Happy Reading♡.
"M-maaf" ucap Ricky setelah melepas ciuman mereka.
"Eh? Gapapa kok" ucap gadis tersebut lalu memalingkan wajah nya karna malu.
"Hey, kok ngadep nya kesana?" Tanya Ricky menggoda.
"Ihhh...jangan gituu" rengek gadis itu lalu Ricky pun membawanya kedalam pelukan yang hangat.
"Kamu pasti kuat. Kakak yakin kamu akan sembuh" bisik Ricky.
"Tapi Caca gak yakin. Kalau Caca udah gak ada, Kak Kiky tetep sayang kan sama Caca?"
"Kak Ricky akan selalu sayang sama Caca. Dan Caca, pasti akan sembuh" ucap Ricky seakan menyemangati gadis bernama Caca yang kini berada di pelukannya.
Keesokan harinya...
"Maaa....mamaa..." teriak Ricky dari lorong rumah sakit.
"Ricky? Kok kamu udah pulang?" Tanya mama Ricky.
"Ricky tadi izin ma, Ricky pengen liat keadaannya Caca" jawab Ricky yang mampu membuat wanita di samping mama Ricky terharu.
"Ricky, kamu yang sabar ya?" Pesan seorang wanita yang duduk di sebelah mama Ricky.
"Lho, emang nya kenapa tan? Caca baik baik aja kan?" Tanya Ricky yang sudah memiliki firasat buruk.
Bukannya menjawab, wanita tadi malah menangis dan menudukkan kepalanya. Sedangkan Anita, mama Ricky, hanya bisa terdiam seolah tak tau harus berbuat apa.
"Ma, Caca gak papa kan?" Tanya Ricky dengan suara bergetar.
"Ricky sayang sama Caca kan?" Tanya Anita dan Ricky pun mengangguk.
"Tapi ternyata tuhan lebih sayang sama Caca, makanya tuhan panggil Caca dulu. Biar apa coba?" Tanya Anita dan Ricky pun menggeleng pelan.
"Biar Caca gak ngerasain sakit lagi. Kan dulu dari kecil Caca suka sakit, makanya tuhan ambil Caca supaya Caca gak usah sakit sakit an lagi" ucap Anita memberi pengertian.
Ricky yang mendengarnya langsung meneteskan air matanya. Ia hanya diam beberapa saat hingga semuanya pun menggelap.
"Eunghh" lenguh Ricky yang beru bangun dari ketidaksadarannya.
"Ricky?"
"Mama? Ma...Caca mana? Caca masih hidup kan ma? Ma! Jawab Ricky ma! Caca udah sembuh kan? Caca mana ma?" Teriak Ricky sambil melempar barang barang disekitarnya.
"Ricky! Hey! Sadar nak!"
"Gak! Caca masih hidup! Gak! Ini gak adil. Kemarin aku masih bareng sama dia ma! Gak! Caca masih hidup!!" Teriak Ricky lalu melempar semua bbarang yang ada di kamarnya hingga terlihat seperti kapal pecah.
Flashback off
"Dan setelah kematian Caca, Ricky berubah. Dia jadi lebih dingin dan tertutup" ucap Kenzo sendu.
"Tapi itu semua berakhir setelah ketemu sama lo Cahya!" Ujar Raka yang membuat Cahya mengeryig bingung.
"Maksudnya?" Tanya Cahya.
"Waktu pertama kali ketemu sama lo, Ricky bilang ke kita kalau lo persis sama Caca. Dari cara lo berperilaku, sampai tatapan mata kalian" jawab Raka.
"Jadi Ricky nganggep gue sebagai Caca gitu?" Tanya Cahya tak terima dirinya disamakan oleh orang lain.
"Awal nya emang gitu, tapi beberapa bulan kemudian, Ricky sadar kalau dia salah. Lo dan Caca itu beda. Kalian punya keistimewaan yang beda. Makanya Ricky berusaha buat jauh jauh dari lo" jelas Kenzo.
"Tapi ternyata gak bisa, Ricky malah semakin pengen deket sama lo. Dan beberapa hari lalu dia minta saran ke kita buat nembak lo" ucap Raka yang membuat tiga gadis itu terkejut.
"Lho, kalau sebelumnya Ricky udah pernah nembak Cahya, kenapa dia nembak Lagi?" Tanya Rere bingung.
"Karna kemarin ada kendala, makanya Ricky nembak Cahya lagi. Tapi sayang, Cahya nolak. Dan mungkin...sekarang.."
"Apa?"
"Kita harus ke rumah nya sekarang! Bokap sama nyokap nya lagi keluar kota. Gue takut Ricky berbuat yang macem macem sampe bahayain nyawanya" ujar Raka panik dan kelima orang tersebut pun buru buru menuju parkiran sekolah.
Tiinn tinn...
"Kalian mau kemana?" Tanya satpam yang berada di postnya.
"Kita mau jenguk temen pak, udah izin kok tadi" jawab Kenzo berbohong.
"Serius?" Tanya saypam tersebut tidak percaya.
"Iya pak, serius" jawab Raka meyakinkan.
"Hmm yasudahlah. Hati hati" Kenzo pun mengangguk dan menjalankan mobilnya menuju rumah Ricky.
***
Prangg
Pyaarrr
Brakk
"Arrrggghh"
"Ricky!"
Baru saja membuka pintu rumah Ricky, semuanya di kejutkan dengan kondisi rumah yang sudah seperti terkena gempa bumi.
Bukan hanya perabotan rumah tangga yang tak terbentuk, sofa dan meja yang berada di ruang tamu pun sudah berserakan. Bahkan vas bunga pun semuanya pecah.
"Ayo kekamarnya!" Ajak Raka panik. Semuanya pun mengangguk dan berlari menuju kamar di lantai dua.
Brak!!
Karna sudah panik, Kenzo pun mendobrak pintu kamar tersebut dan mendapati Ricky yang berdiri di sisi balkon sambil menatap keatas.
"Ricky!" Panggil Kenzo.
Ricky pun menoleh dan tersenyum sinis.
"Ngapain kalian ke sini? Mau ngetawain gue?" Tanya Ricky sinis.
"Dan lo!" Ricky menunjuk Cahya.
"Lo udah nembak gue! Karna apa? Karna lo sama kaya Caca! Lo bakal tinggalin gue juga kan? Ha? Kalau emang lo gak suka sama gue, mending gue mati! Gue bakal susul Caca! Percuma gue hidup kalau gak ada yang peduli!" Ujar Ricky yang seolah tengah kerasukan.
"Ky, gak gitu maksud gue" lirih Cahya.
"Terus apa? Lo suka sama orang lain kan? Makanya lo tinggalin gue sama kaya Caca!" Bentak Ricky.
"Gue bukan Caca! Gue Cahya! Gue Cahya! Gue bukan CACA!!" Bentak balik Cahya dengan emosi yang sudah berada di ubun ubun.
Ricky pun hanya menunduk dan tak lama liquid bening pun keluar dari kelopak matanya.
"Hikss...hiks...gue gila! Hikss...Caca udah gak ada! Gue gila! Hahaha! Gue gila!"
Cahya yang tak tega pun mendekat lalu mendekap tubuh tegap Ricky.
"Ssttt...tenang ok" bisik Cahya tepat di telinga Ricky.
Perlahan, Ricky pun mulai tenang dan tak beberapa lama ia pun mulai terlelap dengan keadaan yang sangat berantakan.
"Kenzo, Raka, bantuin gue baringin Ricky dong! Rere, Dita, bia beresin ruang tamu tadi kan?" Titah Cahya dan semuanya mulai mejalankan titah Cahya tersebut.
40 menit kemudian
"Hufft...capek juga!" Gumam Dita.
"Gue sering bersih bersih, tapi kalau kaya tadi sih bakal bikin capek!" Timpal Rere.
Sedangkan Cahya sedari tadi hanya melamun dan entah harus berbuat apa kedepannya. Ia merasa semuanya menjadi rumit. Ia bingung sekarang harus apa. Di satu sisi, ia kasihan dengan Ricky, tapi di sisi lain ia masih menyimpan perasaan pada pria lain.
Mungkin, jika waktu bisa diputar kembali di saat cahya masih menjadi zigot, Cahya akan lebih memilih terlahir menjadi laki laki dan tak perlu bingung untuk memilih seperti saat ini.
Prob. 4 Jan 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesion With You [Completed]
General Fiction"Tolong izinkan aku memilikimu kembali Ratu," mohon Raja sambil menggenggam tangan Ratu. "Lepas Kak! Kau sudah menjadi masa lalu ku dan tidak seharusnya kau kembali padaku!" Tegas Ratu yang berusaha melepas genggaman tangannya pada Raja. "Bukan k...