23

25.1K 1.7K 466
                                    

Apabila soobin tak menahan badannya mungkin dia sudah ambruk dibelakang.

"Nar-"

"Plis , lima menit bin" Potong nara dengan suara serak khas orang yang layaknya menangis.

Oke , soobin diam dengan membalas pelukan nara.

Jeno yang baru datang dengan nampan berisi makan malam hanya tersenyum melihat adiknya yang mencoba tegar padahal tidak bisa.

"Makan , udah badan krempeng kaga ada isi tepos pula A-su , sakit cok" Ya setelah jeno mengatai adiknya siapa disangka dia akan dicubit lengannya.

Bohong jika itu tidak sakit.

"Pftt lengkap amat nga- aduh nar" Soobin yang ikutan bahkan dijitak dijadatnya.

"Makan sendiri? jan manja udah sma masa minta suapin" Jeno meletakan nampan di meja sebelah tempat tidur nara.

Tapi justru soobin mengambil piring tersebut dan menyangganya ditangan kemudian menyendokan nasi dan diarahkan ke nara.

Nara menggeleng ketika sendok yang diarahkan kearahnya sudah berada didepan mulutnya.

"Makan , gue tau lu sedih tapi jangan bikin diri lu sakit" Soobin semakin mendekatkan sendok yang penuh nasi didepan nara.

Ya pada akhirnya nara membuka mulutnya dan mulai menerima suapan dari soobin.

Walaupun hanya beberapa sendok tapi bagi soobin setidaknya nara makan.

"Uwu uwuan mulu anjir , sumpah dah kek pacaran ae. Dah ya gue tinggal ngapapa kan bin?"

Padahal soobin belum menjawab tapi jeno dengan cepat keluar dari kamar nara karena tak ingin mendapat pukulan atau cubitan.

Setelah selesai menyuapi nara , soobin meletakan lagi piring di meja sebelahnya, kemudian memberikan segelas air putih kepada nara dan dia meminumnya.

"Besok mau sekolah?" Tanya soobin lagi , sempat²nya nanya sekolah anjir.

"Pengen masuk , tapi masa mata gue gini?" Balas nara dengan menunjuk kantung matanya yang besar akibat menangis.

Soobin tertawa kecil "Yaudah , ngga usah masuk besok gue ijinin pak jimin. Dia wali kelas kita kan?"

Nara menyeritkan dahinya "Parah lo , sama wali kelas sendiri lupa"

"Kan gue kelas 11 sering absen bodoh , gara² basket"

"Wah iya juga ya , yakan gue ngga tau" Nara lupa sebenarnya.

"Lu ngga bakal ikutan ngga masuk kan?" Tanya nara hati² dia hafal sekali dengan sahabatnya satu ini.

Jika nara sakit dan tidak masuk kelas , pasti soobin juga tidak akan masuk kelas. Dia memilih dirumah nara untuk sekedar mengajaknya berbicara ataupun bermain karena ditinggal oleh jeno yang bersekolah.

Tenang kok soobin tidak pernah aneh-aneh.

"Masih nanya lagi , ya kaga bakal masuk"

"Kaga boleh gitu anjir , masuk kan lu ada latian . mana pasti ngga boleh izin kan?"

Soobin menyisir rambutnya kebelakang "Ya ngapapa lah sekali-kali"

"Udah masuk aja , ngapapa gue"

"Orang gue pengennya disini , besok gue izin pak jimin sekalian pasti nanti juga disampein sama pelatihnya"

"Yaudah terserahmu"



























































































Sange | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang