OBSESION WITH YOU (24)

4.7K 300 27
                                    

Happy Reading♡.

Kring kring~

Bel pulang pun telah berbunyi, para siswa/i pun berbondong bondong untuk memasukkan berbagai macam alat tulis nya agar bisa cepat pulang. Namun, berbeda dengan kondisi kelas Cahya yang masih serius mendengar penjelasan guru yang mengajar di depan walau bel sudah terdengar jelas.

"Baiklah semua, berhubung bel sudah berbunyi maka pembelajaran akan dilanjutkan minggu depan" ujar guru tersebut lalu mengemasi barang barang nya.

"Oke bu"

"Baik bu"

"Siaap!!"

"Yesss"

"Akhirnya"

"Yeyy!"

Sahut beberapa siswa yang berada di kelas Cahya

Guru tersebut pun hanya bisa geleng geleng kepala melihat kelakuan anak muridnya.

"Oke, saya akhiri. Selamat Sore"

"Soreeee buuuu" ujar siswa serentak dan bersemangat.

Setelah itu guru tersebut keluar dari kelas dan tak lama siswa di kelas itu pun ikut keluar dari kelas.

"Lo pulang sama siapa ca?" Tanya Dita pada Cahya yang masih asik mengemasi barangnya.

"Gue udah pesen taksi online kok" jawab Cahya.

"Oh, ogheeyy" ucap Dita lalu keduanya berjalan beriringan.

"Hey!" Panggil seseorang dari belakang.

Cahya dan Dita pun sama sama menoleh dan mendapati seorang gadis cantik dengan rambut yang di gerai indah.

"Rere?" Ucap Dita

"Hai Dita! Kamu...pasti Cahya!" Ujar Rere disertai senyuman.

"Boleh jalan bareng sampe depan gak?" Tanya Rere.

"Boleh kok" jawab Cahya dan Dita berbarengan.

"Beneran? Yeyy! Akhirnya dapet temen" ucap Rere senang.

"Yaudah yuk"

Mereka bertiga pun berjalan beriringan menuju depan gerbang.

"Duluan ya guyys" pamit Rere yang ternyata telah di jemput oleh supirnya.

Cahya dan dita hanya mengangguk dan melambaikan tangannya. Tak lama taksi online pesanan Cahya datang bersamaan dengan sopir pribadi Dita.

"Bye dit"

"Bye ca"

***

Saat ini Cahya sedang bersiap untuk pergi ke kafe yang dimaksud oleh Ricky tadi pagi. Cahya kali ini menggukanakan atasan berbahan sweter dan juga rok di atas lutut serta rambut yang tergerai.

"Sekali kali pake rok yakan?" Pikir Cahya lalu mengambil tas selempang dan memasukkan uang serta handphone nya.

Kafe xx

"Halo"

"Halo ca, udah sampe mana?"

"Gue udah mau masuk nih"

"Oh, lo bisa gak cari tempat duduk di pojok terus deket panggung?"

"Hmm...gue usahain ya"

"Oke"

Cahya pun memasuki kafe tersebut dan mencari meja dengan letak poisisi yang telah di tentukan Ricky.

Setelah duduk, tiba tiba terdapat suara dari atas panggung yang membuat para pengunjung kafe menoleh pada sumber suara tersebut.

"Halo semua, selamat sore" sapa seseorang dari atas panggung.

Para pengunjung pun sontak menoleh dan banyak yang tiba tiba mengagumi sosok yang sedang duduk di kursi atas panggung.

Begitupun dengan Cahya yang membelalak terkejut saat melihat sesorang yang kini menatap nya intens di atas panggung.

"Maaf sebelumnya jika mengganggu. Disini saya ingin menyanyikan sebuah lagu untuk sesorang yang kini sedang menatap saya dengan terkejut" ucap orang tersebut.

"Sebelum nya, perkenal kan nama saya Ricky. Dan sekedar informasi, jika saya selesai menyanyi harap para mbak mbak yang duduk bergerombol tidak baper~" ucap seseorang tersebut yang tak lain adalah Ricky.

"Ekhem"

Bulan terdampar di pelataran
Hati yang temaram
Matamu juga mata-mataku
Ada hasrat yang mungkin terlarang

Satu kata yang sulit terucap
Hingga batinku tersiksa
Tuhan, tolong aku jelaskanlah
Perasaanku berubah jadi cinta

Tak bisa hatiku menafikan cinta
Karena cinta tersirat bukan tersurat
Meski bibirku terus berkata tidak
Mataku terus pancarkan sinarnya

Kudapati diri makin tersesat
Saat kita bersama
Desah napas yang tak bisa dusta
Persahabatan berubah jadi cinta

Satu kata yang sulit terucap
Hingga batinku tersiksa
Tuhan, tolong aku jelaskanlah
Perasaanku berubah jadi cinta

Tak bisa hatiku menafikan cinta
Karena cinta tersirat bukan tersurat
Meski bibirku terus berkata tidak
Mataku terus pancarkan sinarnya

Apa yang kita kini tengah rasakan
Mengapa tak kita coba persatukan
Mungkin cobaan untuk persahabatan
Atau mungkin sebuah takdir Tuhan

Tak bisa hatiku menafikan cinta
Karena cinta tersirat bukan tersurat
Meski bibirku terus berkata tidak
Mataku terus pancarkan sinarnya

Apa yang kita kini tengah rasakan
Mengapa tak kita coba persatukan
Mungkin cobaan untuk persahabatan
Atau mungkin sebuah takdir Tuhan

Prok! prok! prok!

"Demi apa suara nya adem banget!"

"Woilah dia nyanyiin siapa sih anjir!"

"Eh! Doi gue kapan bisa kaya dia"

"Fiks bentar lagi gue bakal nge stalk dia!"

"Pertama tama, saya hanya ingin mengucap kan terima kasih atas perhatiannya. Lagu ini saya persembahkan langsung untuk seseorang yang memakai sweter hitam di dekat jendela" ucap Ricky yang membuat banyak pasang mata sontak menoleh pada Cahya.

"Cantik ya"

"Pantes, cantik banget sih"

"Wih mulus uyy"

"Apalah gue yang kentank"

"Tuker tempat yok mbak!"

"Cahya! Mungkin gue emang bukan orang romantis, tapi seenggak nya gue bukan tipe orang yang suka nyakitin cewek. So, will you be my girl friend?" Ujar Ricky dengan sedikit berteriak.

"Terima..."

"Terima..."

"Terima..."

Ricky pun turun dari panggung dan menghampiri meja Cahya.

"Jadi jawabannya apa?" Tanya Ricky sambil menggenggam tangan Cahya dan menatap lekat wajah Cahya.

Namun, saat Cahya hendak membuka suara nya, tiba tiba datang seseorang yang langsung melepas genggaman tangan Ricky dan Cahya. Bukan hanya melepasnya dengan kasar, seseorang tersebut pun tak segan untuk menonjok Ricky dengan brutal hingga beberapa pengunjung kafe histeris tak terkecuali Cahya.

Prob. 23 Dec 2020

Obsesion With You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang