21

26.4K 1.8K 261
                                    

Nara terduduk di tangga yang menghubungkan lantai satu dengan lantai dua.

Dengan menundukan kepala dan melipat lututnya , dia rasa itu akan lebih baik.

Nara merasakan jika ada yang duduk disebelahnya dan menepuk-nepuk punggungnya dengan pelan.

"Ngga usah sok tegar nar , keluarin aja semuanya"

Mendengar perkataan chenle , nara mendongakkan kepalanya. menatap chenle dengan mata basahnya dan tetiba saja dia memeluknya.

Chenle agak kaget sebelumnya , tapi dia menghiraukan itu karena saat ini nara. benar² membutuhkan sandaran.

Nara ingin selesai , dia ingin mengakhiri hubungan ini. Tapi kenapa rasanya tidak bisa ? sangat sulit mengatakannya.

Chenle membalas pelukan nara dan menepuk-nepuk punggung nara agar lebih tenang , di dengarnya nara menangis dengan sesenggukan.

"Minum?" Tawar chenle , tapi nara menggelengkan kepala.

"Pulang ?" Nara tak menjawab.

"Baru juga sampe , nanti aja ya?"

Tidak ada respon , chenle seperti berbicara dengan patung saja.

"Gue pengen selesai" Ucap nara disela-sela menangisnya.

"Yaudah selesai aja"

"Tapi gue ngga bisa" Nara kembali menangis , malahan dia semakin mempererat memeluk chenle.

Chenle diam , dia hanya mengelus punggung nara dan sekali menepuk nepuk bahunya.














































"Udah jen udah!" Tahan yeji dikala jeno terus terusan ingin maju dan memukul renjun.

"Ngga bisa !"

"Sadar jeno !" Tamparan keras berhasil melayang dan mendarat dipipi jeno.

Mungkin agak sakit , dan kemudian jeno menatap yeji dan memegangi pipinya yg terkena tamparan.

"Udah !" Bentak yeji

Jeno diam , rasanya baru kali ini dia merasakan tekanan yang begitu hebat dari pada orang tuanya ataupun adiknya sehingga membuatnya terdiam.

Renjun meringis melihat sedikit darah yang berada disudut bibirnya , apakah pukulan jeno tadi benar² keras ?

"Ren ?" Panik ryujin saat melihat luka di sudut bibir renjun.

Tapi renjun justru mengabaikannya bahkan dia sempat melepaskan tangannya saat dipegang oleh ryujin.

Dia tak bisa membuat nara menangis lagi karna dirinya.

"Udah duduk dulu" Suruh yeji dan jeno hanya menurut.

Yuna yang bingung hanya duduk ditempat kosong, tapi justru yang duduk disebelahnya adalah jaemin.

Renjun yang tak peduli ryujin justru memilih pergi menyusul nara.

Tapi tentu saja ryujin juga mengikuti renjun , sehingga disana menyisakan jeno haechan jaemin jisung yuna dan yeji.

Awas tergengbeng.canda

"Ni kaga ada air putih apa ? miskin amat dah" Kesal yeji dikala dimeja hanya ada amer

"Bener² lu ye , kalo chenle denger di babat lo" Seru haechan

"Bodo, dah lu ambilin minum cepet" Perintah yeji

Haechan menatap yeji "lah kok gue?"

Yeji melototkan matanya dan memegang botol amer yang masih tersegel dan berposisi melemparnya

Sange | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang