PART 48 : Rencana gila Reynald

117 9 1
                                    

Selamat membaca♡

~•~

"Semesta memang selalu mengajak bercanda, Membuat mu dewasa sejak dini, agar kamu bisa mengatasi masalah yang berulang kali singgah dalam hidupmu."

_________________________

"DASARR ANAK KURANG AJAR KAMU!!"

PLAKK!!

Silma menoleh ke arah sumber suara,  setelah pulang dari rumah Aiswa. Niatnya dia ingin membeli cemilan ke mini market Indojuni yang dekat dengan komplek rumah nya.

Saat hendak masuk ke Indojuni, Silma menghentikan langkah nya melihat kerumunan orang. Mata nya menyipit saat melihat seorang pemuda yang kini tengah berdebat dengan pria paruh baya, yang ia tebak itu adalah papah nya.

Pria paruh baya itu pergi setelah mengucap sesuatu, lalu meninggalkan lelaki tadi. Dari balik punggung nya, Silma seperti tak asing dengan pemuda tadi.

Silma berjalan pelan menghampiri pemuda, yang kini terduduk frustasi di pinggir trotoar.

"Silma?" Kaget pemuda itu saat Silma menepuk bahunya.

"A-aditya?" Silma juga sama kagetnya. Ternyata pemuda tadi adalah Aditya, berarti pria paruh baya yang baru saja pergi adalah Ayah dari Aditya. Yang menjadi herannya, Aditya adalah cowo yang selalu ceria dan Rapi. Tapi, malam ini cowo itu jauh dari kata Rapi, bahkan ceria.

Penampilannya berantakan, raut wajah nya juga terlihat frustasi dan sedih. "Kamu lagi apa di sini?" tanya Silma.

Aditya berusaha menyunginggkan senyumnya, "Eh, gak papa cuma duduk aja." Aditya bangkit, menghentikan taksi yang lewat depan mereka berdua. "Gue duluan ya, Sil. Lo cepet pulang nanti si Darega khawatir lagi." Cowok itu terkekeh sebelum masuk ke dalam taksi.

Bukan hal yang baik-baik saja, di bentak sang Papa di depan umum. Silma menghelas nafas, kembali pada tujuan awal nya. Ia akan menceritakan ini pada Darega nanti.

Setelah mendapatkan apa yang di inginkan, Silma bergegas pulang. Karena hari pun sudah hampir gelap.


---

Darega masih saja merenung di kamar Reynald, mengusap kasar wajahnya berkali-kali.

"Jadi gimana? Lo mau temuin Beby?" tanya Reynald.

Darega menoleh pada Reynald, "Gue mau hubungi Silma dulu."

Saat akan meraih ponsel untuk menghubungi Silma, sebuah tangan merampas ponselnya dengan kasar.

"Ponsel mu saya sita, sampai makan malam selesai!"

Darega berdiri, menatap nyalang pada Tio yang tiba-tiba sudah berdiri di depannya dengan datar.

"Om apa-apaan?!"

"Papi!" sentak Reynald ikut berdiri.

"Kamu harus fokus pada perjodohanmu!" seru Tio sebelum pergi keluar dari kamar putranya.

Darega menyugar rambutnya kebelakang. Dia sudah bingung, dan Papi tirinya menambah kekesalannya. "Arghhh!"

"Darega, emm maafin Papi gue ya."

Pemuda itu menoleh pada Reynald yang sekarang menatap bersalah padanya. Darega tersenyum tipis, menepuk pundak Reynald. "Sans, gue gak papa,"

"Atau lo pake dulu aja nih, ponsel gue buat ngehubungin Silma." Reynald mengeluarkan ponselnya dari saku, "Gue juga mau kok nganterin lo ketemu sama Beby."

Karena Takdir [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang