Happy Reading♡.
Jam telah menunjukkan waktu makan siang, dan kini Raja tengah disuapi oleh mami nya karna dirinya masih cukup lemas.
"Setelah ini mami mau kamu tinggal di mansion lagi," ucap Loona sambil terus menyuapi bayi besarnya tersebut.
"Hah? Nggak ah!" Tolak Raja lalu membuang muka ke samping bak anak kecil yang sedang ngambek. Oh iya! Raja kalau emang lagi sakit kelakuannya bakal mirip bocah.
"Gak ada penolakan! Mami gak mau kamu tinggal di apart lagi. Mami bakal pantau seluaruh pergerakan kamu. Cukup kali ini aja kamu masuk rumah sakit karna telat makan dan sering konsumsi alkohol!" Ucap Loona mutlak.
"Tapi mi-"
"Gak ada tapi tapi an Raja! Kalau kamu nolak, mami bisa kirim kamu ke mansion kakek sama nenek, biar kamu di gentayangi sama arwah mereka!" Ujar Loona menakuti.
Raja yang mendengarnya pun bergidik ngeri. Bagaimana tidak? Nenek dan kakek nya meninggal di hari yang sama tepat saat usia Raja kala itu 18 tahun. Dan saat Raja ingin di ajak untuk menemui kakek dan nenek nya, Raja malah menolak dan lebih memilih untung camping dengan sahabat sahabatnya.
Dan 7 hari berselang saat kematian kakek nenek nya, Raja pernah memimpikan kakek nenek nya tersebut hingga ia cukup trauma hingga kini. Apalagi jika sudah menyangkut hal hal yang horror. Maka Raja sudah akan kringat dingin dulu.
"Y-yaudah deh!" Pasrah Raja.
Loona pun tersenyum penuh kemenangan saat mendengar jawaban Raja yang speerti sedikit memberenggut karna kesal.
"Ini baru anak mami!"
***
"Ca, kita ajak Rere juga yuk buat kerkom ini." Usul Dita sambil membereskan alat tulisnya.
"Boleh aja sih, tapi tanyain aja dulu!" Ucap Cahya.
"Wokee!"
"Rere!" Panggil Dita.
Yang di panggil pun otomatis menoleh dan mengerutkan dahinya.
"Paan?"
"Kerkom bareng kuy!" Ajak Dita.
"Aduhh, gue udah di ajakin sama Bella tadi." Ucap Rere.
"Ohh, yaudah deh." Ucap Dita agak lesu.
"Gapapa kan?" Tanya Rere tak enak hati.
"Gapapa kok, gue cuma ngajak aja tadi." Jawab Dita.
"Kalau lo mau, bareng gue, Bella sama Andine aja!" Usul Rere.
Dita pun sempat melirik Cahya sebentar. Cahya sendiri hanya mengedikan bahunya tak tau.
"Gausah deh, gue sama Cahya aja. Byee reee!!" Tolak Dita lalu membawa Cahya pergi. Sedangkan Rere masih berada di tempatnya karna ia masih merasa tak enak pada Dita.
"Gapapa kan?"
***
"RAJAA!!"
Jangan tanya siapa yang berteriak, kalian pasti sudah tau pelakunya.
"Ck! Berisik Jeff, yo!" Ucap Raja kesal dengan dua tingkah sahabatnya tersebut. Mungkin, jika saat ini dirinya tidak sedang sakit, ia akan mencincang tubuh dua sahabatnya tersebut.
"Hehe, peace!" Ujar Leo dan Jeffry bersamaan. Itu lah Jeffry dan Leo, bak anak kembar. Sama sama bobrok, sama sama tidak bisa diam, dan sama sama JOMBLO.
"Nih!" Ujar Zio dari belakang tubuh Leo dan Jeffry lalu dengan santainya menyerahkan sebuah amplop putih.
Raja mengerutkan dahinya tanda tak mengerti.
"Apaan nih?" Tanya Raja bingung.
"Buka aja!" Jawab Zio lalu duduk dan memainkan ponselnya.
Raja yang terlanjur penasaran membuka amplop tersebut dan terkejut saat mengetahui isinya.
RUMAH SAKIT UMUM SEHAT
Jl. Kasmaran No. 321, Jakarta
Telp. 0987654321 Fax. 13579
SURAT KETERANGAN SAKIT
No. 432/SKS/Februari/20**Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :
Nama: Raja Wiratama Samudra
Tempat/Tgl Lahir: 27 November 19**
Pekerjaan: CEO *disamarkan*
Pada pemeriksaan kesehatan yang sudah dilakukan pada hari ini maka dengan ini menyatakan bahwa pasien mengalami penyakit Gagal Ginjal
Demikian surat keterangan ini dibuat dan diberikan untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 31 Februari 20**
Dokter Pemeriksa,
dr. Ahmad Subari.
Note : semuanya di surat itu aku ngasal, jadi di ambil enjoy aja. Ini bukan cerita dengan penuh konflik/misteri. Ini cuman cerita ringan. Aku juga beljm pernah dapet surat rumah sakit atau semacamnya. Jadi gak tau. Maaf yaa kalau salah.
"APA?!" Kaget Raja yang reflek bangun dari ranjangnya.
"Wuihhh santai dong broo!" Ujar Leo lalu membantu Raja untuk kembali berbaring.
"Ini maksudnya apa?" Tanya Raja yang mencoba mengatur emosinya.
"Gini, lo mau kan dapet in Ratu lagi?" Tanya Jeffry serius. Raja yang mendengar nama Ratu disebutkan menjadi diam tak berkutik.
"Jadi, disini kita mau nge banyuin lo. Karna kita udah gemessh banget dari dulu pengen bantuin elo." Kali ini Leo yang beruca
"Dan gue yakin dengan surat itu bisa bikin Ratu luluh sama lo!" Ujar Zio dan bersmirk.
"Caranya?" Tanya Raja bingung.
"Kita bakal kasih surat itu ke Ratu, nahh setelah itu kita liat reaksinya. Kalau dia masih ada perasaan minimal peduli sama lo, lasti Ratu bakal ngerasa kasian dan jengukin elo disin." Jelas Jeffry.
Sejanak, Raja memikirkan ide ketiga temannya tersebut. Ia pun sedikit membayangkan jika Ratu menjenguk serta memperhatikannya nanti. Namun, bukankah ini ide yang gila? Bisa saja semuanya akan terbongkar suatu hari. Resiko yang didapat pun besar.
"Gimana? Mau gak? Kalau gak mau ya gapap sih. Tapi gue cuman mau kasih tau aja, kalau nyogok petugas rumah sakit itu susah!" Ucap Leo.
Raja pun melirik ke tiga temannya yang menatap nya dengan tatapan yang berbeda. Jujur ia suka ide ke tiga temannya ini. Namun ia masih ragu.
"Gue jamin semuanya bakal tertutup rapat." Ucap Zio yakin.
"Oke! Gue setuju!"
"Nah! Gitu dong! Kan kalau gini gak sia sia!" Ucap Jeffry girang.
"Jadi kita mau kasih ini kapan?" Tanya Leo.
"Secepatnya!" Sahut Raja semangat.
"Iya iya, secepatnyaa" ucap Jeffry sambil menekan kata secepatnya.
Prob. 14 Jan 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesion With You [Completed]
General Fiction"Tolong izinkan aku memilikimu kembali Ratu," mohon Raja sambil menggenggam tangan Ratu. "Lepas Kak! Kau sudah menjadi masa lalu ku dan tidak seharusnya kau kembali padaku!" Tegas Ratu yang berusaha melepas genggaman tangannya pada Raja. "Bukan k...