48

12.4K 1.3K 416
                                    

Soobin yang baru duduk di bangkunya mengedarkan pandangannya ke sekitar.

Dia tak menemukan Nara, tumben. Kata yang terlintas di otaknya. Karena sejauh dia berteman dengan Nara , ketika dia sampai dikelas pasti Nara sudah sampai terlebih dahulu. Dan kenapa sekarang gadis itu tidak ada?

Apa jangan²?

Dengan cepat soobin mengambil hpnya yang berada disaku seragam putihnya, kemudian menekan nomor jeno. Kenapa tidak nomor Nara? Soobin yakin Nara tak memegang hp jika dia sedang sakit.

Soobin mendekatkan hpnya ketelinga ketika panggilan nya berdering tapi jeno tak kunjung menjawabnya. Dan soobin menelepon jeno tapi tetap saja tak di angkat olehnya.

Sehingga ketiga kalinya telepon soobin, akhirnya terjawab oleh jeno.

"Apa?"

"Lu dimana? Nara sakit?"

"Iya, dan Nara bilang jangan bolos sekolah cuma karena Nara ngga masuk itu katanya"

Padahal soobin baru saja ingin menyeret tasnya, tapi mendengar perkataan jeno dia menjadi diam sejenak.

"Kenapa gitu?"

"Mana gue tau, ntar lu kesini kalo sekolah dah kelar. Udahlah gue mau main ps lagi"

Dan jeno mematikan panggilan telepon dari soobin.

Soobin termenung, meletakkan hpnya pelan dimeja depannya. Dari kemarin setelah menerima undangan dari renjun, Nara keliatan seperti sedih.

Sangat sangat sedih, menurut pandangan mata soobin. Tapi Nara selalu berkata bahwa dia baik² aja.

Jelas itu bohong karena soobin tau dari mata Nara, gadis itu berkata bahwa dia baik² saja semata-mata untuk membuat dirinya tidak khawatir.

Tapi tetap saja, walaupun Nara berkata seperti itu. Soobin tetap saja khawatir.

Kemudian soobin mengambil hpnya kembali yang dia letakkan dimeja tadi.

Membuka menu file rekaman, dan menatap rekaman berharga agar bisa membuat nara tak sedih sampai sakit.

Kini dirinya diambang kebingungan, antara dirinya harus egois tentang perasaan nya atau merelakan perasaan nya demi kebahagian orang yang di cintai nya.

































































"Narr"

"Hmm" Balas Nara tanpa menatap kakaknya.

"Lihat dulu"

Nara yang tengah asik bermain dengan gamenya menoleh malas kearah kakaknya "Apasih?"

Kemudian jeno mengarahkan layar hp kacanya kedepan Nara, kemudian Nara melihat chat yang jeno tunjukan.

"Mau ngapain?" Tanya Nara pelan.

Jeno mengangkat kedua bahunya "Kaga tau, katanya mau ngomongin hal penting sama lu"

Nara diam, apa ada yang perlu di bicarain lagi sama renjun? Ngga ada kan. Lagi pula H-2 dia bakal nikah sama orang yang dicintainya. Lantas kenapa dia harus bertemu Nara lagi?

"Boleh kaga?" Tanya jeno

Nara menarik napas perlahan, kemudian menghembuskan nya "Kalo mau kesini ya sekarang, jangan sore. Gue ngga mau tanggung jawab kalo dia bertumbuk sama soobin nanti"

Jeno kemudia mengetik beberapa kata dan mengirimnya kepada renjun. Dia sendiri juga tidak tau, ada niat apa dia ingin bertemu Nara.

Selang 15 menit renjun datang, dan Jeno keluar kamar Nara untuk menghampiri renjun.

Nara sudah menyiapkan mentalnya untuk tidak menangis setiap melihat renjun, entah kenapa pasti satu air mata lolos di matanya padahal dia sudah mati matian untuk membendung nya.

"Dia lagi sakit ren" Ucap jeno saat keduanya menginjakkan kaki di tangga pertama.

Renjun tak kaget soal itu, dia tau betul bagaimana perasaan Nara kemarin. Sakit itu pasti dan nyesek apalagi.

Jeno mengetuk pelan pintu kamar Nara, dan kemudian masuk kedalam disusul oleh renjun.

Nara terlihat tidak baik² saja, rambut yang acak²kan , mata yang bengkak akibat menangis dan tatapan mata yang tidak pernah renjun lihat selama dia bertemu Nara.

Dan Nara hanya melirik sekilas renjun, lalu kemudian fokus lagi terhadap hpnya.

"Gue tinggal diluar, jan dikunci kamarnya" Pesan jeno, kemudian dia benar² meninggalkan renjun dan Nara di dalam kamar dengan keheningan.

Renjun mendekat ke arah Nara, tapi dirinya sama sekali tak perduli ataupun melirik renjun.

Kemudian renjun mendudukkan dirinya disebelah Nara yang rebahan.

"Nar" Panggil renjun

Nara hanya diam, dia hanya fokus kepada gamenya sembari menahan air matanya yang sudah terkumpul disudut mata.

Renjun mengambil pelan hp nara dan menyembunyikan nya, sehingga membuat nara kesal dan terduduk menatap orang didepannya.

"Apasih!?" Bentak nara

Dan orang yang berada didepannya hanya terdiam, sembari menatap tulus nara yang terlihat kesal dan marah.

Nara yang melihatnya, mencoba menahan air matanya dengan mendongak dan melihat keatap langit kamarnya.

"Kalau ngga penting, ngga usah kesini kak. Buang² waktu kakak aja" Peringat nara.

"Lebih baik kakak nyiapin keperluan pernikahan, H-2 bukan?"

Renjun hanya diam mendengar kalimat demi kalimat yang nara lontarkan, dia lebih mendekat kearah nara dan

Memeluknya

Nara yang tersadar apa yang dilakukan renjun, dia menangis. Pertahanan yang dia bangun akhirnya sia sia hanya karna sebuah pelukan.

Lalu Nara membalas pelukan renjun dengan menangis di bahunya, sehingga membuat baju yang dipakai renjun menjadi basah.

Renjun yang mendengar Nara menangis dengan suara yang lumayan terdengar di telinganya, memeluk nara kian erat.

Mungkin ini adalah pelukan terakhir yang diberikan renjun kepada Nara, karena setelah ini dirinya akan benar² sepenuhnya milik orang yang akan di nikahinya.

Dan untuk salam terakhir, renjun dengan berani mencium bibir Nara hingga membuat Nara sempat mematung, tapi karena tersadar akan gigitan renjun dibibir bawahnya membuat nya meringis dan kesakitan.

Nara juga membalas lumatan yang diberikan oleh renjun, mungkin ini juga akan menjadi hal terakhir bagi keduanya.

Renjun bahkan ikut menangis disela-sela dia mencium Nara. Tapi nara tau dan menghapus air yang mengalir melewati pipi orang didepannya.

Nara melepas tautan ciuman tadi perlahan, menatap penuh arti orang didepannya.

Begitu juga renjun, menatap nara sembari memegang bahu orang didepannya.

Kemudian keduanya kembali berpelukan, memeluk hingga erat dan renjun membisikan kalimat di telinga Nara.

"Maaf, untuk segalanya"

"Dan Terima kasih untuk rasa sakitnya" Balas Nara dengan memejamkan matanya.


















































































































yahh mengsedih inimah
Musikkk
Yamaap klo pendek
Jan lupa vote, komen and follow gw
Oke? Oghey

Sange | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang