"Ih gilaa"
Refleks Nara saat mendengar chenle tadi.
"Ada yang salah emang?"
Nara menggeleng kan kepala "Ya engga, cuma ya kenapa banyak bet? Kan ngga dipake"
"Oh tenang, gue nyuruh bawahan bapak make kalo pengen. Jadi ya ngga bakal takut mati ngga kepake, kalaupun rusak ntar dibenerin pake duit bapak"
Nara menggelengkan kepala, memang orang disebelahnya ini gampang sekali soal uang.
"Kesini ke kebun teh berapa menit?" Tanya Nara.
"Kita udah sampai, disebelah gedung tuh kebun teh"
"Hah? Masa? Terus kenapa kita naik mobil?" Nara ngga percaya dong.
"Kita ke kebun tehnya pake mobil lewatnya, terus kalo mau berhenti kan gampang atau lanjut main² nanti"
Nara hanya menganggukkan kepala, kemudian chenle menjalankan mobilnya dan baru saja mobil nya berbelok, Nara sudah melihat kebun teh yang sangat segar. Tentu Nara takjub dan tak henti-henti mengeluarkan kepalanya dari jendela.
Tentu chenle yang melihatnya turut senang, dia bisa melakukan apapun demi Nara. Bukankah itu sangat menjanjikan? Lantas kenapa Nara masih saja menunggu temannya itu yang jelas² akan menikah?
"Pelan²" Perintah Nara kepada chenle dengan tersenyum, dirinya ingin merasakan sentuhan tangannya bersama teh yang segar.
"Kok sepi? Ngga ada yang metik?" Tanya Nara dengan menoleh kearah chenle.
Chenle mengedarkan pandangannya ke kanan maupun kiri "Istirahat kali, mau aku suruh kerja sekarang?"
Nara menggelengkan kepala cepat "Jangan! Biar mereka istirahat!"
"Iyaaa, mau turun ngga?" Tanya chenle dan Nara menganggukkan kepala.
Chenle menghentikan mobilnya, saat mobil benar² berhenti Nara dengan cepat membuka pintu mobil dan keluar hingga meninggalkan chenle yang masih berada didalam.
Nara menoleh kearah chenle begitu dia turun "Ini tehnya di bikin teh poci itu ya??"
"Yaa ngga cuma teh poci, ada teh pucuk terus teh sosro, teh kotak juga. Kenapa gue endors gini"
Nara memandang chenle antusias "Ih masa!? Boongkan?"
"Ngapain boong, ngga guna banget"
Sumpah Demi apapun, Nara baru pertama kali ke tempat teh asli yang menghasilkan produk seperti yang chenle ucapkan tadi.
"Ayoo foto!"
"Hah?" Chenle bingung dong, ngga biasanya dia di ajak foto apalagi Nara.
"Kamera depan, aku yang megangin tenang aja"
"Oke²"
Chenle mengikuti apa yang diperintahkan Nara, bahkan dirinya dibuat konyol sesaat oleh gaya foto yang diperintahkan Nara. Tapi itu tidak apa apa, jika itu bisa membuat Nara bahagia bersamanya.
"Udah?" Dan Nara mengangguki apa yang chenle barusan katakan.
Saat Nara ingin melihat foto² dia mendapat telepon masuk, dan yang tak lain adalah kakaknya jeno.
"Iya kak?" Nara memerintah kan chenle untuk diam sesaat.
Dan chenle hanya menurut dan memandang Nara kenapa?
"Ohh, Nara dikota sebelah sama chenle. Kenapa sih? Penting kah?"
"...."
"Iya deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sange | Renjun ✔
Romance[COMPLETED] [18+] ❝Jangan nolak , Kalo ngga mau gue masukin❞ - Narendra Renjun Renjun ✖ Nara Story by : ©kandreay, 2020 √Non Baku √Tidak jelas √Dosa tanggung sendiri √With lokal name High Rank : #2 in Renjun (26/06/21) #1 in Nctzen (19/01/21) #3 i...