Part 31|Perdebatan

186 14 0
                                    


"Seberat apapun masalah yang kamu lalui, tersenyumlah. Akan selalu ada kisah manis dari sebuah cerita."

-----------

"LEPASIN! LEPASIN AKU!!" Tangan Darega mengepal emosi melihat Silma yang dicengkram oleh kedua anak buah Adefta.

Dengan air mata yang terus turun, Silma menatap Darega penuh permohonan, berharap lelaki itu dapat menolongnya, "TOLONG AKU DAREGA!!" teriaknya histeris sambil memberontak dari cekalan dua pria ini.

Melihat air mata yang turun dari mata indah itu tanpa bisa dicegah rahang Darega mengeras hingga urat lehernya tercetak jelas, "Lepasin dia Bang!" desisnya pelan, masih menahan emosi.

Adefta tersenyum sinis melihat pancingannya berhasil, ia berjalan menarik Silma dari anak buahnya. Dan memeluk pinggang gadis itu di depan Darega, dengan maksud membuatnya cemburu. "Cantik ya Ga? Mirip sama dia, kayaknya seru nih kalau dia jadi objek balas dendam gue ke lo."

Darega menatap tajam, "Jangan gila bang! Masalah kita udah selesai!" Tangannya bergerak meraih lengan Silma, tapi tidak semudah itu karena Adefta dengan cepat menjauhkannya. Silma sendiri hanya bisa terdiam menangis, menahan ringisan saat Adefta mencengkram punggangnya begitu kuat.

"Lo emang lelaki gak tahu diri Ga! Lo gak pantas dicintai!" desis Adefta emosi, dengan sekali hentakan tubuh Silma sudah menempel dengan tubuhnya, dengan bajingannya Adefta mencium paksa Silma di depan Darega yang sontak membola kaget.

Melihat Silma diperlakukan seperti itu, Darega tidak bisa tinggal diam, apalagi melihat Silma yang menangis sesegukan. Ini tidak bisa di biarkan, Darega tak bisa terus seperti ini melihat Silma dilecehkan di depan matanya. Apalagi Adefta mencium Silma dengan kasar hingga bibir cewek itu berdarah, bisa kalian tebak bagaimana keadaan Silma sekarang.

Pemuda itu menarik kerah baju belakang Adefta, lalu kembali melayang kan pukulan di dada Adefta, membuat Adefta terbatuk.

Bugh!!

Bugh!!

"Bajingan lo!" teriak Darega murka, sambil menahan tubuh Silma yang hampir terjatuh.

Adefta tersenyuk smirk, menepuk dadanya, "Yah, cewek lo udah gue icipin Ga," tuturnya polos, hingga berhasil membangkitkan emosi Darega. Darega kembali melayangkan pukulannya, namun Adefta dengan sigap menangkis tangan Darega.

"Gak enak bibir cewek lo! Bau darah!" decih Adefta, ia mengalihkan tatapannya pada orang yang ada di belakang Darega, "Ini anak buah lo? Cih, apaan masa mau berantem pake sarung? Liat ini lagi pake kolor?" Adefta menunjuk Julian dan Aditya, mengejek yang disambut gelak tawa oleh anak geng LIONS.

"Lo bawa anak geng motor apa marbot masjid?" ejek salah satu anak LIONS seraya tertawa keras.

Aditya maju dengan emosi, "Alah bacot anying! Gak papa dibilang marbot masjid, gue anak sholeh dari pada lo pada titisan setan semua!"

"Maklum Dit, kitamah suci gak kenal kaum murtado kaya mereka," timpal Julian songong.

Anak-anak LIONS tertawa keras, "Apa guys katanya? suci? Pantat bayi kali akh!"

Celetukan mereka sukses membuat emosi anak CYBER meningkat dan menyebabkan kedua geng itu saling menyerang.

"Aduh cungur sia eta nya!" seru Ucup sambil memukul wajah si lawan.

Karena Takdir [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang