49

13.7K 1.2K 341
                                    

Renjun sudah pulang karena sebentar lagi akan pukul 3 sore di mana soobin akan datang kerumah Nara.

Semenjak renjun meninggal kan rumah Nara, bukannya Nara membaik tapi justru sebaliknya. Dia menangis dari tadi dan tak kunjung berhenti.

Walaupun dia menangis hanya diam, itu tetap saja membuat jeno merasa bersalah karena mengizinkan renjun untuk menemui Nara.

Soobin yang baru datang, memarkirkan motor nya di garangsi rumah Nara. Kemudian masuk tanpa permisi.

Tapi orang dirumah nara sudah tau, karena memang soobin sudah teranggap menjadi bagian rumah Nara.

Soobin melangkahkan kakinya cepat menuju kamar Nara, dilihatnya saat membuka kamar Nara. Jeno terlihat bingung dan sedang menyesal.

Begitu juga Nara, yang masih menangis tanpa suara dan hanya air mata banyak menetes di pipinya.

"Narr" Soobin dengan cepat melangkahkan kakinya untuk mendekat ke arah Nara.

Nara hanya diam, sembari menatap soobin dan tersenyum sedikit.

Soobin menoleh kearah jeno, menanyakan kenapa Nara jadi seperti ini?

Jeno hanya berdehem dan mengode jika renjun yang membuat Nara seperti ini.

Bahkan ini yang terparah dari sebelumnya saat Felix menyakiti perasaan Nara.

Nara memang tipikal perempuan seperti itu, dimana jika dia sudah mempercayakan apa yang dia punya kepada seseorang tapi dengan mudahnya orang tersebut menghancurkan nya tentu membuat Nara sakit dan lukanya akan
membekas.

Sama seperti halnya dengan luka yang Felix berikan, Nara masih saja sakit setiap kali menatap wajah Felix. Entah kenapa bisa seperti itu.

"Nggapapa" Ujar Nara singkat dan memegang tangan kanan soobin dengan tersenyum.

"Iya lu bilang ngga papa, tapi dibalik ngapapa pasti ada apa²" Balas soobin tegas

Dan lagi lagi Nara hanya tersenyum dan menangis lagi.

Soobin menghapus beberapa bulir air mata yang berhasil lolos melewati pipi Nara, kemudian menghapusnya menggunakan tangan.

"Ngga usah nangis"

Justru kalimat seperti itu yang membuat pertahanan nara pecah seketika.

Dia memegang tangan soobin erat dan menangis dengan keras, soobin tau. Perasaan nara sudah sangat hancur. Dan soobin tidak suka Nara menangis ataupun seperti ini.

Jeno juga kelihatan bingung, entah apa yang harus dilakukan nya. Dia hanya bisa diam tanpa berbuat apa².

"P-plis s-sakit" Keluh Nara.

Karena bagian dadanya terasa saat sesak, membuatnya sulit bernafas.

Dengan singgap soobin memeluknya, memeluk Nara erat dan mengelus punggung nya. Mencoba memenangkan Nara karena dia menangis sampai ngik²

Untung ngga pake ngok

Maaf bercanda.

Soobin bingung, dia harus bagaimana. Dia benar² bingung sekarang. Andai saja ketidak sengajaan itu tak terekam atau jika memang takdir mengizinkan untuk merekam suara itu, seharusnya bukan dia tapi orang lain saja.

Misalnya beomgyu, karena pada saat itu dirinya tengah bersamanya.

Harus kah dirinya memberikan itu sekarang? Tidak, kenapa harus dia berikan? Bodoh, maka dirinya akan jadi orang jahat bila tak mengatakan nya.

Rasanya malaikat dikanan maupun dikirinya tengah bertengkar, memperebutkan apa yang harus soobin lakukan sekarang.

"Keluar yuk nar" Ajak soobin ketika dia melihat Nara sudah lebih baik, tidak ngik ngik lagi.

Sange | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang