38

14.4K 1.3K 365
                                    

Setelah keluar dari lift , nara , jisung dan chenle berlari mencari keberadaan kamar vip bernomor 06

Nara menyelusuri nomor kamar , dan akhirnya ketemu. Dengan cepat nara membuka kunci pintunya. Tapi waktu nara ingin membukanya tidak bisa.

Yang artinya , ruangan ini dikunci dari dalam juga.

"Lee , ngga bisa" Gelisah nara saat kenop pintu terus dia buka tapi tak bisa.

Chenle paham dan langsung melonggarkan dasinya bersama jisung.

"Dalam hituangan 1 , 2 , 3 kita dobrak sama² , nara jauhan dikit ya"

Nara mengangguki omongan chenle , dan mulai menjauh dari pintu.

1 , 2 , 3 !! GEDUBRAK !!

Pintu berhasil dibuka , memperlihatkan yeji yang tengah ketakutan dan dipojokkan jeno di dinding.

Jeno mendecih dan merolling eyes , berjalan kearah 3 orang yang mulai memasuki ruang vip miliknya.

"Ada urusan apaan sih ? lu juga udah tau kan nar ? kenapa kaga bilang ke gue hah !?" Jeno sedikit berteriak didepan adiknya.

Tapi nara tak takut , dia justu selangkah lebih dekat dengan jeno dan menatap kakaknya tersebut dengan mata ganasnya.

Plak !

Satu tamparan hebat diterima oleh jeno hingga membuat wajahnya berpaling.

"SADAR KAK !"

Tapi jeno hanya menatap datar orang didepannya.

"Sadar ! plis ! kak yusril ngga boleh kayak dulu lagi" Entah kenapa nara mulai menangis dan memori tahun² yang lalu mulai samar samar datang di otaknya.

Dimana jeno dulu sering sekali meng unboxing pacarnya atau bahkan selingkuhannya.

Dan nara tak suka itu , sebagai wanita harga dirinya terasa tersakiti dan tahun ini jeno sudah lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Jeno mulai menyelipkan rambut yang menutupi wajah nara , kemudian mengecup mata nara yang mengeluarkan air mata , lalu memeluk adiknya.

"Stttt , kakak ngga suka kamu nangis. Apalagi gara² kakak"

Jeno mulai mengelus rambut nara , dan chenle hanya menyimaknya. Dan siapa disangka jisung justru memeluk yeji yang tengah menangis sesengukan karena takut kepada jeno.

Nara juga membalas pelukan kakaknya , dan kemudian melepasnya. Dilihatnya sahabatnya yang dipeluk oleh jisung.

"Pacar gue anjing ! main peluk aja" Kesal jeno pada saat yeji memeluk jisung.

Setelah mengatakan itu yeji melepas pelukannya kepada jisung dan menghadap jeno walau sedikit takut dan gemetar.

"P-plis j-jen , m-maapin g-gue" Ucap yeji sesengukan dan menundukkan pandangannya

Dan yaa jeno langsung meluk yeji , "Ngga , kamu ngga salah"

"T-tapi kan , ak—"

"Sttt , udah diem. Aku ngga mau kamu nyebut nama hyunjin , kalo aku denger namanya dari mulut mu bukan kamu yang tak marahin tapi dia , dan bakal gue patahin lehernya"

Yeji semakin mengeratkan pelukannya dikala jeno mengatakan hal tersebut.

Nara yang mendengarnya hanya tersenyum simpul , tapi tiba² chenle mendekat kearahnya dan menyandarkan kepala nara di dada bidang milik chenle.

Chenle juga memeluk pinggang nara , dan tak lupa mengusapnya.

Jisung mengangkat kedua tangannya dan melihat telapak tangannya , tapi setelah itu dia memeluk dirinya sendiri dan tersenyum miris.






















"Aduh anjing kebelet kencing"

"Wah gila lo , belom juga sampe kantin. Dah lu sono ke kamar mandi dulu" Balas soobin yang sedikit kesal kepada orang disebelahnya.

"Hehehe maap ya , lu tunggu diruang tunggu situ aja dah. bentaran doang elah" Pinta beomgyu dengan menunjukkan sebuah kursi² tunggu yang sebagian kosong.

Soobin hanya rolling eyes , dan setelah itu beomgyu pergi untuk kekamar mandi.

"Mending gue ngidupin musik"

Soobin meraih hpnya yang berada di kantong bajunya , setelah itu dia menekan aplikasi musik tapi karna hp soobin yang sedikit ngebug , tombol yang barusan di pencet soobin bukan musik melainkan perekam suara. Dan setelah itu soobin memasukkan hp nya lagi kedalam kantong bajunya.

Kaki soobin melangkah kearah ruang tunggu , dan pada saat dia semakin dekat dengan kursinya. Dia melihat ryujin yang tengah berbicara dengan dokter , atau perawat ? atau bahkan bidan ?

Ah terserahlah soobin tak terlalu peduli , lalu dia duduk tepat didepan ryujin dan dokter tersebut.

Bukannya jika ingin konsultan tentang kandungan lebih baik diruangan si dokter saja ? kenapa diruang tunggu seperti ini ?

Dan ya lagi lagi soobin tak telalu pusing memikirkannya.

Tapi setelah sekian lama percakapan antara ryujin dan si dokter , itu membuat soobin menutup mulutnya rapat² dan tak percaya apa yang tengah didengarnya.

Sumpah , soobin tidak sengaja menguping atau mendengar apa rencana ryujin.

Dan tak lama setelah itu ryujin pergi dan begitu juga dokter yang berbicara dengannya tadi.

"Aduh lega amat" Beomgyu sudah sampai disamping soobin.

Dia tidak tahu kalau ryujin berada disini tadi.

"Yaudahlah ayok" Soobin beranjak dari duduknya dengan pelan²

"Ngomong² pinjem hp lu bentar dong , lobet nih punya gue. mana kaga bawa chager"

"Gue bawa , tapi yang cas android" Balas soobin.

"Lah lu kan tau hp gue ios , udah mana gue mau telp si taehyun kesini kaga"

Soobin merogoh hpnya , dan perekam suara tadi masih berjalan. Soobin tentu bingung padahal dia tadi ingin menghidupkan musik , tapi kenapa perekam suara yang berjalan ?

Kemudian dia mematikan perekam suara tersebut tanpa menghapusnya dan memberikan hpnya kepada beomgyu.

"Nih" Soobin menyodorkan hpnya tepat kearah beomgyu

Dan beomgyu menerimanya , lalu setelah itu dia menelepon taehyun.





























Renjun menghembuskan nafas kasar , dia tengah mengendarai mobil ke bandara untuk menjemput kedua orang tuanya.

Dia sudah siap mental , batin dan yang lain.

Keputusan yang keluar dari mulut ayahnya nanti , apapun akan dia terima.

Dan tak lama renjun sampai dibantara , memakirkan mobilnya di parkiran dan dia berjalan kearah ruang tunggu.

Cukup lama renjun menunggu , dan sampailah orang tua renjun yang berjalan kearahnya dengan memegang koper masing² dan berpakaian rapi. Dan tentu saja ayahnya masih berseragam pilot.

"Anak ayah udah gede aja" Sapa ayah renjun tiba²

"Renjun ngga mungkin kecil terus yah" Kemudian renjun mendekat ke ayahnya dan memeluknya.

Mama renjun menyilangkan kedua tangannya di dada "Ngga kangen sama mama ren?"

Renjun melepaskan pelukannya terhadap ayahnya dan berbalik menatap ibunya.

"Ngga gitu mah" Renjun memeluk ibunya juga.

"Jadi kamu mau ngomong apa? ayah sampe cuti gini loh cuma buat dengerin omonganmu yang katanya penting"




























































































meng omaygat
adegan ngewe ? kg dulu
yang kg vote di ewe renjun
Selamat menunaikan ibadah puasa
Ya maap telat.

Sange | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang