27

21.1K 1.7K 246
                                    

"Dingin bat dah" Nara memegangi lengannya sendiri karena udara yang begitu dingin bahkan bisa menembus ke kardigan yang dia pakai.

"Mau gue peluk biar anget?" Goda soobin.

"Dih apaan sih" Balas nara acuh. padahal mah didalem hatinya senyum².

Lengan nara ditarik oleh orang yang membelakangi mereka berdua , sontak nara menghadap kebelakang dan soobin langsung menahan tangan nara yang satunya.

Renjun menatap lekat mata nara yang berada di depannya. Dan nara memasang wajah yang bingung , tidak dengan soobin yang tekanan darahnya sudah meninggi karena renjun berani memegang tangan nara lagi.

"Gue mau bicara" Ucap renjun mengawali keheningan yang dia ciptakan tadi.

"Masih ada urusan?" Balas soobin.

Nara yang berada ditengah hanya menatap renjun dan soobin secara bergantian.

"Gue nanya nara , bukan elu" Renjun sedikit meninggikan nada nya karena tak ingin berdebat lama-lama dengan orang ini.

"Ya lu ada urusan apa sama nara!" Oke , soobin mulai dengan nadanya yang tidak enak.

Tentu membuat orang yang lalu lalang menatap mereka bertiga.

"Cih , urusin aja lu sendiri gue cuma mau ngomong sama nara" Renjun mencoba kalem , karna tak mungkin dia menonjok orang ini di tempat ramai bisa masuk kantor polisi nanti dia kalo berantem di sini.

Nara yang mulai malu dikala masyarakat mulai menatap mereka bertiga , dia mencoba untuk berontak dan melepaskan pegangan kedua orang di sampingnya ini. Tapi hasilnya tetap tak terlepas karena pegangan mereka cukup kuat

"Udah kak , ngga ada yang perlu di omongin" Kata nara ambil bicara. dan mulai melepaskan tangan renjun yang memegang tangannya.

Soobin tersenyum miring kearah renjun yang memasang wajah menyesal.

"Udah ayo pulang" Ajak nara kesoobin.

Dan langsung soobin mengandeng nara untuk ke arah motornya.

Renjun menghela nafas kasar , padahal dia ingin mengatakan bahwa dia kangen dengan nara. Tapi ada aja suatu hal yang menggagalkan nya.






































































































"Tadi ngga usah marah² gitu dong" Ucap nara dikala soobin sudah mengendarai motornya untuk menuju rumah nara.

"Ya maaf , masih kebawa emosi bawaannya kalo dia ngedeket sama lu pen gue tonjok"

Emosi soobin itu memang besar , bahkan jika dia marah kepada nara dulu nara harus meluluhkan hatinya agar tidak marah kepadanya.

Tidak butuh waktu lama soobin mengantarkan nara kerumahnya.

"Hati² kalo pulang" Ingat nara ke soobin

"Siappp" Kemudian soobin mulai pergi menjauh dari halaman rumah nara.

Nara masuk kedalam rumah , ada kakaknya disana tengah didepan tivi LED dengan memegang stick , yaa dia bermain playstation miliknya seperti biasa.

Nara merebahkan dirinya disofa , dan posisinya membelakangi jeno.

"Cepet amat , biasanya mampir dulu kerumah chenle" Kata nara yang mulai melepas kardigan miliknya menyisakan kaos putih yang dia kenakan.

"Lagi males , kenapa ngga bilang kalo main?" Balasnya tanpa melihat ke nara.

Sange | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang