Balapan tadi selesai dan dimenangkan oleh felix. Chenle tak khawatir dengan uang yang dikeluarkan nya hanya saja dia dari tadi memandang felix yang tengah berapi-api akibat kompor chenle selama pertandingan tadi.
Setelah felix memberhentikan mobil nya dengan cepat dia turun dan menghampiri chenle.
Kemudian chenle keluar dari mobilnya, disusul felix yang langsung memengang kerah baju yang chenle gunakan.
"Maksud lu apa? Ngomongin nara selama di balapan tadi?" Chenle hanya memandang remeh dan menggelengkan kepala.
"JAWAB!!" Emosi felix memuncak
Chenle menghela nafas kasar dan menepis kasar tangan felix yang berada dikerahnya tadi.
Kemudian berlagak merapikan pakaiannya.
"Gue cuma nyari kesenangan, napa masalah?"
Sungguh jawaban yang semakin membuat felix marah, kenapa harus ada orang yang membahas masa lalunya? Terlebih lagi orang itu sok tau bagi felix
BUGH!!
Satu pukulan keras berhasil mendarat di pipi mulus chenle dan itu membuat sang empunya menatap datar orang yang memukulnya tadi.
"Napa lo cuma liat!? Sini bales!!" Felix semacam memancing ajalnya.
Chenle masih diam dan menatap datar orang didepannya. Jeno dan yang lain sedari tadi menyimak kemudian mulai mendekat kearah keduanya.
Nara yang sejak tadi mengikuti arah jalan sunwoo sampai pada akhirnya sunwoo berhenti. Dan Nara mengikuti arah pandang sunwoo.
Betapa kaget nya Nara, melihat sosok mantan yang teramat membekas di hatinya. Felix, orang yang sukses membuat dirinya seperti orang gila dan tak percaya akan cinta sebelum renjun datang.
Tentu saja dirinya berdiri mematung, dan beomgyu yang baru datang menatap nara dengan pandangan bingung.
"Napa? Ngga berani lo?" Kompor Felix, dia sudah terlalu muak dengan kalimat - kalimat chenle di balapan tadi.
"Ohh, gue tau. Nyali lo segini kan?" Lanjut felix dengan memperagakan tangannya membentuk sedikit.
"Lu cuma berlindung diatas kekayaan lo bukan?"
Chenle menarik kerah baju Felix, menatapnya datar seperti ingin memukulnya.
"Jaga omongan lo, gue bukan takut. Kalo gue mau, gue bisa bikin lo tinggal nama doang mau?"
Nara yang melihat keduanya sontak berjalan cepat kearah dua orang yang tengah bertatap tatapan maut tersebut.
Jeno yang melihat adiknya datang, menatap tak percaya. Begitu juga beomgyu yang di tinggal tiba² oleh Nara.
Begitu juga renjun, menatap nara dengan tatapan kenapa? Kenapa nara bisa ada disini? Dia juga merasa aneh, awalnya dia marah dengan nara. Tapi kenapa sekarang rasanya perasaan marah itu sudah hilang?
Nara melerai keduanya, dia tidak takut. Walaupun kemungkinan besar akan kena pukul tapi terserah. Naluri nya mengatakan agar dia memisahkan keduanya.
Tangan chenle terlepas dari kerah baju felix begitu nara melepas paksa tangan chenle dari sana.
Tentu saja raut wajah keduanya terlihat bingung, karena dua orang itu berdebat dan berkelahi hanya karena nara.
Nara memasang wajah datar sedatar datarnya, dia juga meramal jika keduanya tengah berdebat dan berkelahi karena dirinya.
Bukan karena PD, tapi memang begitu kenyataan nya.
"Pulang, ngga usah berantem. Mentang² kalian cowo kerjaannya berantem terus, ngga capek apa?" Kalimat Nara sukses membuat chenle dan Felix menjaga jarak satu sama lain.
"Gue ngga tau apa yang kalian debatin, tapi plis lah ya arah rumah gue tuh kesini jalannya kalau muter bakal kejauhan. Mending kalian bubar deh" Suruh Nara.
"Alah bacot lo cewe, lu siapa sih? Emang lu yang punya jalan?" Jawab salah satu orang yang tak nara kenal.
Dan kalimat tersebut sukses membuat, chenle, felix, jeno, jaemin, jisung, haechan, renjun, sunwoo bahkan beomgyu menatap orang tersebut dengan mata elang masing².
Kemudian nyali orang tersebut menjadi ciut. Dan diam.
"Jaga omongan lo , kalo ngga mau masuk rumah sakit" Sindir jeno
"Apa lo mau langsung ke kuburan aja? Yok gue bantu prosesnya" Lanjut jaemin.
Nara hanya merolling eyes "Udah pulang, apa gue telepon polisi nih?"
Nara udah siap² dengan hp di tangannya tapi hp tersebut direbut oleh renjun yang entah sejak kapan berada disamping Nara.
"Ck apasih?" Nara menoleh kesebelah kanannya, dia tidak tahu jika orang disebelah nya adalah renjun yang kini menatapnya datar.
"Lu yang apa apaan, maksud lu apaan nelfon polisi? Lu mau bikin kita semua termasuk kakak lu masuk ke penjara?" Tanya renjun bertubi-tubi
Tentu Nara yang mendengarnya tak merasa senang dan kini renjun berhasil membuat tekanan darah nara naik.
"Ya terus kenapa? Orang kalian salah dengan nutup jalan paksa. Dan soal kakak gue, apa peduli nya elu sih?" Balas nara dengan nada yang sudah sangat jelas bahwa dia masih marah dengan renjun dan bahkan sekarang renjun menambah amarahnya.
"Jadi lu ngga sayang gitu sama kakak lo?"
"Ya kenapa sih, lu kepo banget gue sayang sama kakak gue atau ngga. Itu hape gue balikin, nanti pacar gue telepon lu mau yang angkat?"
Pacar? Jadi nara sudah mendapat pengganti? Padahal belum ada kata putus dari keduanya.
"Jadi lu udah ada yang baru?"
Nara menyeringai dan menatap orang² di sekeliling nya yang tengah memperhatikan perdebatan dirinya dengan renjun.
"Sopan kah begitu wahai mas narendra renjun adiprana? tanya soal hal yang ngga perlu lu ketahui?"
Renjun tertawa "Lu lupa, kita belom putus"
Nara memasang wajah pura² kaget dan mengangguk anggukan wajahnya "Oke, mulai saat ini. Mas renjun adiprana kita putus dan gue harap lo ngga usah nyampuri urusan gue lagi"
Renjun membeku, tangannya yang semula mengangkat tinggi² tangannya untuk menyembunyikan hp nara kini mulai turun perlahan dan bisa membuat nara merebut hpnya kembali.
Nara menjauh dari renjun dan berjalan kearah beomgyu, menarik beomgyu untuk berjalan kemobilnya. Maksudnya ke mobil beomgyu. Nara sudah tak tahan berada disini lama lama apalagi ada renjun.
Dan pertemuan nya kali ini adalah akhir dari hubungan nya dengan renjun.
"Lu ngapapa?" Tanya beomgyu yang udah ngeliat Nara dari tadi yang emosinya sudah keluar hebat.
"Is okey, gue ngapapa. Udah ayo pulang tapi muter aja ini ngga mungkin cepet selesai" Baru saja beomgyu ingin mengangguki omongan Nara ada orang yang mengetuk pintu kaca mobilnya. Dan tak lain orang itu adalah chenle.
Beomgyu dengan cepat membuka kaca mobilnya "Apa?"
"Jalan lurus aja, gue bukain jalan" Setelah chenle mengatakan itu dia kembali berjalan ke arah mobilnya.
Nara juga tak bergeming, bahkan dia tak menatap chenle sekalipun, bukan marah hanya saja agak kesal karena dia selalu saja di jadikan objek perkelahian seseorang.
"Nar?"
"Ngapapa, ikutin aja"
Karam ngga tuh. cnd
Jan lupa vote, komen and follow gue
Okey? Ogheyy

KAMU SEDANG MEMBACA
Sange | Renjun ✔
Romance[COMPLETED] [18+] ❝Jangan nolak , Kalo ngga mau gue masukin❞ - Narendra Renjun Renjun ✖ Nara Story by : ©kandreay, 2020 √Non Baku √Tidak jelas √Dosa tanggung sendiri √With lokal name High Rank : #2 in Renjun (26/06/21) #1 in Nctzen (19/01/21) #3 i...