Happy Reading♡.
"Ratu!" Panggil Raja yang sontak membuat sang empu menoleh dengan tatapan terkejut. Sedangkan orang disekitar mereka ada yang menatap bingung, aneh dan juga sinis.
Karna tak ingin menjadi tontonan, Cahya pun menghampiri Raja dan menyeret pria tersebut menjauhi area sekolah.
"Ngapain kesini?" Tanya Cahya setelah melepas tangan Raja.
"Ya...mau ketemu kamu lah!" Jawab Raja enteng.
"Ya tapi kenapa harus ke sekolah? Nanti klo banyak yang ngira gue pacaran sama om om gimana?" Tanya Cahya yang kini menggunakan kosa kata lo-gue.
"Ya gapapa dong, dulu kamu biasa aja tuh pas kita lagi berdua dikira adek kakak." Jawab Raja dengan santainya.
"Itu dulu, tolong bedain dong! Sekarang status kita udah beda!" Ujar Cahya tegas.
Mendengar penuturan yang keluar dari mulut Cahya sontak membuat Raja emosi.
"Ya terus kalau emang beda kenapa?" Tanya Raja menantang.
"Ya harus nya lo sadar dong!" Bentak Cahya dengan suara rendah.
"Udah mulai berani, hm?" Tanya Raja dengan suara serak dan di sertai seringaian.
Reflek Cahya memundurkan badannya saat mendengar nada suara Raja yang aneh, apalagi kini mereka berdua berada di tempat yang lumayan sepi.
"Kenapa mundur?" Tanya Raja yang ikut memajukan badannya.
"Jangan mendekat!" Peringat Cahya.
Raja pun seakan tuli dan makin mendekatkan badannya ke arah Cahya hingga jarak mereka hanya kurang dari satu meter. Bahkan jarak wajah mereka sudah semakin dekat.
Sedangkan Cahya di buat deg deg an dengan situasi seperti ini. Karna Raja semakin mendekat, Cahya pun menutup matanya serapat mungkun hinggat tiba tiba terdengar suara tawa seseorang yang membuat Cahya membuka kembali mata nya.
"Hahaha," tawa Raja.
Mendengar tawa Raja, sontak membuat Cahya emosi dan memukul badan Raja dengan tas nya.
Bhuk!
"Aww," ringis Raja setelah tas tersebut mengenai perutnya.
"Rasain!" Ledek Cahya dan hendak melangkahkan kaki nya menuju sekolah nya lagi untuk mengambil motor nya.
Grep...
"Maaf" gumam Raja saat memeluk Cahya dari belakang.
"Lepas!" Desis Ratu yang mencoba melepas pelukan Raja.
"Gak!" Tolak Raja yang malah semakin mengeratkan pelukannya, bahkan sekarang Raja menyenderkan kepalanya di pundak Ratu.
"Lepas!" Bentak Ratu lalu memberontak hingga dengan terpaksa Raja melepaskan pelukannya.
"Ternyata selain bisa nyakitin, lo juga bisa orang emosi ya! Setelah ini gue harap kita gak ketemu lagi!" Ujar Cahya muka yang memerah menahan amarah. Tangan nya pun kini terkepal untuk menahan emosi.
"Mungkin sekarang kamu bisa bilang begitu. Tapi lihat saja nanti." Ucap Raja di sertai seringai licik nya lalu pergi meninggalkan Cahya yang masih diam di tempat.
Cahya hanya diam tanpa menjawab atau memberikan reaksi apa pun karna ia kini sedang ketakutan. Iya, Cahya takut jika suatu saat nanti ia akan kembali luluh dengan Raja. Karna Cahya tau, jika Raja akan melakukan apa pun untuk mendapat apa yang ia mau.
"Andai dulu kakak gak pernah nyakitin aku, mungkin kita masih bisa tertawa bersama hingga saat ini," batin Cahya dan tersenyum miris, dan tanpa Cahya sendiri satu bulir air mata telah turun darikelopak matanya.
***
"Arrrgghh"
Setelah meninggalkan Cahya tadi, Raja langsung masuk ke dalam mobil nya dan melampiaskan emosinya di sana.
"Lihat saja nanti, aku akan membuat mu kembali kepelukanku." Gumam Raja sambil tersenyum licik.
Raja pun mulai menjalankam mobil nya menjauhi area sekolah Cahya dan mengemudikannya menuju kantor nya.
"Brak!"
Raja pun menutup pintu mobil nya dengan kasar dan berjalan memasuki kantor nya dengan muka datar dan tatapan mata yang tajam.
Baru saja memasuki kantor nya, Raja di sambut dengan ramai nya kondisi kantor karna jam pulang kantor sudah dekat. Karna mood nya kurang baik, Raja pun tiba tiba berteriak hingga membuat orang kantor kaget dan reflek diam.
"Diamm!!" Teriak Raja menggelegar.
"Mentang mentang saya gak ada di kantor, kalian seenak nya? Begitu?" Tanya Raja dengan mata tajam yang melihat sekeliling dengan pandangan mengintimidasi.
Para karyawan yang mendengar pertanyaan Raja pun sontak menggelengkan kepalanya dan menundukkan kepalanya.
"Kalian bisu? Kenapa gak jawab?" Tanya Raja membentak.
"Tidak pak!" Jawab para karyawan dengan kompak.
"Jangan berisik! Kerjakan tugas kalian. Jam pulang masih 15 menit lagi." Ujar Raja lalu melangkah kan kaki nya menuju ruangannya di lantai paling atas.
Begitu sampai di ruang nya, Raja dapat melihat bahwa Zio yang sedang menggantikannya dengan setumpuk kertas yang entah apa fungsinya.
"Hufft..." Raja menghela nafasnya saat sudah duduk di sofa ruangannya.
"Gimana?" Tanya Zio saat melihat raut lesu sahabatnya.
"Kaya nya dia benci gue deh." Jawab Raja dengan pandangan kosong.
"Jangan pesimis bro!" Ujar Zio menyemangati.
"Ngapain pesimis klo nyata nya gue bisa dapetin apa yang gue mau." Ucap Raja yang membuat Zio geleng geleng kepala. Nyata nya Raja adalah tipe orang dimana jika ia menginginkan suatu hal maka ia harus mendapatkannya.
"Gue nasihatin lo biar lo sadar ja, bukan biar lo jadi makin ter obsesi gini." Ucap Zio frustasi.
"Ini hidup gue! Dan yang ngejalanin adalah gue! Jadi lo gak berhak ikut campur!" Ucap Raja serkas lalu pergi meninggalkan ruangannya.
"Untung gue orang nya gak gampang sakit hati, jadi ucapan lo barusan ya...cuman kaya angin!" Batin Zio lalu membereskan pekerjaannya.
*best comment, pas cerita ini masih jadi cerita dengan sedikit pemimat :)*
Prob. 20 Dec 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesion With You [Completed]
General Fiction"Tolong izinkan aku memilikimu kembali Ratu," mohon Raja sambil menggenggam tangan Ratu. "Lepas Kak! Kau sudah menjadi masa lalu ku dan tidak seharusnya kau kembali padaku!" Tegas Ratu yang berusaha melepas genggaman tangannya pada Raja. "Bukan k...