Part 26|Kecupan Penyembuh

199 19 0
                                    


"Tentang dia, yang mulai hadir di kala lara."


Aditya Baihaqi on Mulmed
___________________________

Sebelumnya tidak ada mau menemani Silma di kala terluka, bukan tidak ada tapi Silma yang hanya ingin sendiri. Tapi kali ini tidak, dia bersama Darega-- orang yang tak terkira akan peduli padanya.

"Ini yang terakhir gue lihat tangan lo luka, gue gak mau lagi lihat sayatan di tangan lo!" bisiknya pelan.

Silma mengangguk sambil melepas lengan Darega di pinggangnya, tanpa Darega bilang pun Silma tak akan mengulang lagi, ia juga menyesal pernah melakukan hal gila itu.

Darega mengurai pelukannya, cowok itu menatap manik mata coklat gelap gadis di depannya.

"Gue tahu lo tuh aneh, tapi penampilan lo kali ini lebih aneh, tuh kenapa pake masker." Darega menunjuk wajah Silma dengan dagunya.

Silma terdiam, bingung ingin mengatakan apa, dirinya masih belum berani terbuka dengan orang lain.

Darega yang tak kunjung mendapat tanggapan dari Silma, menarik masker yang menutupi setengah wajah Silma.

Darega menatap datar Silma yang menunduk, tangan cowok itu menyentuh pipi Silma yang terdapat sayatan, membuat cewe itu meringis tertahan.

"Kalo ada masalah lo bisa cerita sama Zeva, atau pun gue. Bukan ngelakuin hal bodoh ini yang akan buat lo sakit!" ujar Darega dingin.

Pemuda itu mendekatkan wajahnya ke arah Silma, mengangkat dagu Silma agar menatapnya.

Sedangkan Silma menutup rapat kedua bola matanya merasa terpaan nafas lelaki itu yang berjarak dekat dengannya.

Cup.

Silma tertegun saat benda kenyal nan lembap itu mengecup pipinya yang terluka, ia menatap Darega tak percaya yang hanya dibalas senyuman satu garis lelaki itu.

Demi apapun, jantung Silma meloncat ingin keluar, oke ini lebay.

Darega mengusap lembut bekas kecupannya, "Bentar lagi sembuh," katanya dengan nada geli.

"Astagfirullah, gak liat gue gak liat!" pekik Aditya seraya menutup kedua mata Julian dengan tangannya.

"Lepasin tangan lo anjir," cetus Julian seraya menghempas tangan Adit.

Mendengar suara teman-temannya, Darega dan Silma refleks menjauhkan tubuhnya masing-masing, dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, macam orang salah tingkah.

Silma menunduk dan meremas jemari tangannya, tak berani menatap mereka.

"Wahh Ga, lu Pisicopet ya?" pekik Adit saat melihat pipi Silma yang terdapat sayatan yabg cukup panjang, lukanya masih lembap pasti sakit sekali.

"Kanibal bego!" sewot Julian.

Darega menatap datar keduanya, "Pshycopat, tolol!" timpalnya dengan nada dingin, lalu melenggang pergi.

Julian menoyor kepala Aditya, "Pisikopat, bego banget sih lo gak tau!"

Aditya mendelik tajam tak terima, dia menatap Silma yang menunduk, "Eh Silma, lo beneran gak di beset kan sama si Ega?"

Silma bergerak gelisah, dia membenarkan letak maskernya dan kacamatanya, "A-aku duluan ya!" tandas Silma, lalu melenggang pergi.

Adit dan Julian menatap punggung Silma sampai gadis itu tenggelam di balik pintu rooftop.

"Cielah pada salting gitu," cibir Aditya, dia berdecak, "Gak nyangka gue si Ega udah berani cipokkan,"

"Iye, kek lo!" ujar Julian, lalu cowo itu berjalan meninggalkan Adit yang masih berdiri di tempat, "Lo kan jagonya tuh nelen bibir."

Karena Takdir [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang