Happy Reading♡.
"Andai kak Raja gak pernah sakitin gue, mungkin kita masih bisa sama sama sampe sekarang" ucap Cahya yang entah pada siapa. Jangan lupakan bahwa saat ini kepalanya masih berada pada pundak Raja yang sedang tertidur. Atau mungkin...hanya pura pura tertidur?
"Jujur gue benci perasaan ini. Kenapa harus muncul lagi cobak!" Dumel Cahya bahkan tanpa sadar kini ia semakin merapatkan tubuhnya pada Raja.
"Bahkan udah jelas jelas dulu kak Raja milih jal*ng itu! Tapi kenapa gue masih gak terima!" Kesal Cahya. Untung nya lorong rumah sakit ini sepi, jadi mungkin tak ada orang yang mengira bahwa Cahya adalah pasien sakit jiwa.
"Huffft..." Cahya menghela nafas lalu pandangannya menatap wajah Raja yang damai apabila tertidur seperti ini.
"Kenapa kakak harus balik? Bahkan tanpa kakak minta maaf pun aku udah maafin kakak! Tapi untuk kembali mungkin tidak. Maaf kak, semoga setelah ini kita gak akan ketemu lagi" ucap Cahya lalu bangkit dari duduk nya dan pergi menuju ruangan rawat Ricky.
"Sekarang mungkin tidak, tapi tak ada yang mustahil kan didunia ini?"
***
"Ky, gue pulang dulu ya. Besok pagi gue balik lagi kok" ucap Cahya.
"Oh...ok" ucap Ricky dengan senyum paksa.
"Yaudah, gue balik dulu ya. Bye semua" pamit Cahya lalu pergi dari ruangan tersebut.
"Sabar ya ky" ujar Raka dan Kenzo berbarengan.
Saat ini Cahya tengah berada di parkiran dan hendak menuju depan rumah sakit, namun tiba tiba ada mobil yang tak asing di penglihatannya berhenti tepat di depannya.
Kaca mobil tersebut pun terbuka dan menampakkan seorang pria dengan senyum manis yang memperlihatkan dimple nya tersebut.
"Ayo!" Ajak pria tersebut.
Cahya hanya mengeryit heran dan tak mengerti apa yang dimaksud oleh pria tersebut.
"Pulang bareng aku!" Bukan nya mengajak, pria tersebut malah lebih seperti perintah yang teak terbanyahkan.
"Gak" ucap Cahya cuek.
"Masuk!" Titah pria tersebut dengan suara bass nya.
"Sekali nggak ya nggak!" Tolak Cahya mentah mentah.
"Jangan bikin aku berbuat kasar Ratu!" Ucap pria tersebut yang tak lain adalah Raja.
"Gak kak! Bisa gak sih gausah maksa maksa orang. Inget! Kita udah gak ada hubungan lagi" ujar Cahya yang hampir saja membentak jika tidak ingat bahwa kini ia tenagh berada di tempat umum.
"Masuk atau cium?" Ucap Raja dengan suara rendahnya. Dan jangan lupakan senyum miring yang menghiasi bibirnya.
Cahya yang mendengar nya pun sontak membelalakkan matanya dan menuruti perintah Raja untuk masuk ke mobil pria itu.
"Good girl" ucap Raja lalu menjalan kan mobil nya menjauhi area rumah sakit.
Saat ada lampu merah, Raja memberhentikan mobil nya agak dekat dengan troar hingga membuat Ratu yang sedang sibuk dengan hp nya tiba tiba menoleh pada seseorang yang duduk sambil menawarkan barang jualannya.
"Kasian banget" pikir Cahya dan meletakkan handponenya di dashboard mobil.
"Kak, aku mau turun bentar. Tungguin depan sana ya klo udah lampu ijo" pesan Cahya lalu turun dari mobil.
Raja hanya menuruti perintah Cahya karna ia sudah menebak apa yang akan dilakukan oleh Cahya.
"Udah?" Tanya Raja saat melihat Cahya masuk ke dalam mobilnya.
Cahya pun mengangguk dan memposisikan diri nya senyaman mungkin.
Mendapat anggukan dari cahya pun Raja kembali menjalankan mobil nya menuju rumah Cahya.
"Makasih" ucap Cahya singkat.
Raja pun mengangguk namun masih tetap diam tanpa ada niatan untuk pergi dari depan rumah Cahya.
Cahya pun otomatis mengangkat alisnya bingung karna Raja tak segera beranjak.
"Kok belum jalan?" Tanya Cahya.
Raja hanya menggeleng pelan dan menunjuk pintu rumah Cahya bermaksud untuk menyuruh Cahya masuk.
Cahya yang mengerti pun langsung mesuk ke dalam rumah nya. Sedangkan Raja yang melihat Cahya telah masuk pun segera menjalankannmobil nya.
***
"Lo tadi kenapa sih ja?" Tanya Zio pada Raja.
Keduanya kini tengah berada di salah satu club dan sudah 30 menit mereka hanya diam saja hingga Zio yang terpaksa membuka suara suara lebih dulu.
Raja yang mendengar pertanyaan Zio hanya menggeleng pelan dan kembali meminum minumannya. Tenang, mereka tidak akan mabuk karna mereka tidak memesan alkohol.
"Gue nanya serius ja!" Ujar Zio tegas. Bahkan sekarang ia telah menggenggam gelas dengan erat.
"Lo gak perlu tau" ucap Raja cuek.
"Plis deh ja! Gue di sini bukan cuman sekretaris lo! Tapi gue juga sahabay lo! Harusnya lo bisa ceritain masalah lo sama gue. Klo lo kaya gini, lo smaa aja gak ngehargain kehadiran gue" kesal Zio yang sudah muak dengan sifat Raja.
Mungkin, jika Zio tidak memiliki hati ia bisa saja membunuh sahabatnya yang satu ini.
"Buat apa sih?" Tanya Raja jengah.
"Buat apa? Lo bilang buat apa? Ja! Kita ini sahabat! Dulu aja lo selalu ceritain masalah lu sama gue ataupun yang lain. Tapi sekarang, sekarang lo berubah! Klo bukan karna kita sahabatan, gue udah tinggalin lo dari 5 tahun lalu!" Kali ini Zio benar benar muak dan tak tau lagi harus apa.
"Sekarang lo cerita semua nya atau gue bener bener pergi" tawar Zio dan otomatis membuat Raja menoleh ke arah Zio. Terlihat jelas sekali muka Zio yang sedang menahan amarah.
"Ok, fine!" Final Raja.
Prob. 25 Dec 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesion With You [Completed]
General Fiction"Tolong izinkan aku memilikimu kembali Ratu," mohon Raja sambil menggenggam tangan Ratu. "Lepas Kak! Kau sudah menjadi masa lalu ku dan tidak seharusnya kau kembali padaku!" Tegas Ratu yang berusaha melepas genggaman tangannya pada Raja. "Bukan k...