Happy Reading♡.
"Tumben baru pulang la?" Tanya Shinta yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
"Eh ibu? Hehe, barusan masih ada urusan, maka nya baru pulang." Jawab Cahya mencari alasan. Ya kali jawab 'abis ketemu mantan bu' kan gak lucu.
"Oh ya udah, langsung bersih bersih, makan terus istirahat setelah ini," pesan Shinta. Cahya pun hanya mengangguk dan melangkah kan kaki nya menuju kamar milik nya.
Setelah sampai di kamarnya Cahya langsung melempar tas ke sembarang tempat dan merebahkan badannya di kasur.
Capek?
Pasti lah! Tapi mau gimana lagi?
"Andai dulu kita putus baik baik kak," gumam Cahya sambil menatap langit langit kamarnya.
Cahya pun tersenyum saat mengenang kenangannya dulu bersama Raja. 5 bulan berpacaran bukan lah waktu yang singkat untuk Cahya, terlebih ia selalu menghabiskan waktunya bersama Raja.
Tiba tiba Cahya mengingat pertemuan pertama nya dengan Raja. Walau terkesa aneh, tapi itu adalah pertemuan paling berkesan menurut Cahya.
Flashback on
"Lho? Kakak siapa?" Tanya Cahya pada lelaki yang sedari tadi ada di depan sekolahannya.
"Eh? Hai dek!" Bukannya menjawab, lelaki tersebut malah menyapa Cahya dengan senyum yang merekah.
"Kakak siapa sih? Kok aku nanya malah gak dijawab!" Kesal Cahya.
"Eh? Oh, nama kakak Raja." Ucap lelaki tersebut dengan senyuman yang masih menghiasi wajah tampan nya.
"Hah? Raja? Wahh...nama aku Ratu kak!" Ujar Cahya bersemangat karna menurutnya nama Raja memiliki nama yang selaras dengan nama nya.
"Nama kita mirip?" Tanya Raja yang diangguki semangat oleh Ratu.
"Berarti kita jodoh!" Sambung Raja yang sontak membuat pipi Cahya memerah di buat nya. Untung saja kulit Cahya saat itu masih sedikit gelap.
"Kamu nge blush?" Tanya Raja jail yang membuat Cahya menutup kedua pipinya.
"Hahaha" tawa Raja pun meledak saat Cahya menutupi kedua pipi nya yang memerah.
"Kakak jangan ketawa dong!" Kesal Cahya yang tidak lagi menutupi pipinya.
"Iya, maaf ya!" Ujar Raja lalu mencubit pelan pipi Cahya.
"Sakit kak!" Kesal Cahya dan tak sadar telah memegang tangan Raja.
"Dih, pegang pegang." Ucap Raja yang membuat Cahya langsung melepas kan tangan Raja namun malah kini Raja yang memegang tangan Cahya.
"Yuk kakak anter pulang!" Ajak Raja.
"Ha? E-enggak usah kak, aku jalan kaki aja," tolak Cahya halus. Cahya memang selalu jalan kaki saat pergi atau pulang sekolah karna kondisi keuangan yang tidak mendukung.
"Ntar capek lho, mending kakak anter". Ucap Raja yang kembali mengajak Cahya untuk pulang bersama nya.
"Tapi aku gak kenal kakak." Cicit Cahya yang membuat Raja terkekeh.
"Lho, bukannya kakak barusan udah ngenalin diri ya?" Tanya Raja yang membuat Cahya mendongak kan kepalanya dan menatap mata Raja.
"T-tapi...kita kan baru aja kenal." Ucap Cahya lalu menunduk.
"Kakak bukan orang jahat kok. Ya walaupun dandanan nya kaya gini, tapi kakak gak ada niat buat nyelakain kamu." Ucap Raja meyakinkan.
"Atau kamu mau pegang ktp kakak? Buat jaminan gitu?" Tanya Raja.Cahya pun menggelengkan kepalanya karna ia sudah percaya pada Raja walau ia tak tau maksud Raja yang ingin mengantar nya pulang apa.
"Yaudah deh, aku mau pulang bareng kakak." Ucap Cahya yang langsung di sambut senyum manis Raja. Sesaat, Cahya mematung melihat senyum tersebut, namun ia langsung menyadarkan dirinya sendiri.
"Yuk naik!" Ajak Raja dan diangguki Cahya.
Cahya pun naik ke motor Raja yang lumayan tinggi, walau kesusahan tapi untung nya ia masih bisa naik karna postur tubuh nya yang memang sudah tinggi.
"Rumah kamu diamana?" Tanya Raja sebelum menjalankan motornya.
"Di jalan xx blok x," jawab Cahya.
Raja pun kemudian mengangguk dan mulai menjalankan motor nya. Di perjalan pun hanya keheningan yang terjadi karna Cahya yang masih sedikit canggung.
Saat telah sampai di depan gang, tiba tiba Cahya menepuk bahu Raja berkali kali hingga Raja terpaksa menghentikan motor nya.
"Kenapa?" Tanya Raja bingung.
"Stop kak! Sampe sini aja." Jawab Ratu dan turun dari motor Raja.
"Lho, kan belum sampe." Ucap Raja bingung.
"Udah deket kok, aku gak mau nanti kak Raja pulang nya malah kesasar." Ucap Cahya beralibi.
"Oh, yaudah. Kakak pulang dulu ya." Pamit Raja.
"Iya kak, hati hati ya. Makasih udah di anterin pulang." Ucap Ratu.
"Sama sama. Daah jodoh!" Ujar Raja sebelum menjalankan motor nya.
Cahya pun hanya mampu tersenyum malu sambil memegang pipi nya yang seperti nya kembali memerah.
"Kak Raja baik, aku suka!" Gumam Ratu polos.
Flashback off
"Bisa bisa nya dulu gue suka sama orang yang bahkan baru gue temuin sehari." Monolog Cahya yang merasa dirinya adalah orang paling bodoh karna bisa menyukai seseorang hanya karna kebaikan yang dilakukan sekali.
"Hufft..gue emang manusia terbodoh mungkin. Karna sampe sekarang gue bahkan belum bisa nyingkirin nama Raja di hati gue." Gumam Cahya lalu melangkahkan kaki nya menuju kamar mandi.
***
"Masih ingat pulang?" Tanya pria paruh baya yang sedang duduk sambil membaca berita di tab nya.
"Jangan mulai pi," ujar istri pria paruh baya tersebut yang tiba tiba datang.
"5 tahun! 5 tahun mi. Apa itu waktu yang sedikit?" Tanya pria paruh baya tersebut sambil meletak kan tab nya dan menghampiri seorang laki laki yang masih berdiri mematung dengan ekspresi muka datar.
Plak!
Suara tamparan pun menggema ke penjuru ruangan hingga membuat istri pria tersebut meringis. Sedangkan lelaki yang ditampar masih menunjukkan ekspresi datar.
"Aku rindu bodoh!" Ujar pria paruh baya tersebut lalu memeluk anak nya.
"Aku rindu! Apakah kau tak punya rasa rindu pada ayah mu?" Tanya pria paruh baya tersebut yang tak lain adalah Tn.Wiratama.
"Aku juga rindu papi." Ujar Raja lalu membalas pelukan ayah nya.
"Kemana saja kau?" Tanya Tama pada anak satu satunya itu.
"Bukan nya papi sendiri yang usir Raja?" Tanya balik Raja yang membuat Tama mati kutu.
"Sudah sudah! Jangan diteruskan. Mending kita makan malam bersama. Bahkan mami lupa kapan keluarga ini makan malam bersama." Lerai Loona.
Anak dan ayah tersebut pun hanya bisa mengangguk dan menuruti perintah nyonya besar ini, karna jika tidak pasti rumah ini akan roboh hanya karna suara melengking Loona.
Prob. 21 Dec 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesion With You [Completed]
General Fiction"Tolong izinkan aku memilikimu kembali Ratu," mohon Raja sambil menggenggam tangan Ratu. "Lepas Kak! Kau sudah menjadi masa lalu ku dan tidak seharusnya kau kembali padaku!" Tegas Ratu yang berusaha melepas genggaman tangannya pada Raja. "Bukan k...