Happy Reading ♡.
"Woi!!" Ujar Zio sambil menepuk bahu Raja.
"Ck! Apa an sih?" Kesal Raja.
"Ngapain lo senyum senyum sendiri? Kesambet?" Tanya Zio.
"Mulut nya!" Kesal Raja lalu kembali senyum senyum gak jelas.
"Terus kenapa? Dari pagi gue liatin lo senyum senyum sendiri." Ucap Zio bingung.
"Ya karna gue lagi seneng Zio," jawab Raja seadanya.
"Seneng? Seneng kenapa?" Tanya Zio yang makin penasaran.
"Kepo!" Jawab Raja tepat di depan muka Zio.
"Anjr*t! Awas lo ya!" Teriak Zio kesal.
"Bwahahaha. Ngakak gue liat ekspresi lo!" Ujar Raja saat melihat muka Zio seperti orang ternistakan.
Zio pun hanya diam tanpa membalas perkataan Raja. Ntahlah, kali ini dirinya ingin sekali mengabadikan momen langka seperti ini. Dimana Raja tertawa lepas tanpa beban.
Ya, memang semenjak kejadian 5 tahun lalu membuat Raja seakan lupa cara tersenyum tulus, dan tertawa lepas. Dan sekarang, Zio benar benar bersyukur karna bisa melihat kemabli tawa lepas sang sahabat.
"Kok diem?" Tanya Raja yang merasa aneh dengan sikap Zio yang tiba tiba saja terdiam.
"Eh? Gapapa kok. Gue balik ke ruangan gue dulu. Jangan senyum senyum sendiri lagi." Jawab Zio lalu pamit untuk kembali ke ruangannya.
"Aneh!" Ujar Raja lalu kembali mengerjakan tugas nya yang belum selesai.
***
"Lo yakin nanti malem bakal dateng?" Tanya Dita. Saat ini Dita dan Cahya sedang berada di taman belakang sekolah yang jarang sekali di kunjungi siswa/i karna waktu istirahat lebih banyak di habiskan untuk makan ketimbang mengobrol di taman.
"Yakin." Jawab Cahya mantap. Kali ini ia sudah bear benar siap untuk bertemu seseorang yang mengirimnya paket. Semalaman penuh Cahya sudah meyakinkan dirinya untuk bertemu seseorang tersebut.
"Klo ternyata dia punya dendam sama lo gimana?" Tanya Dita.
"Ya gak gimana gimana" jawab Cahya enteng.
"Lagian, resto itu gak mungkin sepi kan? Klo ada apa apa tinggal triak aja!" Lanjut Cahya.
"Iya deh serah lo!" Ujar Dita yang membuat Cahya terkekeh.
"Tenang aja, gue gak bakalan kenapa napa." Ucap Cahya yang terus berusaha membuat Dita percaya.
"Iya deh, klo anak taekwondo mah beda!" Ucap Dita yang membuat Cahya kembali terkekeh.
Cahya memang anak taekwondo, sejak masuk SMA ini pun Cahya sudah mengkuti ekstrakulikuler tersebut. Tapi sayangnya, saat kelas 12 ini Cahya sudah mulai jarang latihan karna memang sudah banyak kegiatan.
***
"Gue harus pake ini semua?" Gumam Cahya sambil memandangi dress, high heels dan beberapa alat make up yang ia susun di atas kasur tempat tidur nya.
"Kalau pake dress ini gue masih bisa, tapi kalau high heels? Ntar bisa jatoh gue! Terus ini make up udah kaya buat ngerias pengantin, banyak amat!" Monolog Cahya sambil terus memandangi barang barang pemberian orang tak dikenal tersebut.
"Huffftt...pake aja lah! Biar cepet selesai" ucap Cahya pasrah lalu mulai mengganti pakaiannya.
Tak lama kemudian, Cahya pun telah siap dengan balutan dress warna putih yang sangat kontras dengan kulit nya. Mungkin, jika orang lain melihat Cahya akan menganggap Cahya bukan lagi anak SMA melainkan seperti wanika karier.
"Gila! Bagus juga ternyata di pake gue!" Ucap Cahya yang mengagumi dress yang di pakai nya ambil berkaca di cermin full body nya.
Cahya pun kemudian mengambil high heels bewarna abu abu silver yang dan kemudian mencba memakai nya walau ia sedikit kesusahan dalam berjalan.
"Hmm...bagus juga ternyata." Gumam Cahya saat melihat pantulannya di cermin.
"Terus gue harus make up an gitu? Ck, gini aja gue udah cakep! Make bedak sama liptin aja lah!" Ucap Cahya lalu memakai bedak serta liptin yang dapat membuat wajah Cahya semakin terlihat dewasa. Tak lupa Cahya juga menguncir rambut nya menjadi pony tail dan menyisakan poni nya.
"Wiihhh...pasti kalau Dita liat gue bakal pangling tu bocah!" Monolog Cahya lalu mengambil handphone nya dan memotret dirinya.
"Besok gue harus tunjukin ke Dita nih!" Ucap Cahya lalu mengambil tas selempang milik nya dan memasukkan handphone serta dompet nya ke dalam tas.
Setelah itupun Cahya langsung keluar dari kamar nya dan pergi menghampiri orang tua nya untuk meminta izin keluar.
"Duh! Gue harus minta izin apa nih?" Gumam Cahya saat baru satu langkah keluar dari kamar nya.
"Mana baju gue bagus banget lagi."
Cahya pun sekarang bingung harus meminta izin apa kepada orang tuanya karna pakaian yang di kenakannya pun seperti orang yang ingin berkencan.
"Izin keluar bareng Dita aja lah!" Ujar Cahya yang terpaksa memakai nama dita.
"Sorry ya Dit, nama lo gue bawa dulu!" Batin Cahya sambil tertawa dalam hatinya.
Cahya pun mulai menghampiri kedua orang tuanya yang ternyata sedang menonton tv di ruang keluarga.
"Bu, yah!" Panggil Cahya.
Shinta dan Reno pun reflek mengalihkan pandangannya pada seseorang yang baru saja memanggil mereka.
"Kenapa nak?" Tanya Shinta yang sedikit heran melihat penampilan anak nya.
"Emm...aku izin keluar bareng Dita ya?" Izin Cahya, jantung nya kini sudah dag dig dug karna kedua orang tua nya tengah menatap intens padanya.
"Mau keluar bareng Dita, atau kencan nih?" Tanya Reno sambil memberi kode pada istrinya.
"Eh? Emmm...mau keluar bareng Dita kok yah!" Jawab Cahya gugup.
"Klo mau kencan juga gapapa, tapi klo bisa cowok nya suruh jemput kamu kesini." Ucap Shinta sambil senyum senyum sendiri.
"Eh, enggak kok bu," ucap Cahya yang tak mau dikira ingin berkencan.
"Yaudah terserah, tapi pulang nya gak boleh lewat jam 10 malam. Paham?" Ujar Shinta yang kemudian diangguki Cahya.
"Aku berangkat dulu bu, yah!" Pamit Cahya lalu pergi keluar rumah.
Prob. 18 Dec 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesion With You [Completed]
Fiksi Umum"Tolong izinkan aku memilikimu kembali Ratu," mohon Raja sambil menggenggam tangan Ratu. "Lepas Kak! Kau sudah menjadi masa lalu ku dan tidak seharusnya kau kembali padaku!" Tegas Ratu yang berusaha melepas genggaman tangannya pada Raja. "Bukan k...