Part 16|Ibaratnya Sebuah Tisu

228 22 2
                                    


"Ibaratnya aku ini tisu, yang kamu cari saat kamu butuh, dan di buang saat kamu sudah tak membutuhkannya lagi."

-Silma amoura Z

____________________________________

REVISI!

°°°°°

Ini gila!

Silma bisa gila jika terlalu lama berdekatan dengan Darega, jantungnya bisa berdetak kencang seperti ini. Memang Darega tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

Pipinya kembali merona mengingat kejadian tadi, seumur-umur baru kali ini ada yang mencubit pipinya dengan gemas seperti itu. Darega adalah lelaki pertama yang berani bersentuhan fisik dengannya, Silma tidak merasa takut atau pusing segala macam jika berdekatan dengan lelaki itu.

Terlalu masuk ke dalam apa yang dipikirannya, tak sadar Silma menabrak seseorang, dahinya terbentur dengan dada keras orang di depannya. Silma menghela nafas, bagaimana jika yang ia tabrak adalah kakak kelasnya yang sering membully Silma?

Gadis itu mendongak dengan takut-takut.

"Kamu kenapa?"

Silma menghembus lega, saat orang yang ia tabrak ternyata adalah Daniel. Mungkin Daniel akan menjadi lelaki kedua yang membuatnya nyaman setelah Darega.

"Gak papa kok,"  jawab Silma cepat.

Daniel mengernyit, dia meneliti wajah Silma yang terlihat memerah. "Muka kamu kenapa merah gitu? Alergi?" terka Daniel santai.

Silma melotot, tangannya bergerak memukul pundak Daniel, "Enak aja!"

"Bukanlah!" sewot Silma.

Daniel terkekeh, "Yaa sorry, kamu gak istirahat?"

Silma memilin tangannya, "Udah ta-"

"DANIELLL!!"

ucapan Silma terpotong saat mendengar teriakan di belakang Daniel, keduanya menoleh menatap seorang cowok yang berlari ke arah mereka.

"Ehh, gue ke kantin duluan ya!" Daniel menepuk pundaknya dua kali sebelum berlari menarik temannya pergi.

Silma mengendikkan bahu, dan memilih melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Seperti biasa, Silma akan selalu menunduk di saat orang-orang mencacinya.

Apa aku sehina itu, sampai semuanya benci sama aku?

Byurr..

Silma memejamkan mata merasakan air yang jatuh membasahi tubuhnya, tangannya mengepal kuat mendengar sorakan tawa mengejek dari semua orang.

"LIHAT INI YANG KATANYA TEMAN? KALIAN TAHU? SI CUPU INI UDAH NGEREBUT DAREGA DARI DINDA!" teriak Winda membuat semua orang kini berbisik bisik.

Silma membuka matanya, melihat Dinda dan Winda didepannya yang tersenyum puas dengan keadaannya.

" iyuh, gak tau diri banget itu si cupu,"

Karena Takdir [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang