"Bolehkah, aku menawar pada Tuhan. Aku ingin bisa hidup lebih lama lagi dengan nya, demi bisa melihatnya terus tersenyum seperti ini"-Darega Agustio Nugraha
_______________________________________
"Bertahanlah Darega, Silma butuh kamu... " Kini Silma tak akan lagi mengelak, ia tak akan menutupi rasa sukanya pada Darega. Silma akui dirinya mencintai lelaki ini, dia tidak mau kehilangan sosok Darega dihidupnya.
Merasa elusan lembut di rambutnya membuat Silma mengernyit, gadis itu lalu mendongak. Menatap Darega yang tengah tersenyum samar, apa ini mimpi?
Tapi sentuhan tangan lelaki itu yang mengusap air matanya sangat terasa nyata, barulah Silma percaya saat lelaki itu mengeluarkan suaranya dengan parau, "Gue akan selalu ada untuk lo, tenang aja."
Bukannya berhenti menangis, Silma malah semakin histeris. Sungguh dia sangat bahagia sekarang. Tapi Silma dengan cepat mengusap air matanya, saat mendengar ringisan dari mulut Darega.
Silma bergerak cepat membantu Darega mendudukan dirinya, tampaknya Ega sangat susah untuk bergerak.
Setelah merasa cowok itu sudah duduk dengan baik, Silma pun menatap Darega hangat, "Mau minum?"
Tanpa menunggu jawaban dari lelaki itu, Silma pun berinisiatif sendiri mengambil air minum yang sudah di simpan di atas nakas. Lalu menyerahkannya pada Darega, yang juga diterima dengan baik oleh lelaki itu. Karena sejujurnya Darega sangat merasa kehausan.
Meletakan gelasnya, Darega pun terkekeh lirih melihat Silma yang masih terus menangis. Walaupun terasa masih sakit saat ia terkekeh, "Kenapa masih nangis sih?" Darega kembali mengusap lembut air mata Silma, "Kan udah bangun niih."
Silma mengeleng, tangannya terangkat mengusap air matanya sendiri.
Bibir gadis itu menyungging senyum saat Darega merentangkan tangannya, "Mau peluk?" ucap Darega.
Tanpa pikir panjang lagi, Silma langsung memeluk lelaki ini erat seakan tak mau Dareganya hilang, "Aku gak mau lihat kamu kaya kemarin lagi," lirih Silma.
"A-aku takut banget pas denger kamu koma Darega."
Darega tersenyum di balik punggung Silma, cowo itu mengusap punggung Silma. Tapi perkataan Silma selanjutnya membuat cowo itu menegang.
"Aku gak mau kamu sakit," lanjut Silma.
Darega melepas pelukannya, beralih menatap mata gadis itu sendu, "Kamu tahu?"
"Iya, aku denger dari dokter.. " Silma menggantungkan kalimatnya untuk menghirup nafas, sejenak dia heran dengan sikap Darega, cowok itu kini memalingkan wajahnya bahkan tangan Darega sudah tidak lagi mengenggam Silma.
Ega kira Silma sudah tahu mengenai penyakitnya, rasa kecewa menghampirinya karena berpikir jika tangisan Silma hanya semata kasihan padanya. Tapi mendengar penjelasan gadis itu, ia merasa lega, ternyata itu cuma sebatas perkiraan negatifnya.
"Kamu koma, bahkan nyaris detak jantung kamu terhenti. Aku takut kehilangan kamu Ga, aku gak mau lihat kamu kesakitan." Darega merubah pandangannya jadi menghangat, cowok itu menangkup wajah Silma seraya tersenyum.
"Hey, lihat aku. Aku akan selalu ada di samping kamu, aku gak janji." Darega mengenggam erat tangan Silma, "Tapi, aku akan berusaha untuk selalu ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Takdir [Tamat]
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] ------ "Gak semua cowok brengsek seperti yang Lo takutin!" Akibat permintaan dari gurunya yang mengakibatkan mereka jadi dekat. Baru saja ia bisa merasakan bahagianya Cinta. Namun, takdir mengubah semuanya. Ya, karena t...