Happy Reading ♡.
"Jadi saya kapan bisa pulang dok?" Tanya Raja pada dokter yang kini sedang memeriksanya.
"Berhubung kondisi anda sudah pulih, besok siang sudah bisa pulang." Jawab dokter itu.
"Beneran dok?" Tanya Raja memastikan.
"Benar, selama anda tidak mencopot infus di tangan anda lagi, besok sudah bisa pulang." Jawab dokter itu dengan nada mengejek di akhir kalimat.
"Eh? Hehe." Raja yang salting pun hanya bisa mengusap tengkuk nya.
"Ya sudah, saya pamit dulu ya. Infus nya jangan dilepas lagi." Ujar dokter tersebut lalu pergi dari kamar rawat Raja.
"Bwahahaha, demi apa Raja bisa salting?" Tawa Leo pun seketika meledak saat melihat Raja salting karna ucapan dokter tadi.
"Diem lo curut!" Amuk Raja.
"Hahaha, santai dong ja! Gue ke kantin dulu ya!" Ucap Leo lalu pergi dari ruangan Raja.
***
"Cahyaa!!" Teriak Dita setelah membuka pintu kamar Cahya.
"Brisik anj*ng!" Ucap Kenzo yang posisi nya tepat di belakang Dita.
"Masa? Bodo!" Ujar Dita tak peduli.
Kenzo hanya memutar bola matanya malas sedangkan Ricky dan Raka sudah masuk kedalam ruang Rawat Ica.
"Udah enak an Ca?" Tanya Ricky yang baru duduk di kursi sebelah ranjang Cahya.
"Udah kok, tapi masih belum boleh pulang." Jawab Cahya seadanya.
"Nanti kalau udah pulang bilang ya." ucap Ricky yang membuat Cahya bingung.
"Emang nya kenapa?" Tanya Cahya bingung.
"Biar gue jemput." Jawab Ricky.
"E-eh, gausah. Gue biar sama ayah aja." Ucap Cahya tak enak.
"Yaudah gue sama yang lain ngikut juga." Ucap Ricky enteng.
"Terserah deh." Ucap Cahya mengalah.
"Ca, dokter yang biasa periksa lo itu namanya siapa?" Tanya Dita.
"Agra, emang kenapa?" Jawab Cahya lalu bertanya balik.
"Gapapa sih, cuman gantemg nya aja kelewatan. Hehe." Jawab Dita sambil cengengesan.
"Gantengan juga gue, masih muda lagi bukan om om." Ujar Kenzo bangga walau sebenarnya ia cemburu ketika Dita memuji pria lain.
"Dih, ganteng dari mana nya? Klo lo dibandingun sama dokter Agra ya jelas beda jauh lah!" Ucap Dita kesal.
"Liat aja nanti klo gue udah glow up." Ucap Kenzo dengan nada yang datar.
"Gausah nunggu glow up lo udah ganteng Kenzo!" Batin Dita berteriak.
***
Malam ini Cahya harus terpaksa sendirian dikamar inap nya. Ibu dan ayah nya kini sedang ada urusan mendadak sehingga mau tak mau harus meninggalkan Cahya sendiri.
"Huffft...bosen baget lagi! Masa iya gue harus keluar sendiri, ntar yang ada ketemu suster ngesot lagi!" Gumam Cahya.
Karna tak ada yang harus dilakukan, Cahya pun mulai menyalakan televisi yang sudah tersedia di ruang rawat tersebut.
Sedang asik asik menonton tv nya, Cahya dikejutkan dengan kemunculan seseorang yang dapat membuat dada nya bergemuruh hebat.
"Ratu?" Panggil seseorang yang baru memasuki ruangan Cahya.
"Kak Ra-Raja?" Kaget Ratu, bahkan remot yang berada di genggamannya pun kini terjatuh ke lantai.
"H-hai" sapa Raja kikuk.
"..."
"Apa kabar?" Tanya Raja yang kini mulai duduk di kursi sebelah ranjang Cahya.
"Pergi!" Ya, hanya itu yang dapat diucapkan Cahya saat ini. Ntahlah, lidahnya terasa kelu untuk di gunakan berbicara dengan Raja.
"Maaf untuk kejadian ini. Kecelakaan ini murni kesalahan aku." Ucap Raja tulus.
Cahya pun menoleh dan mengerutkan dahinya bingung.
"Maksudnya?" Tanya Cahya.
"Aku mabuk waktu berkendara. Mungkin jika aku gak mabuk waktu itu, kamu gak akan dirawat disini. Tapi aku juga bersyukur, seandainya aku waktu itu gak mabuk mungkin kita gak akan dipertemukan kembali." Jawab Raja dengan senyuman yang dapat memperlihatkan lesung pipinya.
"Pergi kak!" Ujar Ratu dengan suara meninggi.
"Aku gak akan pergi sebelum kamu maafin aku." ucap Raja kekeh.
"Kalau masalah kecelakaan ini bukan cuman kesalahan kak Raja aja, tapi juga kesalahan aku yang gak hati hati." Ucap Cahya namun tak menoleh sedikit pun pada Raja.
"Emmm...kalau kesalahanku yang dulu?" Tanya Raja hati hati.
"Huh? Kesalahan yang dulu? Yang mana?" Cahya sengaja balik bertanya karna sejujur nya ia malas untuk membahas topik menjijikan ini.
"Yang waktu di taman dulu. Maaf kalau udah pernah-"
"Gausah minta maaf, itu udah jadi keputusan kak Raja sendiri kan? Jadi kak Raja gak harus minta maaf gitu." Ucapan Raja tadi terpotong oleh ucapan Cahya yang dapat membuat hati Raja remuk seketika.
"T-tapi aku udah-" lagi lagi ucapan Raja dipotong oleh Cahya.
"Gak, kak Raja gak salah aku disini yang salah" ucap Cahya dengan menekan kata 'aku' dan 'salah'
"Mending sekarang kak Raja pergi dari sini! Aku capek, mau istirahat. Aku harap kak Raja bisa keluar!" Ucap Cahya lalu merebahkan badannya di ranjang dan membelakangi Raja.
"Aku pergi dulu, semoga kamu bisa maafin baj*ngan kaya aku ini." Batin Raja lalu melangkah pergi dari kamar Cahya.
***
"Udah siap semua belum?" Tanya Zio pada Raja yang sedang mengancing kemejanya.
"Udah." Jawab Raja singkat.
"Lo yakin mau langsung ke kantor?" Tanya Zio lagi.
"Yakin." Jawab Raja yang lagi lagi singkat.
"Ohh...yaudah, gue tunggu diparkiran ya." Ujar Zio dan diangguki Raja.
"Mampir ke ruangan Ratu dulu aja kali ya?" Gumam Raja lalu melangkahkan kaki nya keluar dari ruang rawat nya.
Saat sampai di depan ruang rawat Cahya, Raja hanya bisa melihat dari balik jendela. Disana Raja melihat Cahya yang sedang disuapi makan oleh ibunya. Ingin sekali Raja berganti posisi menjadi Shinta, tapi ia juga sadar jika ia dulu pernah membuat Cahya sakit hati.
"Maafkan kesalahan ku dulu, Ratu." Batin Raja lalu pergi dari tempat tersebut menuju parkiran rumah sakit.
Prob. 13 Dec 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesion With You [Completed]
General Fiction"Tolong izinkan aku memilikimu kembali Ratu," mohon Raja sambil menggenggam tangan Ratu. "Lepas Kak! Kau sudah menjadi masa lalu ku dan tidak seharusnya kau kembali padaku!" Tegas Ratu yang berusaha melepas genggaman tangannya pada Raja. "Bukan k...