"Ternyata takdir sudah menentukan jalan agar kita bertemu!"
_________________________________Seperti pada umumnya, setelah ujian semester biasanya sekolah akan memberikan libur pada muridnya entah itu seminggu atau dua minggu.
Liburan semester ini cukup untuk merehatkan pikiran dan otak para murid dengan cara berlibur, sebagai pelarian dari minggu kemarin mereka sudah berhadapan dengan soal dan rumus yang bisa membuat pusing tujuh keliling.
Sama hal nya dengan Silma, gadis itu juga tengah menikmati hari libur nya. Dengan berdiam diri di kamar, atau sesekali pergi keluar bersama Darega. Zeva tengah berlibur ke Bali bersama keluarga nya. Pasti menyenangkan.
Silma juga ingin begitu, tapi sayang nya kedua orang tuanya belum juga kembali ke Indonesia, entah kenapa. Dia ingin sekali ke Amerika, Silma ingin bertemu nenek nya walau kata Mama nenek nya itu Jahat. Silma memang belum pernah ke Amerika.
Apa yang di lakukan mereka satu bulan ini sampai melupakan ku? pikir Silma.
Gadis itu melirik ke arah ponsel nya, sedari tadi Silma memang sedang menunggu balasan pesan dari Darega. Terakhir cowo itu menghubungi Silma, menanyakan apa sudah sarapan. Saat di balas, cowo itu malah sudah offline.
"Ega kemana sih? Sibuk banget kayanya." gumam Silma.
Berusaha menghubungi sekali lagi, tapi nomor lelaki itu tidak aktip. Hanya suara operator yang terdengar. Silma menghembuskan nafasnya, mencoba berpikir positif mana tahu Darega memang sedang sibuk.
"Aku jalan-jalan di komplek aja kali ya?" Gadis itu bangkit, menyimpan ponsel nya di saku. Lalu berjalan keluar kamar, Silma sudah bosan berdiam diri di rumah. Tadi nya dia ingin mengajak Darega keluar, tapi seperti nya Darega sedang ada urusan. Silma tak boleh egois.
"Mau kemana nona?"
Jangan sangka, Silma sudah terbebas dari tiga orang pria suruhan papah nya. Mereka masih tetap menjaga rumah nya, hanya saja mereka sedikit aneh. Mereka bertiga sama sekali tidak mempermasalah kan tentang Silma yang tiap kali pulang pergi bersama Darega.
"Aku mau jalan-jalan sekitar komplek," ucap Silma, lagian Silma juga hanya memakai baju tidur bergambar spongebob. Dan rambut yang di ikat asal.
"Sama siapa?" tanya Zei.
"Sendiri, aku hanya ingin sendiri!" tegas Silma, saat Zei hendak bersuara.
Silma berjalan menelusuri taman yang dekat dengan rumah nya, sore-sore begini anak-anak komplek ramai bermain. Mata Silma menangkap seorang gadis dengan kursi rodanya tengah diam di bawah pohon seri, memerhatikan anak-anak yang berlari kesana-kemari.
Rasanya, baru kali ini Silma melihat gadis itu. Kakinya melangkah mendekati gadis yang menatap sendu sekitaran.
"Hai!" sapa Silma tersenyum ramah.
Gadis itu hanya menoleh sejenak dengan raut datar nya.
"Aku boleh duduk di sini?" tanya Silma menunjuk bangku panjang di samping kursi roda gadis itu.
Silma mengernyit saat gadis itu menatap nya intens. "Silahkan! Aku gak punya hak untuk melarangmu!" ujar nya dingin.
Silma mengangguk, lalu duduk sambil menatap gadis tadi yang terus memerhatikan anak-anak bermain. "Kamu warga baru ya? Aku baru melihat mu,"
"Ya," timpal nya singkat.
"Aku Silma." papar Silma menyodorkan tangan dengan senyum lebar nya.
Gadis itu hanya menoleh singkat, "Aiswa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Takdir [Tamat]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] ------ "Gak semua cowok brengsek seperti yang Lo takutin!" Akibat permintaan dari gurunya yang mengakibatkan mereka jadi dekat. Baru saja ia bisa merasakan bahagianya Cinta. Namun, takdir mengubah semuanya. Ya, karena t...