29

20.9K 1.6K 471
                                    

Tidak butuh waktu lama untuk menunggu suruhan chenle datang mengambil motor chenle , dan dia bilang akan menjemput tuan mudanya apabila menelepon dirinya nanti.

Mereka bertiga tengah berjalan beriringan untuk kerumah nara.

Ya dengan posisi nara ditengah , diapit oleh renjun maupun chenle.

Nara masih asik bercerita dengan chenle sehingga membiarkan renjun diam dan seperti terkacangi. Bahkan pandangannya pun terfokus untuk chenle.

Tersadar bahwa renjun hanya diam , nara iseng menyenggol lengan renjun.

"Kok diem?" Tanya nara

"Kan ngga di ajak omongan , ya berarti diem lah" Balas renjun kesal , entah kenapa api cemburu membakar dirinya.

Benar juga apa yang di katakan renjun , dari tadi nara asik bercerita dengan chenle. Ya walaupun isi ceritanya tentang kepameran chenle yang sudah keliling berbagai negara.

Chenle tertawa , tapi tawa chenle tak membuat renjun ikut tertawa juga. tetapi dia tambah kesal setelah mendengarnya.

"Aelah ren , cemburu lu ? Gila sama temen sendiri juga" Balas chenle dengan sedikit mendorong baru renjun hingga membuatnya sedikit oleng

"Ya lu mikir lah anjing" Renjun menatap sinis.

Justru yang ditatap sinis tertawa hingga menepuk-nepuk tangan nya.

Receh sekali tuan muda ini.

Nara hanya menggeleng kepala sembari tersenyum.

"Terus ntar lu baliknya gimana dah le?" Tanya nara

Chenle tersenyum jahil "Kan ada brader gue , bisa nebeng dong. kalo kaga ada bensin ntar gue bayarin"

Renjun yang mendengarnya ingin toksik seperti biasa , tapi dia harus menahan hasratnya untuk memaki chenle.

"Oh yaudah" Nara mengangguki omongan chenle.






















































































Karna tau tau sudah malam hari , renjun nara dan chenle sudah berada di halaman rumah nara.

Tapi pandangan ketiga orang tersebut tertuju pada oknum yang tengah berdiri dan berbicara kepada jeno yang memainkan pesawat terbang remot yang dia beli pekan lalu.

"Lah saingan muncul satu lagi" Goda chenle.

Renjun hanya berdecak kesal dan membuang muka.

Nara menggigit bibirnya , dia takut jika soobin marah kepadanya. Terlebih lagi sekarang soobin sudah tau kehadiran nara dan berjalan untuk menghampirinya.

"Gue mau ke jeno dulu dah , asik bener tapi mainnya kek bocah" Ucap chenle sebelum menjauh dari tempat nara berdiri.

Soobin berjalan kearah nara tapi berakhir didepan renjun , tinggi mereka memang tidak sama rata tapi ya terserah lah.

Renjun menatap bengis kepada orang didepannya , seperti orang yang dendam padahal mereka tak pernah memiliki masalah.

Hanya karena nara , mereka menjadi musuh sekarang.

"Masih berani ? buat ngajak nara jalan ? ohh pasti lu mau bikin nara naik terus jatuh lagi kan?" Soobin mengatakan itu dengan bertepuk tangan dan tatapan meremehkan.

Nara yang berada disamping renjun menatap soobin hati² , takut mereka berdua berantem tentunya.

Renjun menggelengkan kepala sembari menatap sinis "Lu ada masalah apa sih ? ngajak berantem ? gua tuh kaga ngusik hidup lu. Pftt tapi lu nya ngurusin idup gue sama nara"

Sange | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang