18

29.3K 1.8K 642
                                    

Renjun kini tengah dirumah chenle , mereka berenam tengah bolos lagi.

Dan tentu saja keadaan hening , hanya ada aura jeno yang ingin mengamuk dan memukul renjun.

Dan aura renjun yang bimbang dengan apa yang diperbuatnya.

Jaemin sibuk makan kacang bersama haechan , katanya chenle sih kacang dari eropa. Limitid edition juga katanya.

"Lu sebenernya milih nara apa ryujin sih?" Ucap jeno dengan nadanya yang super tegas.

Tak ada jawaban , bahkan renjun tengah melamun.

"Woi anjeng!" Teriak jeno dengan memancal meja didepannya hingga meja tersebut tergeser dari tempatnya.

Renjun tergelojak kaget karena jeno berteriak mengarah kepadanya dan menatap tajam.

"Si asu , meja mahal nih anjeng² punya temen gini amat" Ucap paduka chenle dengan membenarkan posisi meja.

Jeno berdiri dan menghampiri renjun kemudian menarik kerah seragam renjun hingga membuatnya berdiri didepan jeno.

"Lu jawab pertanyaan gue!"

Dengan singgap jisung yang berada disamping renjun berdiri dan menahan jeno.

"Kalem jen kalem" Kata jisung dengan menyuruh jeno melepaskan tarikannya dikerah renjun.

Jaemin dan Haechan auto berdiri waktu jeno narik kerah seragam renjun.

Sedangkan si paduka bodo amat , dia cuma ngeliat dan menyilangkan kakinya diatas meja.

Bahkan renjun tak berkutik , dia lebih milih pasrah jika jeno mengamuk kepada dirinya.

Jeno mendecih dan melepaskan kerah seragam renjun dengan kasar.

Jisung kembali terduduk dan menatap renjun yang masih berdiri dan menunduk

"Sung , minta tolong ntar lu yang jemput nara , katanya mau kesini" Ucap jeno sembari duduk di sebelah chenle.

"Gampang" Balas jisung

Begitu renjun mendengar nama nara , dia langsung mendongakkan kepalanya menatap jeno.

Dan kemudian dia terduduk disebelah jisung dan menyendarkan punggungnya disofa , menatap langit² istana chenle yang uwaw.

Semuanya diam , asik dengan dirinya sendiri sehingga deringan telepon hp renjun terdengar jelas.

Begitu ada yang meneleponnya , renjun beranjak dari sofanya dan menjauh untuk mengangkat telepon miliknya.

Setelah renjun menjauh barulah emosi jeno keluar , sebenarnya dia tak tega memukul sahabatnya , tapi ini demi adiknya Nara.

Entah kenapa dia menyesal mengijinkan nara untuk berpacaran dengan renjun.

"Asu asu" Umpat jeno yang semakin pusing dengan hal ini

"Ngamer nggak cui?" Tawar chenle

"Matamu" Jawab serentak dari keempat temannya yang masih ada disitu.

"Anjeng , orang gratis pada kg mau" Kesal chenle dan langsung melempar bungkus kulit kacang ke arah depan.

"Kalo gue ngamer malah jadi menjadi" balas jeno dengan menyandarkan bahunya disofa dan memejamkan matanya.










































"Dimana ?"

"Rumah chenle"

"Gue ngga mau nikah ren"

Sange | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang