Happy Reading♡.
Brak!
Raja menutup mobilnya dengan kasar lalu berjalan tergesa menuju mansion milik orang tuanya tersebut. Saat pintu terbuka, seperti biasa, hanya ada kesunyian. *cosplay jadi kuburan apa gimana sih?
"Ck!" Raja berdecak lalu berjalan tergesan menuju kamarnya.
Sesampainya di dalam kamar Raja pun langsung membanting serta membuang apapun yang berada di dalam kamar yang luasnya sudah seperti samudra hindia tersebut.
"Arrgghh!!" Teriak Raja sambil membanting benda di sekitarnya.
Mengapa Raja memilih untuk pergi ke mansion orang tuanya dan bukan kembali ke apartemen? Jawabannya sudah pasti karna Raja enggan menyewa orang untuk membersihkan apartemen nya. Jika ia membuat kekacauan di mansion ini, pasti sudah ada maid dan pekerja lain yang membereskan nantinya.
"Sial!"
"Siapa pun kau! Jika sudah berurusan dengan Ratu, jangan harap bisa selamat!" Teriak Raja menggelegar. Dan untung nya...kamar ini kedap suara.
Tak lama setelah Raja melempar beberapa miniatur di lemari kacanya, terdengar suara ketukan pintu yang membuat Raja mau tak mau membuka pintu tersebut. Namun sebelum membuka pintu Raja masih menyempatkan untuk membuka kemeja dan dasi yang melilit lehernya.
Ceklek
Setelah pintu terbuka, Raja hanya memunculkan kepalanya saja karna tak mau mami nya melihat kekacauan yang ada.
"Raja? Kok kamu?"
"Mami bisa tinggalin Raja sendiri dulu gak? Raja lagi galau!" Pinta Raja memelas dengan nada merajuk.
Loona pun mengeryit bingung. Sejak kapan anak nya bersikap seperti ini. Apakah Raja sedang kerasukan jin baik? Ahh...sepertinya tidak mungkin.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Loona bingung.
"Raja lagi mau marah dulu. Nanti Raja bakal temuin mami kalau Raja udah gak marah lagi. Oiya, Raja pinjem pembantu nya mami sama papi ya buat beresin kamar Raja. Makasih!" Ucap Raja lalu menutup pintunya dan mengunci rapat rapat.
"Persaan dulu gue gak ngidam yang aneh aneh deh? Napa Raja jadi kaya gitu?" Gumam Loona tak habis pikir.
***
Kini Raja sedang makan malam bersama mami dan papi nya. Namun suasana di meja makan terasa canggung dan juga hening.
"Kamu kenapa sih ja?" Tanya Tama yang bingung dengan sikap anak satu satunya tersebut.
"Gak papa" jawab Raja cuek.
"Kaya cewek pms aja kamu ini!" Kesal Loona.
"Aneh!" Celetuk Tama.
"Apa sih? Gak tau orang lagi kesel apa!" Ujar Raja malas.
"Kesel kenapa? Emang nya ada masalah apa sih? Sampe kamar jadi kapal pecah!"
"Ini semua gara gara papi!" Ujar Raja yang membuat Tama mengeryit.
"Hah?"
"Coba aja dulu papi gak jodohin aku sama Reni, mungkin sekarang aku gak bakal kaya gini pih! Papi gak pernah tau rasanya jadi aku. Jadi jangan bertingkah seolah papi ngerti. Papi sekarang enak, udah punya semuanya. Istri, harta, anak dan segalanya. Sedangkan aku? Aku masih berjuang pih! Aku berjuang buat deketin satu cewek yang seharusnya udah aku miliki. Aku awalnya gak pengen bahas ini lagi. Tapi karna papi yang pancing, jadi aku terpaksa bahas hal yang sebenernya udah berlalu 5 tahun yang lalu" ucap Raja panjang lebar. Raja sudah seperti mengeluarkan unek unek nya. Walau belum sepenuhnya, tapi ia sudah cukup membuang segala pemikiran yang ada di otaknya.
Flashback on
"Kamu akan papi jodohkan!" Ujar Tama tegas saat di tengah tengah acara makan malam.
"Hah? Dijodohin? Jangan gila deh pi!" Ucap Raja yang menganggap ucapan papinya adalah sebuah gurauan.
"Papi gak becanda dan besok kita akan mengadakan pertemuan dengan calon tunangan kamu" ucap Tama serius. Raja pun seketika dibuat menegang. Pikirannya pun melayang kepada sosok Ratu yang baru saja menjadi kekasih nya.
"Tapi aku udah punya pacar pi!" Ujar Raja menolak.
"Pacar? Sejak kapan kamu punya pacar? Kenapa mami baru tau?" Tanya Loona penasaran.
"Aku baru nembak cewek 2 minggu lalu. Masa mau diputusin sih?" Tanya balik Raja.
"Yaudah, kenalin sama mami aja kalau gitu!" Ujar Loona excited.
"Mampus! Mana mungkin Ratu mau gue ajak kesini" batin Raja was was.
"Palingan juga bohong!" Ujar Tama tak percaya.
"Hais! Aku serius pih! Tolong lah jangan pake jodoh jodohan segala!" Ucap Raja tak terima.
"Kamu cuman kenalan aja. Kalau kalian bisa deket dan cocok baru tunangan!" Ucap Tama..
Raja yang tak mau ambil pusing hanya mengangguk lalu menyelesaikan makannya.
Besoknya...
"Kenalin, ini Raja anak saya" ucap Tama.
"Raja om" ucap Raja memperkenalkan diri.
"Ganteng juga ya! Cocok sekali dengan anak saya yang cantik" ucap Anto yang terlalu percaya diri.
"Ohh sudah pasti, omong omong, dimana putri anda?" Tanya Tama.
"Putri saya masih bersiap siap. Di tunggu saja ya" jawab Anto sekenaknya.
10 menit kemudian datang seorang gadis dengan dandanan yang berlebihan dan duduk di samping Raja tanpa tau malu.
"Reni" ucap gadis tadi sambil mengulur kan tangannya.
Raja pun mau tak mau menerima uluran tangan Reni dan menjabatnya.
"Raja" ucap Raja malas. Terlebih saat melihat dandanan Reni yang terlihat seperti tante tante.
"Lebih cantik Ratu lah kemana mana" batin Raja yang membanggakan Ratu.
"Ehh...nama kalian ternyata lumayan mirip ya! Kalau ditulis di undangan pasti bakal bagus!" Ujar Tina, mama Reni.
"Apa an sih ma, bisa aja deh!" Ujar Reni malu malu, padahal didalam hatinya ia sudah sangat kegirangan.
"Sudah sudah! Lebih baik kita makan dulu saja. Mari silahkan" lerai Anto papa Reni.
Semuanya pun mengangguk dan mulai menyantap makanan yang berada di meja makan tersebut.
Setelah 20 menit berselang, semuanya telah selesai dengan makanannya. Dan Anto pun mulai membuka suara karna sedari tadi semuanya hanya diam tanpa adanya obrolan.
"Jadi, bagaimana?" Tanya Anto dengan sedikit nada berharap.
"Menurut ku, lebih baik Raja dan Reni saling mengenal satu sama lain dulu. Jika kedunya memang saling suka dan cocok, maka kita lanjutkan hubungan mereka berdua. Bagaimana?" Usul Tama.
Tina dan Anto pun seperti menimang nimang tawaran Tama. Jujur, mereka sedikit kecewa dengan usulan Tama. Karna Tama tidak langsung menjodohkan anak nya itu. Pasti, jika Tama langsung setuju, keluarga Wijaya akan lebih maju lagi. Hutang piutang keluarga itupun akan segera lunas. Namun, spertinya keluarga Wijaya harus lebih bersabar lagi.
"Baiklah, kami setuju" ucap Anto yakin.
Prob. 6 Januari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesion With You [Completed]
General Fiction"Tolong izinkan aku memilikimu kembali Ratu," mohon Raja sambil menggenggam tangan Ratu. "Lepas Kak! Kau sudah menjadi masa lalu ku dan tidak seharusnya kau kembali padaku!" Tegas Ratu yang berusaha melepas genggaman tangannya pada Raja. "Bukan k...