakukan tos ala² anak sekarang.

"Lah tumben bawa cewe lu? yang lain ntaran katanya dan hari ini kg ada yang bawa cewe kecuali lu"

Dan renjun hanya tersenyum manis kearah chenle hingga membuatnya bergidik ngeri.

"A-anu , ada air putih ngga?" Tanya nara.

Disini dia hanya melihat cola dan minuman yang memakai soda. dia ingin menenangkan pikirannya dengan minum air.

"Didapur , bentar gw suruh ambilin" Balas chenle , dengan cepat nara berdiri.

"Ngga² , biar tak ambil sendiri"

"Oh , Ini lurus belok kanan nah itu dapur lantai dua"

"Oke makasih" Balas nara dan selanjutnya dia berjalan kearah dapur meninggalkan renjun dan chenle.

"Kesempatan tuh" Ujar chenle sebelum dia menghembuskan asap rokok dimulut dan hidungnya.

Renjun yang ngarti kembali meletakkan rokok elektrik miliknya dan menuju kearah dapur untuk menyusul nara.

Nara dengan cepat menghabiskan air yang dia ambil dikulkas tadi. Sangat lega setelah minum air.

Tapi ini pundak sebelah kirinya terasa berat , dan pinggangnya seakan juga tak bisa bergerak.

Kemudian nara menoleh kearah kiri , mendapati renjun yang tengah memeluknya dari belakang dan meletakan kepalanya dipundak nara.

Bahkan jantung nara sudah dangdutan karena perlakuan renjun.

Gelas yang nara pegang seakan bergetar , dan kemudian nara letakkan gelas kaca yang dipegangnya dengan pelan.

"Kak berat" Keluh nara , pundaknya teramat sangat sakit.

Kemudian renjun melepaskan pelukannya dipinggang nara , dan memutar nara untuk menghadapnya.

Renjun mengelus pipi nara menggunakan punggung tangannya. Dan mulai berjalan mendekat kearah nara.

Nara yang tau renjun mendekat , memundurkan langkahnya hingga terpojok di meja dapur , dan membuat jantungnya semakin tak karuan.

Renjun masih tetap mendekat dengan menatap bibir nara, hingga sekarang jarak mereka tinggal beberapa senti lagi.

Nara menutup matanya hingga nafas renjun sudah terasa di wajahnya. Bahkan akhirnya benda kenyal mendarat dibibirnya dengan halus.

Merasa tak mendapat balasan dari nara , renjun menggigit bibir bawah nara , hingga membuat nara meremas  meja keras dibelakangnya menggunakan tangannya.

Kemudian mengecup perlahan seperti ritme yang diberikan renjun , kedua tangan renjun menangkup kedua pipi nara agar lebih dekat dengannya.

Klontang

Bunyi suara sendok jatuh , hingga membuat nara membuka matanya lebar dan memaksa lepas kecupan bibir renjun.

Melihat oknum yang tengah memungut sendoknya dengan menutup matanya.

"Tenang gue ngga lihat" Ucap orang tersebut setelah menemukan sendok miliknya dan pergi meninggalkan dapur

Nara hanya mengigiti bibir bawahnya , dan renjun menatap orang itu pergi dengan tatapan membunuh.

Renjun menatap nara , dilihatnya muka nara yang merah padam.

"Nar? Kamu sakit? muka kamu merah gini? apa kelamaan sampe kehabisan nafas?" Tanya renjun panik sambil nempelin tangannya didahi nara.

Nara menggeleng dan langsung memeluk erat renjun "Duh kak malu!"

Renjun hanya tersenyum dan mengusap punggung nara. lalu dia mendekatkan kepalanya ditelinga nara.

"Mau jadi pacar kakak ngga?"

"Ngga tau ah!" Jawab nara yang makin mengeratkan pelukannya.

"Jangan nolak , klo ngga mau kakak masukin"

Sontak nara melepaskan pelukannya.

"IH MESUM BANGET! HERAN , YAUDAH DEH IYA!"

"Apa kurang denger?"

"Nyebelin kan nyebelin , bodo ah mending nyusul haechan tadi" Balas nara yang setelah itu berjalan keluar dari arah dapur.

"Naraaaaaa"



























Uh , pasti abis ini bakal ada adegan eugh. tapi i down now bisa aje brubah ehe.
Jangan lupa divote sama komennn

Sange | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang