Happy Reading♡.
"Woi! Jangan ngelamun mulu lo! Ntar kesurupan!" Ujar Leo pada Raja.
Saat ini Raja, Zio, Leo dan Jeffry sedang berada di salah satu club yang terkenal di Jakarta. Mereka kesana bukan untuk mabuk atau apa lah itu, tapi mereka memang sering ke club hanya untuk memanfaatkan keramaian disana.
Menurut mereka jika ingin membicarakan sesuatu yang penting jangan di tempat yang sepi karna akan mengundang penguping. Beda jika di tempat keramaian, semua orang pasti lebih akan sibuk dengan urusan urusannya masing masing tanpa peduli ada seseorang yang sedang berbicara penting.
"Palingan juga lagi mikirin bocah 5 taun lalu." Ujar Jeffry dengan nada meledek.
Raja pun langsung menoleh dan menatap garang Jeffry, Jeffry pun otomatis langsung mengacungkan jari telunjuk dan tengah nya membentuk V.
"Lo udah nemuin Ratu?" Kali ini Zio yang bertanya.
"Udah." Jawab Raja datar.
"Terus?" Tanya Zio, Leo dan Jeffry penasaran.
"Gak ada terusannya!" Jawab Raja lalu mengambil satu batang rokok di meja.
Dengan cekatan, Zio pun menggeplak tangan Raja yang hendak mengambil satu batang rokok tersebut. Mumpung bukan jam kantor,kapan lagi bisa gini in raja, batin Zio.
"Apa an sih lo?" Kesal Raja.
"Lo mau sampe kapan kaya gini? Jangan karna Ratu belum bisa maafin lo, lo bisa rusak diri lo sendiri. Udah cukup lo stok bir di kantor, jangan nambah buat ngeroko!" Ujar Zio Tegas.
"Ck!" Kesal Raja lalu membuang rokok tersebut ke sembarang arah.
Tak lama datang seorang...eee wanita (pasti udah tau namanya) dan dengan seenak nya dia duduk di pangkuan Leo. Sedangkan Leo yang emang dasar nya playboy dengan senang hati melingkarkan tangannya di pinggang wanita tersebut.
"Cantik, siapa namanya?" Tanya Leo genit. Zio dan Jeffry pun hanya bisa menutar bola matanya malas sedangkan Raja sudah tidak peduli apapun.
"Rachel, nama aku Rachel." Jawab wanita tersebut. Bahkan tangannya kini sudah berada di leher Leo.
"Namanya cantik, sama seperti orang nya." Puji Leo yang membuat wanita tersebut tersipu malu. Sebenarnya Leo tidak benar benar tulus mengucapkan hal tersebut. Bahkan dirinya sudah ingin muntah rasanya saat melihat wanita yang kini duduk di pangkuannya.
"Ihh... kamu bisa aja deh!" Ucap wanita tersebut malu malu.
"Hehe." Cengir Leo.
"Buset dah ni cewek, mana bau parfum om om lagi." Batin Leo kesal. Leo pun mulai memberi kode pada Jeffry dan Zio untuk membantunya. Tapi nihil, Jeffry mau pun Zio sama sama memih diam.
"Hey kalian bertiga!" Panggil wanita tersebut yang tak lain adalah Rachel.
Zio dan Jeffry sama sama menoleh, berbeda dengan Raja yang cuek cuek saja dan tak peduli dengan wanita kurang belaian tersebut.
"Mau aku kenalin sama temen temen aku gak? Cantik cantik lho, pelayanan nya juga oke." Tawar Rachel dengan suara yang dimanja manja kan.
"Hah? Gausah gausah!" Tolak Zio dan Jeffry bersamaan.
"Kenapa?" Tanya Rachel.
"Lo aja dandanannya dan kek tante tante sosialita, apalagi temen temen lo!" Ujar Jeffry pedas.
"Ihh... kok kamu gitu sih!" Rengek Rachel sambil menggoyangkan badannya. Otomatis Leo pun menjadi tak seimbang dan membuat Rachel terjatuh.
"Bwahahahaha," tawa Leo, Zio dan Jeffry pun meledak seketika.
"Makanya jangan gatel!" Ucap Jeffry meledek.
Karna sudah malu tingkat kabupaten, Rachel pun pergi meninggalkan ke tiga pria yang kini menertawai nya serta satu pria lagi yang sedari tadi cuek cuek saja.
***
"Akhir nya bisa pulang." Ucap Cahya yang merasa bebas. Menurut nya rumah sakit sudah seperti penjara kecil baginya. Walaupun di rumah sakit ini vasilitasnya bagus serta dokter yang tampan dan cantik, tetap saja Cahya tak suka.
"Seneng banget kaya nya." Sahut Shinta yang geleng geleng melihat kelakuan anak semata wayang nya.
"Iya lah bu aku seneng! Kan bentar lagi bisa sekolah, bisa naik si mawar, dan yang terpenting aku bisa jajan!" Ujar Cahya antusias.
"Iya deh anak ibu emang beda, oh iya Ricky udah sampe mana?" Tanya Shinta. Pasal nya Ricky sudah menawarkan diri untuk mengantar Cahya pulang. Kemaren Ricky memang sudah berinisiatif menawarkan diri untuk mengantar Cahya pulang berhubung dokter mengatakan jika Cahya pulang nya di sore hari.
"15 menit yang lalu sih bilang nya udah jalan ke sini bareng Dita, Raka sama Kenzo." Jawab Cahya.
"Ohh...semuanya udah siapkan? Gak ada yang ketinggalan kan?" Tanya Shinta memastikan.
"Gak ada kok bu." Jawab Cahya yakin.
"Lala mau janji gak sama ibu?" Tanya Shinta.
"Janji? Janji apa?" Tanya balik Cahya.
"Janji buat gak masuk ke rumah sakit lagi, ini yang terakhir ya? Ibu gak bisa klo liat kamu harus terbaring di sini. Rasanya ibu pengen banget gantiin posisi kamu." Jawab Shinta yang sudah mulai meneteskan air matanya.
"Aku gak bisa janji bu, tapi aku akan berusaha buat hati hati dan baik baik aja." Ucap Cahya yang ikut meneteskan air matanya.
"Makasih nak, cuman kamu dan ayah kamu yang sekarang menjadi prioritas ibu, ibu rela mati sekalipun demi kamu." Ucap Shinta lalu memeluk Cahya.
"Ssstt...ibu jangan ngomong gitu dong, kan aku jadi ngerasa bersalah. Aku janji bakal selalu ada buat ibu, maaf klo selama ini aku selalu nyusahin dan belum bisa banggain ibu." Ucap Cahya berusaha menguatkan ibunya.
"Makasih nak." Ucap Shinta lalu melepaskan pelukan nya.
5 menit kemudian Reno datang dan memberitahukan bahwa Ricky telah menunggu di parkiran rumah sakit.
Jeffry tapi bukan Jeffry Nichole
Prob. 13 Dec 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesion With You [Completed]
General Fiction"Tolong izinkan aku memilikimu kembali Ratu," mohon Raja sambil menggenggam tangan Ratu. "Lepas Kak! Kau sudah menjadi masa lalu ku dan tidak seharusnya kau kembali padaku!" Tegas Ratu yang berusaha melepas genggaman tangannya pada Raja. "Bukan k...