46

13K 1.2K 384
                                    

Bohong jika nara tidak menangis, kini dirinya tengah menuju ke tempat ganti. Dan kebetulan ada yang kosong.

Nara masuk kedalam dan menutup gordennya, menyandarkan tubuhnya ketembok dan memeluk erat undangan yang diberikan ryujin tadi.

Menangis, hanya itu yang bisa Nara lakukan dan dia menangis dalam diam.

Tak mungkin dia menangis dengan meraung-raung karena itu akan menyebabkan masalah yang lebih serius.

Dia tidak ingin menangis, tapi matanya selalu saja mengeluarkan air. Hingga membuat nara kesal sendiri.

"Nar" Panggil soobin diluar ruang ganti "Ngapapa?" Ngapapa ndasmu.

Nara yang mendengar suara soobin dari luar ruang ganti, dengan cepat menghapus bekas air matanya yang berada di pipi.

Kemudian berkaca sebentar, walaupun matanya masih berbekas ada airnya. Nara tetap tersenyum saat melihat pantulan dirinya di cermin.

Nara keluar, membuka gorden. Soobin yang udah didepan Nara masang wajah khawatir tentunya.

"Pulang?" Tanya soobin dengan memegang kedua pundak Nara.

Dan Nara masih sempat tersenyum, agar orang didepannya tak menganggap dirinya lemah ataupun terlihat khawatir nanti.

"Kenapa cepet banget? Muter aja dulu. Tante Rani juga belum keliatan"

Soobin yang awalnya menundukan badannya, kemudian berdiri tegak.

"Ngga usah pura² tegar, gue benci liatnya" Ujar soobin tanpa menatap Nara.

Lagi² Nara tersenyum "Ngga ada yang pura², siapa yang sok tegar? Gue baik² aja kok"

Soobin hanya diam, memang orang di depannya ini pandai berbohong.

Setelah ucapan Nara tadi terucap, entah kenapa matanya berair lagi dan kini sudah terkumpul di sudut matanya.

Nara mendongakkan kepalanya, agar air matanya tak jatuh tapi itu sia² saat dia mengedip kan matanya. Dengan cepat dia menghapus air mata yang mengalir melewati pipinya.

Soobin terpaku, orang didepannya ini memang sok tegar, pandai berbohong.

Dengan singgap soobin mengarahkan kepala Nara agar menyandar di dadanya.

Masa bodo dilihat banyak orang, tapi itu yang dibutuhkan Nara saat ini.

Nara juga hanya menurut, dan meremas seragam putih soobin. Sakit itu yang tengah dirasakannya.

Dan soobin memeluk Nara, mencoba menenangkan nya sebisa dia. Narendra Renjun, orang kedua yang menyakiti Nara setelah Aditya Felixio.















































"Gimana ren? Bagus kan?" Tanya ryujin saat sudah mencoba batik yang tadi.

Tapi renjun tak menanggapi nya, dia melamun . Memikirkan Nara yang pergi dengan menahan tangisnya.

Renjun tau, Nara tak sekuat yang kalian tau. Dia gampang menangis tapi Nara menahannya agar tak membuat orang disekitarnya merasa khawatir.

"Renjun"

"Ren" Ryujin mencoba menggoyang - goyangkan badan renjun dan setelah itu dia baru tersadar.

"Kenapa sih?" Ryujin kesal, karena renjun sedari tadi tidak konsen. Ya sejak bertemu nara tadi.

"Ngantuk, kebanyakan ngepush rank bareng jaemin" Balas asal renjun dan bodohnya ryujin percaya gitu aja dengan mengangguk kan kepala.

Ryujin mengedarkan pandangannya kearah pintu masuk butik "Mama kamu mana ren?" Tanya nya

Sange | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang