09

52.9K 2.5K 346
                                    

"Kakak kuat pulang sendiri kan?" Tanya nara dikala dia mau pulang bersama jeno.

"Kenapa ngga gw anterin ajasih nar?" Kesal renjun dikala nara menolak diantarkan olehnya.

"Lagi sakit juga , udah² gue pulang sama kak jeno aja" Ucap nara lalu menaiki motor jeno.

"Dah lu balik sono , tumbenan anjim lu bisa sakit" Kata jeno sambil menutup kaca helm miliknya

Lalu jeno melesatkan motornya meninggalkan pekarangan rumah chenle.

Renjun menghembuskan nafas kasar dan terduduk dikursi depan rumah chenle.

"Lu dah dapet ini?" Tanya chenle dengan melemparkan undangan pernikahan didepan renjun.

Renjun yang tengah memijat kepalanya tertunduk dan menatap undangan tersebut sebentar kemudian memijat kepalanya lagi.

"Oh jadi lu dah tau duluan" Sambung chenle.

"Seharusnya gue ngga terlalu peduli , tapi pikiran gue peduli" Jawab renjun dengan nada tinggi.

"Kalo lu peduli , berarti lu masih cinta dia renjun. Lu yakin? Kalo nara sampe tau lu masih mikirin dia yang udah mau nikah , dia pasti mikir lu ngga bisa lupain dia" Ceramah chenle

"Lu juga tau le , dia ninggalin gue tanpa ngomong apapun. Tau tau dia bagiin undangan , ngunggah foto prewed di instagramnya" Ucap renjun sembari berdiri dari duduknya.

"Berarti lu masih cin-"

"Gue balik dulu , pusing debat sama lu mulu" Potong renjun dan kemudian dia mengambil tasnya dan pergi kearah motornya.

Chenle hanya diam dan menatap kepergian temannya itu.

"Lu ngga bakal tau ren karna gue belum bilang , sejujurnya ryujin nikah karena dia hamil duluan"
































Nara rebahan dikasurnya , dia juga sudah selesai membersihkan dirinya. Mengingat apa yang dilakukan renjun dirumah chenle tadi membuatnya risih sekaligus malu.

"Kok gue bisa pasrah gitu aja ya tadi" Pikir nara , dan kemudian dia salting sendiri.

"NARAAAAA , DIBAWAH ADA SOOBIN TUH" Panggil jeno sambil gedor² pintu kamar nara.

Bahkan dia lupa kalo soobin mau ngajak dia ngomong.

"I-iya iyaa suruh nunggu bentar"

Kemudian nara beranjak dari tidurnya , lalu memakai celana panjang dan memakai cardigan tanpa mengikat rambutnya.

Nara turun kebawah , dilihatnya kakaknya tengah berbicara kepada soobin sambil memegang undangan pernikahan.

Tunggu , siapa yang nikah? heran nara.

Soobin melirik nara yang tengah berjalan kearahnya.

"Siapa yang ni-"

"Pamit dulu jen" Ucap soobin dan kemudian menarik paksa nara keluar rumah.

"Aduh duh bin , kenapa sih?" Nara melepas paksa pegangan soobin saat sudah sampai diluar rumah.

Soobin menghela nafas sebelum menjawab perkataan nara.

"Mau minum apa?"

"Kapucino kek biasa" Balas nara , dengan mudahnya dia melupakan apa yang barusan dia katakan kepada soobin.

"Yaudah kita beli didepan" Dan nara mengangguk.

Setelah itu mereka berdua melesat pergi meninggalkan rumah nara.

Sange | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang