OBSESION WITH YOU (49)

2.7K 187 32
                                    

Happy Reading♡.

"Yuk ca!"

"Lo mau goncengan sama gue?" Tanya Cahya ragu.

"Kenapa enggak? Lagian sekarang gue lagi pake celana kan?" Tanya balik Dita.

"Hmm oke. Gue ambil kunci motor dulu." Ucap Cahya lalu mengambil kunci motornya.

Tak berselang, Cahya datang sambil membawa backpack berukuran sedang miliknya.

"Yuk!"

"Kuy!"

Keduanya pun mulai berangkat menuju flower's Cafe. Cafe tersebut memang selalu menjadi tujuan utama Cahya dan Dita jika sedang mengerjakan tugas kelompok. Perjalanan menuju Cafe tersebut hanya 15 menit.

Saat telah sampai, keduanya langsung masuk dan memilih tempat di dekat jendela. Selain berada di paling pojok, tempat di dekat jendela juga sedikit sunyi. Itulah mengapa mereka memutuskan untuk duduk di sana.

"Mau pesen apa ca? Biar sekalian gue pesenin." Tanya Dita.

"Sama in aja lah." Jawab Cahya seadanya. Dita pun hanya mengangguk lalu menuju tempat memesan.

Konsep flower's Cafe memang mengutamakan kemandirian. Jadi, konsumen akan memesan makanan sendiri tanpa memanggil pelayan untuk mencatat pesanan para konsumen. Namun, pesanan tetap akan diantar oleh pelayan dari Cafe tersebut.

"Mbak, saya pesen crispy chicken 2, shirmp bomb 2, ice caramel macchiato 1 sama frappuccino nya 1." Ucap Dita sambil menyebutkan pesanan nya.

"Oke dek, ditunggu ya."

Dita pun mengangguk dan hendak berbalik ke tempatnya tadi. Tapi, saat Dita baru sjaa berbalik tiba tiba ada yang menabrak nya hingga membuat Dita dan orang tersebut jatuh.

"Aduh!" Pekik Dita.

"Ya ampun om! Klau jalan liat liat dong! Masa orang segede ini ditabrak!" Kesal Dita sambil memarahi orang yang menabraknya barusan.

"Apa? Om? Hey! Gue gak se tua itu kali!" Ucap orang yang menabrak Dita tadi yang tak suka di panggil 'om'

Mendengar penuturan orang yang baru saja menabraknya, Dita langsung menatap orang tersebut dengan pandangan sinis lalu berucap.

"Kalau bukan manggil om? Gue harus panggil apa? Bubu? Idih! Najis!" Ucap Dita sinis.

"Bubu? Bagus juga!" Gumam orang tersebut yang membuat Dita mendelik garang ke arahnya.

"Kenapa?" Tanya seseorang itu heran.

"Kenapa? Heh! Om itu udah nabrak saya! Masa gak tanggu hawab sama sekali. Mana belum minta maaf!" Kesal Dita.

"Tanggung jawab? Perasaan gue gak ngapa ngapain lo deh. Emang kita pernah ketemu sebelumnya?" Tanya orang tersebut makin ngelantur.

"Oh god! Really? Lo kok malah kaya jaringan 2G sih?! Lemot banget!" Kesal Dita sambil mengusap kasar wajahnya.

Orang tadi hanya diam sambil memandang Dita bingung.

"Erghh dahlah!"

Merasa jengkel plus kesal, Dita pun memilih untuk pergi menuju meja nya tadi. Namun lagi lagi pergerakannya terhenti karna seseorang yang menahan lengannyanya.

"Gue Jeffry, dan gue masih 24 tahun. Kalau lo mau, lo bisa dateng ke ** Company besok." Ucap seseorang yang menahan tangan Dita. Ya, Jeffry lah yang tadi menabrak Dita serta yang saat ini menahan lengan Dita.

"Gak minat! Lo udah tuwir! Gue masih punya yang lebih muda dari lo!" Ucap Dita angkuh lalu pergi meninggalkan Jeffry yang terbengong di tempatnya.

