Happy Reading♡
"Akkhhh"
Belum sempat Cahya menyelesaikan ucapannya, Raja tiba tiba berteriak seperti orang kesakitan sambil memegangi perutnya. Sontak itu membuat Reni dan Cahya panik.
Namun hanya Reni yang langsung mendekati Raja, sedangkan Cahya berusaha cuek karna ia berfikir bahawa Raja hanya berpura pura saja.
Melihat Reni yang hendak mendekati Raja, membuat dirinya malas berada disana dan langsung pergi tanpa mempedulikan apa pun
"Ra-Ratu!!" Panggil Raja dengan sisa tenaganya hingga 3 detik kemudian, kesadarannya pun hilang.
"Raja! Raja, bangunn!!" Ucap Reni sambil mencoba mebangunkan Raja yang tak sadarkan diri.
Karna panik, Reni pun segera memanggil pertolongan dan membawa Raja ke rumah sakit.
Di rumah sakit
"Bagaimana keadaan teman saya dok?" Tanya Reni cemas.
"Anda temannya?" Tanya balik dokter itu. Reni pun mengangguk dan masih menunjukkan raut cemas yang begitu kentara.
"Bisa tolong hubungi keluarga nya saja?" Mohon dokter itu sambil menatap Reni dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Memangnya Raja kenapa dok?" Tanya Reni yang semakin khawatir.
Dokter itu pun menghela nafas sebentar lalu mengajak Reni untuk membicarakannya di ruangan pribadinya.
"Begini, saya belum bisa pastikan jika penyakit yang dialami oleh pasien. Tapi jika dilihat setelah saya periksa tadi, pasien menunjukkan gejala sebuah penyakit yang cukup serius." Jelas dokter itu.
"Tapi masih bisa tertolong kan dok?" Tanya Reni.
"Saya belum benar benar memastikan, jadi untuk itu saya perlu bertemu dengan orang tua pasien agar bisa mengkonsultasi ini bersama." Jawab dokter itu.
"Tapi saya gak tau kontak keluarga nya dok, handphone temen saya juga ketinggalan di mobilnya." Ucap Reni.
"Apa dikantong nya tadi tidak ada dompet atau kartu identitas lainnya?" Tanya dokter itu.
"Semua nyabtertinggal di mobil dok, saya gak tau harus apa sekarang." Jawab Reni sendu. Ia benar benar khawatir saat ini. Bukan karna ia masih menyukai Raja, tapi karna perasaan manusiawinya. Belum lagi Reni kini menganggap Raja sebagai kakak nya walau hubungan mereka tidak baik.
"Saya usahakan dok untuk memberi tahu orang tuanya. Saya mohon lakukan yang terbaik untuk teman saya." Ucap Reni.
"Baiklah, saya tunggu sampai sebelum makan siang nanti." Ucap dokter tersebut.
Setelah itu Reni keluar dari ruangan dokter itu dan langsung menuju ke kamar Raja.
***
"Lo kenapa ca?" Tanya Dita bingung. Pasalnya sedari tadi Cahya hanya diam sambil melamun.
"Hah? Gapapa kok!" Jawab Cahya kikuk.
"Serius? Kok dari tadi ngelamun?" Tanya Dita lagi yang tak yakin dengan jawaban Cahya.
"Iya, gue gak papa kok," jawab Cahya mencoba meyakinkan.
"Kalau ada apa apa cerita ca, jangan di pendem senidiri. Kita sahabatan bukan sebulan dua bulan lho!" Ujar Dita yang mencoba membuat Cahya jujur dan mau menceritakan masalahnya.
Hufft...
"Menurut lo, move on itu gimana sih?" Tanya Cahya dengan nada serius.
"Move on?" Tanya balik Dita dan Cahya mengangguk cepat.
"Gue juga gak tau, kan gue gak ada mantan. Ngapain move on." Ucap Dita enteng.
Cahya yang mendengar nya seketika mendatar kan wajahnya.
"Gue serius!" Ucap Cahya datar.
"E-eh?"
"Hahahaha!!"
"Gak lucu anjg!" Kesal Cahya lalu menggeplak pundak sahabatnya itu.
"Hahaha, lagian muka lo gitu amat!" Ucap Dita seakan meledek.
"Ish!"
"Iya iya sorry deh!"
"Kalau menurut gue sih, move on beragam. Tergantung kita aja sebenernya." Ucap Dita. Kali ini ia benar benar terlihat bijak.
Cahya mengerutkan dahinya tak paham.
"Maksudnya?"
"Sekarang gue tanya, lo mau move on dati siapa? Dan kenapa lo mau move on dari dia?" Tanya Dita serius.
"Y-ya karna..."
"Sesusah itu ya buat jujur dan cerita sama gue?" Tanya Dita lagi. Ia benar benar muak dengan sikap Cahya yang satu ini. Cahya benar benar tertutup. Bahkan Cahya bisa tau semua masa lalu dan kehidupan Dita. Tapi Dita gak tau sama sekali tentang masa lalu Cahya.
"Lo tau gak ca? Gue sekarang ngerasa kalau cuman gue disini yang anggep lo sahabat. Sedangkan lo? Lo bahkan selalu tertutup sama gue? Apa sih susahnya jujur sama gue? Gue sahabat lo ca, bukan musuh lo!"
"Ma-maaf,"
"Udah? Cuman gitu aja? Gue gak butuh kata maaf itu ca! Gue cuman mau lo lebih terbuka soal permasalahan lo aja." Ucap Dita frustasi.
"Sorry ya dit kalau selama ini gue selalu tertutup sama lo. Harus nya kalau lo bisa terbuka sama gue, gue juga harus bisa." Lirih Cahya namun suaranya masih terdengar di pendengaran Dita.
"Gue gak papa kok ca, gue disini cuman mau ngeringanin beban lo aja." Ucap Dita membuat Cahya tersenyum dan memeluk sahabatnya itu.
"Thanks ya dit! Gue gak tau lagi harus ngucapin apa. Intinya gue makasih banget sama lo!" Ucap Cahya sambil memeluk Dita.
Dita pun hanya tersenyum simpul dan mengusap punggung Cahya pelan.
"Oke, sekarang lo harus cerita semuanya ke gue! Tanpa ada yang tersisa sedikit pun!" Ucap Dita sok tegas.
"Iya iya!"
"Jadi..."
Prob. 11 Jan 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesion With You [Completed]
General Fiction"Tolong izinkan aku memilikimu kembali Ratu," mohon Raja sambil menggenggam tangan Ratu. "Lepas Kak! Kau sudah menjadi masa lalu ku dan tidak seharusnya kau kembali padaku!" Tegas Ratu yang berusaha melepas genggaman tangannya pada Raja. "Bukan k...