05

67.6K 3.2K 498
                                    

Mereka berdua sudah sampai di rumah nara , karna nara hanya tinggal sendiri bersama kakaknya. Ah tidak ada bapak satpam yang berjaga diluar dan bi ijah , tapi bi ijah sedang cuti karena anaknya sakit.

"Misi pak" Sapa renjun dikala bapak satpam membuka pagar rumah nara.

Dan pak satpam hanya mengangguk dan tersenyum.

Renjun memarkirkan motornya di garangsi milik rumah nara.

"Kakak mau masuk dulu?" Tanya nara

"Boleh deh"

Setelah itu mereka berdua berjalan memasuki pintu rumah nara.

"Kakak mau dibuatin minum apa?" Tanya nara sehabis meletakan tasnya diatas sofa.

"Apa aja deh nar" Balas renjun.

"Okeh , kakak duduk dulu nanti nara bawain minum" Lalu nara pergi meninggalkan renjun yang tengah ingin duduk disofa.

Kepala renjun teramat sangat pusing , mungkin karena efek tak menghisap rokok dari sore?

Rasanya kepala dia berat , dan berputar. Renjun memilih duduk menyender sofa dipunggungnya dan sesekali memejamkan mata.

Saat dia memejamkan mata , pahanya terasa berat dan kemudian dia membuka matanya.

Ternyata ada nara yang tengah tiduran dipaha renjun , itu membuat renjun usil mendekatkan wajahnya ke arah nara. dia ingin mencium bibir merah milik nara.

Tapi tak semudah itu , nara yang mengetahui bahwa renjun akan menciumnya tanpa pikir langsung saja dia ingin duduk normal.

Dan ternyata kepala mereka berdua saling jedotan , hingga menimbulkan suara yang lumayan keras.

"Aduh sakit" Keluh nara dan langsung mengusap dahinya yang sakit.

Renjun hanya meringis dan mengusap dahinya juga.

"Nara , kalo mau duduk bilang kan sakit" Ujar renjun.

"Terus juga kenapa kakak kek gitu , bikin jantungan tau" cibir nara yang langsung berposisi membelakangi renjun.

Renjun hanya tersenyum kemudian memeluk pinggang nara dari belakang ,

"Lepasin ih kak , nanti ada kalo ada yang masuk gimana" Ucap nara sambil melepas tangan renjun dari pinggangnya.

Eh tapi malah tambah erat pelukannya.

"Apanya yang masuk?"

Buru² nara memukul kepala renjun lagi , makin liar aja pikirannya.

"Sakit" Dia meringis dan melepas pelukannya

"Masa bodo , mending minum nih. Tenang aku kasih obat tikus" Saat itu juga renjun ingin me ngews nara etapi engga.

"Tapi boong" Lanjut nara.

Sabar ren sabar , pengen di ews beneran ni nara.

Kemudian renjun kembali memeluk pinggang nara dari belakang , tapi justru renjun menjilat gemas dileher nara.

"Kak!!" Pekik nara karena terkejut akibat perlakuan renjun yang tiba tiba.

Dan renjun hanya cekikikan tak berdosa dari belakang nara.

Ngga pengertian banget renjun , dia mana tau jantung nara dah disko campur dangdutan.

Renjun memutar tubuh nara hingga berhadapan dengannya , nara menggigit bibirnya untuk menetralkan jatungnya , eee tapi mana bisa.

Renjun yang melihat nara menggigit bibirnya , kemudian tersenyum tanpa arti , renjun langsung mendekatkan wajahnya kearah nara.

Tentu saja nara memejamkan matanya , sehingga bibir mereka menyatu.

Karena posisi ini teramat sangat tidak nyaman , renjun mendorong nara untuk rebahan. Jadi posisinya renjun diatas nara.

Kemudian mereka berciuman selembut mungkin, tidak mungkin kasar karena ini pertama kalinya.

Tangan renjun yang menyangga badannya teramat sangat nganggur dan kemudian dia mulai bergerak untuk membuka kancing seragam nara

Baru sampai pada kancing kedua.

Ceklek.  .  .

Pintu terbuka , menampilkan jeno yang santai masuk dengan menutup matanya.

Hingga membuat aktivitas renjun dan nara terjeda. Dan bahkan masih pada posisi yang sama. yaitu bibir mereka masih menempel

"Gue ngga liat , gue mau kekamar dulu. Kalo mau gas itu lanjut dikamar dong" Kompor jeno.

Itu membuat nara ingin memukul jeno , tapi dia tidak bisa.

Dirasa jeno sudah melangkah jauh menjauhi mereka berdua , renjun membenarkan posisinya dan membantu nara untuk duduk.

Rasanya ah mantap abis keciduk sama kakak sendiri.

Dan nara juga membenarkan baju miliknya

Renjun meminum air sirup berwarna kuning buatan nara tadi. Rasanya? ah segarrrr.

"Gue kira lu bakal nabok gw pas nyosor tadi" Ucap renjun.

"Ya ya ya—"

"Ya , apa hayo?" potong renjun

"Ih nyebelin banget! bodo ah!" balas nara dan menyilangkan tangannya.

Renjun pun menatap gemas kearah nara dan mulai mengusilinya lagi.

"Udah malem nih nar , aku balik ya baik baik sama jeno kalo dia ngegas lagi bilang sama gue" Ujar renjun yang beranjak dari duduknya disusul nara.

Dan renjun berjalan kearah pintu dan membukanya

"Terus kalo besok mau berangkat gue anterin aja ya?" Sambung dia lagi.

"Oke deh , jan sampai telat. Aku ngga mau dihukum" Perintah nara.

"Siap tuan putri"

Renjun menaiki motor miliknya , dan tak lupa berdada tangan kepada nara sebelum keluar dari halaman rumah nara.

Nara masuk , rasanya dia ingin memaki renjun tapi gara gara ancamannya yang super nyebelin dia jadi takut.

"Cemiwiw , belom jadian udah kek gitu , coba udh jadian abis keperawanan lo" Ucap jeno dikala dia lagi ngambil air minum.

"Heh , sembarangan lo kalo ngomong , mau gue gampar?" balasnya dan posisi tangan nara sudah ingin menampar jeno.

"Kalo lu jadi pacar renjun , gue kg bisa nyium lu lagi dong"

Bener bener ya ni jeno

"Kaga maw , lu kalo nyium gue kaga kira kira bukannya lembut tapi kasar" Balas nara meninggalkan jeno yang tengah mengejek dia.

Ternyata soal kepolosan nara , itu hanya omong kosong.
























































































Ngga kakak
Ngga adek
Sama aja , bego:)
Jan lupa divote btw dan dikomen juga biar semangat gue anjai:v

Sange | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang