Happy Reading♡.
"Buk, bosenn." Rengek Cahya paa Ibunya. Baru saja 15 menit yang lalu 4 teman Ica pulang dan Ica sudah merasakan bosan yang luar biasa. Belum lagi handpone nya yang hilang entah kemana pasca tabrakan waktu itu.
"Ibuk bentar lagi ada urusan la, mau kerumah temen yang ada acara. Gak enak kalau gak dateng, ayah mu juga lagi kerja. Kamu gapapa kan nunggu sampe abis makan siang?" Tanya Shinta mencoba memberi pengertian.
"Yaudah deh gapapa, tapi anter aku ke taman rumah sakit ya buk! Aku bosen klo disini mulu!" Ucap Cahya.
"Kamu emang nya udah sehat? Klo kenapa napa gimana?" Tanya Shinta memastikan.
"Aku emang baru bangun dari koma bu, tapi kan gak parah. Sekarang aku udah sehat. Dokter Agra juga bilang nya 3 atau 4 hari lagi aku bisa pulang." Jawab Cahya meyakinkan.
"Hmm yaudah deh. Mau pake kursi roda gak?" Tawar Shinta.
"Nggak usah deh. Toh aku udah bisa jalan." Jawab Cahya bersemangat.
"Hmm yaudah ayok, kamu pegangan sama lengan ibuk, sini infusnya ibu bawa." Titah Shinta dan diangguki Cahya.
Sesampainya di taman rumah sakit, ternyata suasananya begitu sejuk dan hanya sedikit terkena sinar matahari, jadi gak terlalu panas.
"Kamu beneran mau di sini sendiri?" Tanya Shinta yang was was terhadap Cahya.
"Aku udah gede bu, udah kelas 12. Jadi ibuk gak usah khawatir ok." Jawab Cahya meyakinkan.
"Hufft...yaudah, ibu tingga dulu. Nanti pokonya klo sebelum jam makan siang kamu belum balik awas aja. Hati hati lho." Peringat Shinta.
"Harus nya aku yang bilang hati hati ke ibuk." Ujar Cahya yang dibalas senyum tipis Shinta. Shinta pun kemudian pergi meninggalkan Cahya di taman rumah sakit tersebut sendiri.
***
"Woi! Gue bosen nih!" Ujar seorang laki laki yang kini menatap jengah lawan bicaranya yang hanya sibuk dengan laptop nya.
"Kalo bosen mati aja!" Ujar si lawan bicara ketus sambil terus melakukan kegiatannya.
"Wahh udah bosen jadi sekretaris gue lo!" Ancam laki laki tersebut.
"Kalau bukan gue yang jadi sekretaris lo, siapa lagi? Cuman gue yang sabar buat hadepin sifat childish lo ini. Dasar gatau diuntung lo! Mentang mentang nama lo Raja!" Kesal Zio, ya Zio saat ini sedang menjaga Raja yang masih berada di rumah sakit dan kini Zio sedang mengerjakan beberapa tugas kantor yang seharusnya dikerjakan oleh Raja.
"Iya...iya...tuan Zio yang terhormat telah menang melawan perdebatan ini." Ucap Raja malas yang hanya di tatap malas oleh Zio.
Karna sudah tak tahan lagi dengan suasana yang begitu membosankan Raja pun turun dari ranjangnya dan melepas infus yang menempel di tangannya. Gak penting, pikir Raja.
Raja pun keluar dari ruang rawat nya. Walau Raja sebenarnya tak tau hendak kemana, tapi ia tetap memaksakan untuk menjelajahi lorong rumah sakit. Hingga saat ia melewati salah satu lorong matanya menangkap sosok yang tak asing di penglihatannya.
Raja pun memutuskan untuk menghampiri sosok tersebut yang sebenarnya sedang duduk di bangku taman. Namun, kurang 3 langkah lagi untuk sampai tiba tiba seseorang yang memakai jas putih datang dan duduk di bangku dekat orang incaran Raja yang tak lain adalah Cahya.
"Lagi apa?" Tanya Agra pada Cahya sekedar untuk basa basi.
"Lagi duduk aja sih dok." jawab Cahya sekenaknya.
"Sendiri?" Tanya Agra yang lagi lagi hanya basa basi karna dia tak tau topik apa yang akan di bahas.
"Emang dokter liat nya aku sama siapa?" Tanya balik Cahya sambil tersenyum.
Dokter Agra pun hanya bisa tersenyum kikuk sambil mengusap tengkuk nya gugup.
"Hahaha...dokter mah aneh!" Ujar Cahya diiringi tawa nya.
Sedangkan Raja yang tadinya ingin menghampiri Cahya harus mengurungkan niat nya dan memilih untuk bersembunyi di balik salah satu pohon yang ada di taman rumah sakit tersebut.
"Dokter gak ada pasien?" Tanya Cahya.
"Gak ada nih, makanya saya kesini." Jawab Agra antusias.
"Dokter udah berapa lama kerja disini?" Tanya Cahya agar diantara keduanya tidak ada kecanggungan.
"Emmm kalau saya gak lagi periksa kamu, kamu bisa panggil saya Agra biar lebih enak" ucap Agra.
"Gak sopan dong!" Bantah Cahya.
"Yaudah panggil mas aja." ujar Agra yang berniat becanda.
"Ohh ok! Klo gitu saya panggil mas Agra aja." Ucap Cahya enteng, padahal tadi Agra tidak bersungguh sungguh mengucapkannya.
"E-ehh saya kan tadi hanya becanda." Ucap Agra panik.
"Gapapa kali, mas." Ujar Cahya menggoda.
Lain hal nya dengan Cahya, Raja justru sedang kepanasan saat ini. Iya, kepanasan karna melihat interaksi Cahya dan Agra, belum lagi saat Cahya memanggil Agra dengan panggilan 'mas'. Cowok mana sih yang rela klo cewek yang disukai nya pake panggilan khusus ke cowok lain.
"Huhh...sabbar Raja. Gak lama lagi lo bakal dapetin Ratu. Tunggu waktu yang tepat aja. Dan gue bakal bikin si dokter sialan itu kalah telak!" Tekad Raja sambil meremas batang pohon besar saking kesal nya.
Karna sudah tak tahan lagi Raja pun memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut. Perasaan tadi tujuannya ingin mendaapt udara segra karna terlalu suntuk di ruang rawat nya. Ehh malah makin kepanasan pas keluar kamar.
***
"Dari mana aja lo?" Tanya Zio lada Raja yang baru datang dengan muka yang kusut dan ditekuk.
"...." Raja hanya diam tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya itu.
"Woi! Orang nanya tuh di jawab kek!" Kesal Zio pada Raja yang datang datang mukanya sudah kusut. Padahal tadinya ia kira saat Raja sudah kembali Raja akan menunjukkan ekspresi yang segar dan enak di pandang, lah ini! Boro boro enak dipandang di lirik aja belum tentu ada yang mau.
"Apa an sih lo!" Ujar Raja yang ikut kesal. Raja pun menekan tombol yang biasa digunakan untuk memanggil dokter atau perawat agar infusnya bisa dipasang kembali mengingat tadi Raja sempat melepas infusnya saat keluar kamar.
Prob. 12 Dec 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesion With You [Completed]
General Fiction"Tolong izinkan aku memilikimu kembali Ratu," mohon Raja sambil menggenggam tangan Ratu. "Lepas Kak! Kau sudah menjadi masa lalu ku dan tidak seharusnya kau kembali padaku!" Tegas Ratu yang berusaha melepas genggaman tangannya pada Raja. "Bukan k...