Eyyow! Aku double up lagi
Biar cepet end :)
Happy Reading♡.
"Ca, kalau gue ngelarang lo buat deket sama kak Raja, lo marah gak?" Tanya Dita.
Cahya menoleh dan menatap Dita dengan pandangan bingung.
"Kenapa?" Tanya balik Cahya.
"Y-ya gapapa sih, cuma gue ngerasa kalau kak Raja tuh gak baik." Jawab Dita.
"Lo tau dari mana kalau kak Raja orang nya gak baik? Bahka lo baru ketemu dia beberapa kali."
"Iya tau, tapi gue ngerasa ada yang aneh aja gitu."
"Udahlah, gausah dipikirin. Lagian gue lebih kenal sama kak Raja." Ucap Cahya yang mencoba tenang.
"Emang salah ya, kalau gue peduli dan khawatir sama sahabat gue sendiri?"
***
"Zio! Ini kenapa meja gue berantakan? Ob yang biasa bersihin ruang gue kemana?" Tanya Raja.
"Lho? Kan gue udah kirim pesan, kalau beberapa ob kita ada yang resign," jawab Zio.
"Kenapa resign?" Tanya Raja bingung.
Zio yang di tanya malah duduk di sofa ruangan Raja.
"Lo lupa apa bego sih Ja?" Tanya balik Zio.
Raja mengerutkan dahinya tak paham.
"Persaingan di dunia bisnis sekarang makin ketat. Bukan cuma masalah di bisnis nya, tapi sampai ke karyawan. Bulan kemaren aja, ada 4 karyawan yang resign karna ada perusahaan yang nawarin gaji gede. Dan beberapa ob disini, banyak yang dihasut sama pihak luar." Jelas Zio.
Raja yang mendengar nya mendadak emosi. Apa apa an? Karyawannya banyak yang resign hanya karna gaji? Yang benar saja!
"Emang gaji yang dikasih kita kurang?" Tanya Raja yang mencoba mengontrol emosi.
"Bukan kurang, tapi perusahaan lain aja yang lebih inovatif. Makanya banyak karyawan kita yang pindah haluan." Jawab Zio.
Raja pun duduk di kursi. Ia sedikit memijat pelipis nya.
"Lo udah nyoba cari karyawan sama ob baru?" Tanya Raja.
Zio yan di tanya malah menggelengkan kepalanya.
"Percuma Ja, perusahaan ini mulai menurun semenjak lo ketemu lagi sama Ratu. Jujur gue capek kalau harus atasi sendiri. Tapi gue coba buat terus usaha. Dan sekarang, ini hasilnya."
"Tunggu! Maksud lo, lo mau nyalahin Ratu gitu?"
"Bukan gitu Ja, tapi konsentrasi lo kaya kebagi. Beda sama beberapa tahun belakangan ini."
"Gue mau sendiri dulu." Ucap Raja. Zio yang mengerti pun segera keluar dari ruangan Raja.
Raja masih diam termenung. Ia bingung. Ini sudah lebih dari 50 persen rencananya. Jika ia menyerah, perjuangannya akan sia sia bukan?
Raja pun membuka laci mejanya dan mengambil satu figura kecil disana.
"Maaf telah egois. Karna hati ini, terus memaksa untuk tetap bersama."
***
"Dit! Kantin yok!" Ajak Cahya.
"Sorry Ca, gue sama Rere. Ayo Re!" Tolak Dita lalu membawa Rere menuju kantin.
Cahya mengerutkan dahinya bingung. Dita kenapa?
Tak mau membuang waktu istirahatnya, Cahya pun mulai melangkahkan kaki nya manuju kantin.
Suasana kantin kini ramai. Bahkan tak ada satu bangku pun yang kosong. Cahya yang sudah membawa nampan berisi makanan serta minuman pun menjadi bingung ingin duduk dimana. Namun tak lama, ia melihat Dita Rere dan Kenzo di satu meja yang sama. Ia juga melihat masih ada kursi kosong di sebelah Rere.
"Akhirnya nemu." Gumam Cahya lalu menghampiri meja tersebut.
"Boleh gabung?" Tanya Cahya.
3 orang yang tengah makan itu menoleh, mereka menatap Cahya dengan tatapan yang berbeda.
"Sorry Ca, bangku sebelah Rere punya Raka." Ucap Dita tanpa menatap Cahya.
"O-ohh gitu ya. Yaudah, gue pergi dulu ya." Ucap Cahya lalu pergi menjauhi meja tersebut.
"Sorry Ca, gue sebenernya gak mau ngerelain persahabatan kita. Cuma kayanya, lo harus dikasih pembelajaran kali ini."
Cahya bingung harus makan dimana, waktu istirahat pun tersisa 15 menit lagi. Namun ia masih berkeliling hanya untuk mencari meja kosong.
Tak juga mendapat tempat kosong, Cahya pun dengan kesal meletakkan nampannya di depan seorang cowok nerd yang asik makan.
"Di, makanan gue abisin ya. Thanks!" Ucap Cahya lalu pergi begitu saja.
Cowok nerd yang di panggil 'Di' tadi menatap kepergian Cahya dengan bingung.
"Aku kan udah kenyang!" Gumam Aldi si cowok nerd tersebut.
Namun, ia tetap memakan makanan pemberian Cahya tadi. Rezeki gak boleh di tolak kan?
***
"ARGHH!!"
"Kacau! Ini semua kenapa bisa jadi gini!" Amuk Raja pada menager keuangannya.
"Kenapa data ini tidak sesuai dengan apa yang aku minta?" Tanya Raja pada manager keuangan tersebut.
"M-maaf pak, tapi itu semua sudah berdasarkan data data yang masuk selama beberapa minggu terkahir." Jawab manager tersebut gugup. Aura yang dikeluarkan Raja bebar benar menyeramkan.
"Terus kenapa pengeluaran kita banyak?" Tanya Raja dengan nada dingin.
"I-ini..."
"Kaira, kamu bisa keluar." Ucap Zio yang datang tiba tiba.
Raja mendongak dan menatap Zio tajam.
"T-tapi..."
"Keluar. Biar ini jadi urusan saya." Perintah Zio. Manager keuangan bernama Kaira tadi pun menurut dan keluar dari ruangan itu.
"Lo apa apa an sih!" Kesal Raja.
"Raja! Lo boleh marah, tapi juga harus bisa jaga emosi dong! Kalau bentar lagi dia ngundurin diri kaya yang lain gimana?"
"Yaudah! Biarin aja. Yoh dia kerjanya juga gak becus!"
"Ini bukan karyawan yang gak becus Ja! Tapi karna lo sendiri."
"Kok lo malah nyalahin gue?"
"Gue gak nyalahin. Gue cuma mau kasih saran, itu aja. Lagian karyawan juga bakal ngelakuin apa yang bos mereka suruh, sedangkan lo? Lo bahkan lupa kalau lo masih punya tanggung jawab."
Raja diam. Ia seakan tak bisa berkutik.
"Jangan salahin para karyawan Ja, mereka cuma ngerjain apa yang harusnya mereka kerjain. Inget! Kita bangun perusahaan ini bareng bareng. Dan itu butuh waktu yang gak sebentar." Ucap Zio yang lagi lagi membuat Raja terdiam.
"Gue harap lo paham. Lupain obsesi lo itu. Cewek bukan cuma Ratu. Dan yang terpenting, hidup di dunia juga butuh duit." Ujar Zio lalu pergi meninggalkan Raja yang masih terdiam.
Pikirannya berkecamuk. Tak lama, Raja membanting apa pun yang ada di sekitarnya. Ruangannya kini benar benar berantakan.
Karna emosi, Raja pun beralih untuk mendekati lemari yang sudah lama tak ia buka. Masih ingat dengan lemari kecil berisi banyak alkohol simpanan Raja? Dan selama pertemuannya dengan Ratu kala itu membuat Raja mengurangi jumlah meminum alkoholnya. Bahkan sudah hampir tak pernah.
Glek
Glek
Glek
Pyarrr!!
Prob. 27 Jan 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesion With You [Completed]
General Fiction"Tolong izinkan aku memilikimu kembali Ratu," mohon Raja sambil menggenggam tangan Ratu. "Lepas Kak! Kau sudah menjadi masa lalu ku dan tidak seharusnya kau kembali padaku!" Tegas Ratu yang berusaha melepas genggaman tangannya pada Raja. "Bukan k...