51

10.2K 1K 158
                                    

Nara sudah pulang begitu diantar soobin, mereka malam ini banyak tertawa tentu membuat Nara masih tersenyum hingga sampai kerumah.

Tapi senyum nya hilang, ketika mobil yang sempat menghadang dirinya dan soobin tadi masih berada didepan rumah nya.

Dirinya berjalan dengan kasar untuk masuk kedalam rumah, dan tak melihat siapapun didalamnya.

Nara berfikir mungkin sedang dikamar kak jeno.

Tapi pada saat dirinya melangkah kan kakinya menuju kamarnya sendiri, terdengar suara gaduh yang tak lain adalah kakaknya dan chenle.

Dengan cepat dirinya membuka pintu kamarnya yang tertutup, menampilkan wajah tak berdosa jeno maupun chenle yang bermain ps di kamar Nara.

"Kalau main ps di luar ajasih kak?"

Jeno hanya mengangkat bahunya "Tadi mau gue pindah kekamar gue, tapi kata chenle disini aja. Yodah deh"

Nara terduduk lemas dikasur miliknya sendiri, dan meletakkan hpnya di kasur.

Lelah memang menghadapi kedua orang didepannya ini. Kenapa harus kamarnya gitu hah?

Seperti tidak ada kamar lain.

Chenle sempat menatap nara, tapi yang nara lakukan justru menatap kearah lain saat chenle menatapnya.

Kemudian dia bangkit, berjalan kearah nara. Tentu saja nara sedikit panik saat chenle berjalan menujunya. Tapi semua itu dia tutupi dengan wajah kesalnya.

"Narr, ayo keluar"

"Ehh????"

Nara terkejut, sudah tau bahwa dirinya kesal dengan chenle tapi malah dirinya dipaksa untuk berjalan mengikuti nya.

Jeno hanya terdiam dan melanjutkan bermain ps, dia tau tujuan chenle kesini.

Yaitu memperbaiki hubungan nya dengan nara, walaupun dirinya tau nara teramat sangat kesal terhadap chenle.

Mereka berdua keluar kamar, tak lupa juga chenle menutup nya sambil memegang tangan nara.

Chenle membawa nara untuk duduk di anak tangga pertama dari atas, dia mengidentifikasi nara untuk duduk disebelahnya. Dan ya nara hanya menurut.

"Apa?" Tanya nara dengan nada pelan, sebenarnya dia saat ini malas berdebat.

"Ngosah sok kuat, kebahagiaan lu tadi cuma sementara"

Benar, chenle memang benar. Setelah ini apakah ada seseorang yang bisa membuat nara bahagia lagi dan bisa tertawa lepas tanpa adanya beban?

Chenle menatap kedepan, karna tangga nara lumayan tinggi jadi chenle hanya meluruskan pandangannya saja. Tanpa bisa melihat kebawah.

"Gue ngga ngelarang nar, gue ngga ngelarang lu jalan sama soobin, beomgyu atau siapapun. Tapi plis, jangan musuhi gue"

"Iya gue tau, gue salah dengan main² soal masalalu lu sehingga buat felix coba deket sama lu lagi"

"Tapi tolong, jangan musuhi gue, jangan jauhi gue. Itu rasanya lebih buruk dari apapun"

Nara diam mendengar kalimat yang barusan di ucapkan oleh orang didepannya. Sebenarnya dirinya juga salah, walaupun sebesar apapun masalah yang dia perbuat sehingga menyakitinya. Dirinya harus memaafkan nya, harus. Karena dirinya juga pernah menyakiti seseorang.

Dirinya meraih tangan chenle, entah mendapat keberanian dari mana Nara mendapatkan nya. Mencoba membuat orang didepannya tegap yang semula tadi terduduk diam dan menunduk didepan Nara.

Sange | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang