Kwon Soonyoung yang tadinya sedang memejamkan mata dengan wajah ditutup batal seketika membuka matanya saat mendengar bunyi decitan dari pintu kamarnya.Jihoon,tunangannya baru saja pulang.
"Kau darimana?jam berapa ini,bukankah kita sudah membicarakan soal pulang terlambat?" Soonyoung bangkit dari tidurnya menuju posisi duduk,menatap pria kecil didepan pintu dengan wajah penuh selidik.
"Cih,kau bahkan baru saja pulang dini hari kemarin dan aku tidak punya masalah.."Jihoon menjawabnya dengan kesal,ia lelah dan baru pulang tapi justru disambut dengan pertanyaan begini.
"Jawab Ji,kau darimana" ia tidak menghiraukan sindiran dari Jihoon.
"Sekolah,aku harus mengurus beberapa hal tentang kegiatan club musikku,puas?"
"Yasudah bersih-bersih,ganti bajumu lalu istirahat"
"Hmm.."
Sepuluh menit setelahnya Jihoon keluar dari kamar mandi dengan piyama hitamnya,dan juga handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan rambut.Berdiri didepan kaca dilemarinya,Soonyoung sedang sibuk dengan handphonenya saat ini.
"Ah,besok aku ada urusan dengan anak club musik,jadi kau bisa urus makan siang dan malammu sendirikan?" Jihoon menatap Soonyoung dari pantulan kaca,ia bisa melihat bagaimana tunangannya yang sedang fokus dengan benda kotak ditangannya itu langsung berhenti saat mendengar perkataannya.
Pertanda buruk.
"Apa kataku tentang hari minggu Ji?"Soonyoung tidak memandang Jihoon memang,tapi nada bicara terkesan tajam.
"Kau juga minggu kemarin pergi dengan anggota club dancemu,aku tidak marah.."Jihoon pada akhirnya menoleh kearah Soonyoung. Ini namanya tidak adil.
"Aku tidak bertanya soal itu,aku bilang apa kataku soal hari minggu?" Soonyoung melempar handphonenya kesembarangan arah,menatap Jihoon tajam karena mencoba untuk membantah.
"Tidak boleh ada kegiatan.."
"Bagus,berar-"
"Tidak,aku harus pergi.Dengar Kwon ini tahun terakhirku bisa terlibat banyak,tahun depan kita berdua sudah kelas 12,jangan bilang kau mau melarangku!" ucapan Soonyoung dipotong,dan pria sipit ini tidak suka ucapannya dipotong begitu saja.
Ia mendekat kearah Jihoon yang masih berdiri dengan handuk ditangannya,rambutnya masih sedikit basah,dan matanya menatap kesal. Soonyoung mengambil handuk ditangan Jihoon,lalu menaruhnya diatas kepala pria kecil ini,mengusaknnya dengan lembut.Lalu perlahan handuk itu tergantung disekitar leher Jihoon.
"Ap-"Jihoon terkejut dan merasa sedikit tercekik saat handuk dilehernya ditarik,tubuhnya mendekat ke tunangannya yang sipit ini,Soonyoung tersenyum tipis.
"Aku sudah bilang untuk tidak memanggilku Kwon,dan Ji..kalau kau bersikeras untuk ikut kegiatan.."Wajah Soonyoung mendekat,ia mensejajarkan bibirnya ditelinga Jihoon,meniupnya dengan sensual.
"Kau harus menemani tunanganmu ini bermain,Lee Jihoon" dan setelah perkataan itu,kita bisa mendengar suara-suara meresahkan memenuhi ruangan disertai umpatan kesal Jihoon.
Mari tinggalkam kedua manusia ini,berdoalah Jihoon masih bisa pergi besok pagi. Karena terkadang jika Soonyoung sudah kesal,ia suka lepas kendali.
___________________________________________
Rahasia ; sebenarnya Soonyoung mau mengajak Jihoon kencan minggu itu.
___________________________________________Cih, mau kencan kok kamu jadi mintak jatah sama anak bunda, dasar mengambil kesempatan dalam kesempitan
Inilah kenapa bunda jatuh hati sama kamu dri awal nak..
KAMU SEDANG MEMBACA
NIVANA √
Fanfiction[Complete] SMA Nivana. Satu dari sepuluh SMA ternama di negara ini,semuanya ingin berhasil menjadi siswa disana, masuk dala salah satu dari belasan siswa yang berhasil lolos setiap tahunnya. Namun Sekolah ini selalu menjaga nama baiknya,menjaga kua...