Happy Reading♡.
Gue pergi dulu Ken, jaga diri baik baik. Bilang sama Raka, gue udah pergi. Dan mungkin, gue gak akan balik lagi. Bilang juga sama Cahya kalau gue gak papa. Salam juga buat Dita, semoga kalian berdua bisa bersatu. Bukan kaya gue yang perjuangannya cuma sampe sini.
Good Luck!
-your bestfriend, Ricky-
"Ini gak mungkin!" Teriak Kenzo hingga membuat beberapa orang disekitarnya menatap Kenzo dengan berbagai pandangan."Kenapa Ken?" Tanya Dita.
"Ricky udah pergi. D-dia udah bener bener pergi!" Ucap kenzo dengan pandangan kosong yang menyiratkan sebuah luka.
"APA?!" Teriak Raka.
••••
"Gue pergi dulu ya. Mungkin, kita bakal ketemu lagi saat semua nyaudah benar benar berakhir."
"Makasih tuhan, makasih untuk 18 tahun ini. Makasih udah kasih kehidupan yang begitu berarti. Dan makasih telah meringankan bebanku saat ini."
••••
***"Bye Indonesia! And hi Australia!"
"Ricky," panggil seorang wanita paruh baya seraya tersenyum lembut.
Ricky menoleh pada sumber suara. Ia mendapati mama nya yang tengah tersenyum lebut padanya. Ricky mebalas senyuman tersebut. Namun, matanya kini telah berkaca kaca.
Sekuat tenaga Ricky menahan air mata tersebut. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Dirinya menangis. Dirinya rapuh. Ia sebenarna bukan seperti lelaki diluar sana. Ia tak sempurna.
"Maa,"
"Stt..jangan nangis. Di sana nanti kita berobat ya sampe kamu sembuh. Nanti bukan cuma raga kamu yang sembuh, tapi juga jiwa kamu. Mama yakin semuanya akan kembali seperti semula." Ucap bunda Ricky, Shafa *aku lupa udah pernah bahas mama nya Ricky atau belum, but aku pake insting aja.
Mendengar ucapan sang mama, Ricky langsung menggeleng di pelukan mamanya.
Shafa heran, kenapa?
"Kenapa nak?" Tanya shafa.
"Aku gak mau berobat atau apa pun bun, aku cuman mau ngabisin sisa umur aku di Aussie. Udah itu aja." Jawab Ricky lalu mengeratkan pelukannya pada mama nya.
"Jangan gitu Ky, umur bukan dokter yang menentukan, tapi yang diatas. Jangan pasrah gitu sama keadaan. Kalau tuhan kasih kita cobaan, itu artinya ia sedang rindu pada hambanya." Ucap Shafa panjang lebar.
"Rindu?" Tanya Ricky bingung.
"Iya, rindu. Lebih tepatnya, tuhan rindu kepada hambanya yang sedang mengangkat kedua telapak tangan seraya berdoa. Cobaan tuhan hanya bersifat sementara. Percayalah, akan ada lentera yang menerangi hidupmu. Jadi, untuk saat ini, kamu cukup berdoa dan meminta kepada yang diatas. Niscaya, tuhan akan mendengarnya dan mengabulkannya." Jelas Shafa disertai senyum hangat.
Ricky paham. Benar paham. Mama nya itu memang sangat memotivasi dan bijak. Sesibuk apa pun kedua orang tua Ricky, mereka masih selalu memberikan kasih sayang yang cukup. Bahkan mereka mau menuruti Ricky yang ingin tinggal di Aussie padahal kini mereka tengah ada project besar dengan suatu perusahaan.
"Kamu yakin?" Tanya pria paruh baya yang baru saja datang.
"Papa?"
"Kamu disini juga untuk berobat Ricky. Jangan pasrah dengan keadaan. Masih banyak bukan impian mu yang belum tercapai? Termasuk memiliki seorang gadis yang menjadi incaranmu sejak dulu." Ucap papa Ricky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesion With You [Completed]
General Fiction"Tolong izinkan aku memilikimu kembali Ratu," mohon Raja sambil menggenggam tangan Ratu. "Lepas Kak! Kau sudah menjadi masa lalu ku dan tidak seharusnya kau kembali padaku!" Tegas Ratu yang berusaha melepas genggaman tangannya pada Raja. "Bukan k...