"Serius? Gue ditolak? Langka banget!" Batin Jeffry heran sekaligus kesal. Selama ini belum ada yang pernah menolaknya. Malahan, banyak yang ingin dekat dengannya. Tapi ini? Dita malah mengabaikan Jeffy dan malah berucap sinis pada Jeffry.

"Menarik,"

***

"Huffftt...akhirnya selesai juga!" Ujar Dita sambil menyenderkan punggung nya di senderan kursi.

"Mau langsung pulang?" Tanya Cahya lalu menutup resleting tas nya.

"Nyantai dulu aja lah ca. Gue masih capek." Jawa Dita sambil meminum frappucino yang dipesannya tadi.

"Eh ca, gue ke toilet bentar ya? Panggilan alam nih!" Ujar Dita lalu berlari menuju toilet. Sedangkan Cahya hanya menggeleng geleng kan kepalanya lalu memutuskan untuk membayar pesanan mereka.

Tanpa disadari, ada sepasang mata yang memperhatikan gerak gerik Cahya.

Sedangkan di tempat lain.

"Si Jepri kemana?" Tanya Zio pada kedua sahabatnya itu.

"Katanya tadi mau makan dulu. Tapi dari tadi gak balik balik tu anak." Jawab Leo namun pandangannya masih berfokus pada ponsel di tangannya.

"Jangan diliatin terus. Nanti keluar tu mata!" Ucap Zio menyindir Raja. Sedari tadi Raja memang hanya memperhatikan amplop berisi surat keterangan rumah sakit palsu tersebut.

"Ck," decak Raja lalu meletakkan amplop tersebut ke nakas sebelah ranjangnya.

"Sini amplopnya!" Ucap Leo tiba tiba.

"Mau apa lo?" Tanya Zio bingung.

"Mau gue kasih ke Ratu. Barusan dia chat gue, katanya dia liat Ratu di flower's Cafe." Jawab Leo lalu mengambil amplop tersebut

Zio hanya mengangguk paham sedangkan Raja yang mendengarnya langsung beranjak dari ranjangnya tersebut.

"Serius?" Tanya Raja berbinar.

Leo yang melihat Raja begitu bersemangat hanya mampu tersenyum tipis. Ia merasa ada aura positif di dalam tubuh Raja. Sejak 5 tahun lalu Raja yang dikenal ceria menjadi pribadi yang arogant dan tertutup. Namun kini, ia merasa Raja seperti mendapat cahaya kehidupannya kembali.

"Iya, lo tunggu sini aja. Bentar lagi lo harus siap siap akting di depan Ratu." Jawab Leo dan Raja pun langsung tersenyum lebar.

"Akkhhhh akhirnyaaa..." ujar Raja seakan medapat kelegaan batin.

"Berdoa aja, semoga sandiwara ini berjalan lancar." Ucap Zio lalu duduk di sofa.

"Semoga aja."

***

"Pulang yuk, udah mau malem nih!" Ajak Cahya.

Dita yang baru saja meminum banana choco milk nya mendadak cemberut.

"Yahhh...kan gue baru pesen ini," ucap Dita lesu sambil menunjukkan gelas berisi banana choco milk yang masih tersisa 2/6 gelas. *bayangin sendiri😏

"Bungkus aja lah!" Ucap Cahya.

"Tanggungg~" rengek Dita bak anak kecil.

"Ck, cepet abisin makanya!" Ucap Cahya kesal.

"Iya, iya!"

240 detik kemudian, minuman Dita telah habis. Dita pun mulai beranjak dari duduk nya dan disusul oleh Cahya. Keduanya pun mulai berjalan keluar Cafe.

Namun, baru saja ingin membuka pintu Cafe, tiba tiba ada 2 orang yang menahan tangan Cahya yang hendak membuka pintu kafe tersebut.

"Tunggu!"

"Kenapa ya?"

"Lho, lo kan?"

"Gue-"

Prob. 16 Jan 2020

Obsesion With You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang