28

21K 1.7K 585
                                    

"Nara , ngga usah ngomong yang ngga masuk akal" Renjun menanggapi perkataan nara dengan halus tanpa rasa emosi.

"Tapikan kak , pernikahan mereka bukan berdasarkan apa yang mereka inginkan"

Ya itu memang benar , tapi coba pikirkan apakah renjun akan benar² berniat menggagalkannya ? sungguh gila , bahkan tak terpikir oleh renjun rencana tersebut.

"Nara , seharusnya lu tau siapa yang jauh lebih gue inginin"

Nara bungkam , dia tau bahwa renjun menginginkan dirinya. Tapi mengingat bahwa renjun memiliki anak di kandungan ryujin. Sangat tak mungkin nara bisa memiliki renjun lagi.

"Gue tuh ngga percaya nar"

"Gue ngga percaya ryujin hamil" Sambung renjun yang berhenti dari jalannya dan menatap nara sendu

Yang ditatap hanya diam dan menunduk , sebenarnya nara juga bingung harus percaya apa tidak.

"Bahkan , gue rasa orang tuanya belum tau" Kata renjun lagi.

Nara kaget dong , bagaimana bisa berita viral seperti itu tidak diketahui oleh orang tua ryujin ?

"Kok bisa!?"

Renjun menggelengkan kepala , dari reaksi orang tua ryujin. Dia menganalisis bahwa ryujin tak memberitahu mereka.

"Gue juga takut nar , gue takut orang tua gue tau" Senakal nakalnya renjun dia tetap takut kepada orang tuanya sendiri.

Apalagi orang tuanya jarang pulang , melihat anaknya menghamili anak orang lain itu membuat renjun membayangkan hal yang tidak².

Dari mulai di usir , atau di coret dari kartu keluarga bahkan mungkin tak di anggap sebagai anak.

Nara berdiri di depan renjun dan memegang bahu nya , lalu kemudian memeluknya.

Entahlah , perbuatan nara benar atau salah dia tidak tahu. Rasanya dia juga kangen terhadap orang didepannya ini.

Tidak salah bukan ?

Renjun membalasnya , memeluk pinggang nara dan meletakkan kepalanya di bahu nara.

Padahal mereka masih di jalan , tapi untung saja sepi karena mendung dan rintik rintik hujan kecil.







































Sejak kejadian meluk-memeluk , mereka berdua menjadi akbrab kembali.

Tapi tentu tak seakbrab sebelumnya.

Mereka berdua tengah berada di minimarket depan komplek perumahan nara , dan keadaan hujan jadi mereka berteduh dulu.

Renjun melepas jaket miliknya , dan memakaikannya ke bahu nara.

"Lah ? nanti kakak kedinginan"

Renjun menggelengkan kepala "Gue jauh lebih khawatir sama lu , apalagi lu pake kaos putih bisa tembus kalo kena hujan"

Nara merapatkan jaket renjun yang berada di bahu "Ihh , mesumnya kumat"

"Lah ? gue kan ngasih tau biar aset gue kaga ke ekspos"

"Aset ? Emang kakak siapa nara hah?"

"Pacar , kapan kita putus emang?"

Benar juga , kapan mereka putus ? bahkan pada saat di tangga rumah chenle mereka bedua tak mengatakan kata putus.

"Bener kan gue?" Sambung renjun lagi.

Nara diam , takut yang dikatakannya adalah kalimat yang salah.

Sange | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang