55

11.9K 1.1K 403
                                    

Jam menunjukkan pukul 9 malam. Nara dan chenle sudah pulang kerumah chenle yang awal. Setelah turun dari helikopter keduanya duduk² terlebih dahulu di aula tengah.

"Mau makan?" Tawar chenle.

Nara menggelengkan kepalanya "Ngga usah, tadi kan udah makan"

Chenle menganggukkan kepala "Ayo pulang, gue ngga mau dimarahin jeno waktu telat nganterin lu"

"Iyaaaa"

Kemudian, keduanya berjalan keluar rumah dan masuk kedalam mobil yang telah di siapkan chenle.

Pada saat chenle ingin menjalankan mobilnya, Nara menahan tangannya. Dan sontak chenle menoleh kearah Nara.

"Makasih, buat segalanya"

Ucap Nara, dengan tersenyum sembari memegang tangan orang yang di sampingnya.

Begitu juga chenle, yang tersenyum simpul saat melihat betapa senangnya nara pada saat bersamanya.


























Tidak butuh waktu lama untuk chenle mengemudikan mobilnya kearah rumah Nara. Buktinya sekarang keduanya sudah turun dari mobil.

"Aku pulang dulu, salam buat jeno" Pamit chenle dan Nara hanya menganggukkan kepala.

Kemudian chenle kembali masuk kedalam mobilnya, mengemudikan nya untuk kembali kerumah.

Nara berbalik badan dan mengetuk pintu rumahnya sendiri, tak lama kakak nya membuka pintu.

"Seneng ye lu abis jalan² sama temen gue" Cibir jeno yang iri.

"Halah bilang aja lu iri" Balas Nara dengan berjalan masuk melewati kakaknya.

"Eh anak dakjal, bukannya bilang makasih udah dibukain malah nyelonong aja lu"

Nara tak memperdulikan ocehan kakaknya, dia hanya ingin kekamar nya dan melupakan apa yang akan terjadi besok pagi.

Tapi kakaknya justru menahan tangan nya, Nara tak tahu kalau kakaknya menyusul nya tadi.

"Apa?"

"Udah ikut aja" Jeno menarik tangan Nara untuk mengikuti nya.

Dan mereka berdua sampai pada kolam renang rumah.

"Mau ngapain? Renang malem²? Ih gilaa dingin bat setan"

"Ya kaga lah begoo, cemplungin kaki aja"

Jeno melepaskan pegangan nya , dan berjalan kearah tepi kolam. Mencelupkan kedua kakinya ke dalam kolam.

Nara hanya mengikuti, dan setelah itu yang dirasa Nara adalah tenang dan kakinya terasa segar.

"Jan sedih, apapun yang terjadi besok. Terima aja" Kata jeno

Dan Nara hanya menunduk diam, entahlah dirinya juga bingung. Disisi lain dia ingin menangis dan di sisi yang lainnya dia harus kuat.

"Ngapain sedih, akukan kuat" Balas Nara yang masih menunduk dan menggoyang kan kakinya didalam air.

Jeno mengarahkan tangannya kearah kepala Nara, kemudian menggerakkan nya untuk menyandar di pundaknya. Lalu mengelus nya pelan.

"Soobin kemana ya kak? Tadi pagi dia ngga berangkat terus chat ku ngga di bales sampe sekarang"

Jeno menggelengkan kepala, demi Tuhan dia tak tahu. Bahkan dirinya juga sempat mengirim pesan ke soobin tapi tak kunjung dibalas sampai sekarang.

Entah kemana anak itu pergi.

Sange | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang